Advertorial
Manifesto 2035, 'Gelombang Kejut' Xi Jinping Demi Jadi Mao Zedong 2.0, Memimpin China Seumur Hidup, Ini Isinya
Intisari-online.com -Obsesi Xi Jinping demi memajukan China dan menjadikan negaranya menjadi negara adidaya mengalahkan AS sepertinya sudah benar-benar direncanakan dengan matang.
Namun Xi Jinping tidak hanya terobsesi akan hal itu.
Rupanya, bersamaan dengan visi 'Chinese Dream' miliknya, ia juga ingin menjadi Presiden seumur hidup China.
Bisa jadi, ia ingin menjadi Mao Zedong versi 2.0.
Mengutip Nikkei Asian Review, akhir bulan lalu, Partai Komunis China umumkan mereka akan lakukan rapat pemangku kebijakan pada Oktober mendatang.
"Sesi pleno kelima dari Komite Pusat ke-19 dari Partai Komunis China akan diadakan di Beijing Oktober mendatang," ditulis Xinhua.
Para partisipan yang menghadiri akan mengulas proposal rencana lima tahun mendatang yaitu dari tahun 2021 sampai 2025.
Serta, mengulas target masa depan untuk 2035, seperti tertuang di Xinhua.
Pernyataan kedua sangatlah mengejutkan, karena berarti Xi Jinping sangat percaya diri ia masih akan memerintah sampai 2035 mendatang.
Tentunya bagi yang menyadari dan pemerhati China, kode itu tidak dapat diabaikan begitu saja.
"Presiden Xi Jinping sangat berniat untuk berada di posisinya dalam waktu yang lama," ujar salah seorang cendekiawan politik.
"Ini tentunya adalah efek manifesto untuk 15 tahun mendatang."
Sembari China telah memodernisasi apapun selama ini, mereka masih menjaga warisan rencana ekonomi era sosialis.
Termasuk di dalamnya formulasi rencana lima tahun.
Sehingga, keputusan untuk mendiskusikan rencana baru 5 tahun mendatang bukanlah sebuah kejutan.
Namun rencana untuk 10 tahun setelah itu sampai 2035, tidak pernah ada sebelumnya, membuat banyak pihak khawatir.
Masa depan yang tidak pasti
Pandemi Covid-19 telah membuat dunia berubah menjadi bahkan untuk memprediksi masa depan untuk setahun ke depan sangatlah tidak pasti.
Oleh karena itu, melihat 15 tahun ke depan bahkan sudah merencanakannya adalah visi yang terlalu jauh, bahkan untuk China yang terbiasa berpikir strategi.
Perencanaan 15 tahun ke depan setara dengan perencanaan ekonomi 5 tahun mendatang 3 kali berturut-turut selama 1 kali perencanaan.
Entah Xi Jinping terlalu percaya diri layaknya Vladimir Putin yang resmi memimpin sampai 2036 mendatang, atau ia memiliki niat politik sendiri, tentunya veteran pejabat partai akan segera sadar apa yang Xi Jinping niatkan.
Salah seorang pakar politik segera bereaksi terhadap rencana sampai 2035 tersebut dengan mengutip pernyataan Zhuge Liang, ahli strategi dari periode Tiga Kerajaan: "terus berusaha sampai hari kematian".
Slogan itu sering dipakai oleh top birokrat untuk mengekspresikan penyelesaiannya saat Zhuge berangkat perang.
Sepertinya itu pujian bagi rencana jangka panjang Xi, tapi kenyataannya pakar itu menyindir Xi Jinping dengan gaya khas China.
Ia mereferensikan Mao Zedong, bapak pendiri "China baru" yang memimpin China sampai ia meninggal di usia 82 tahun.
Sedangkan untuk Xi Jinping, yang lahir tahun 1953, di tahun 2035 mendatang ia juga akan berumur 82 tahun.
Mao dulunya adalah "pemimpin abadi" di Partai Komunis. Xi sepertinya membandingkan dan ingin menjadi sosok seperti Mao, dan berusaha menjadi pemimpin abadi China yang kedua sampai hari kematiannya.
Sebenarnya tidak semua anggota Partai senang dengan ambisi Xi, tapi bagi yang menolak mosinya tidak dapat berbicara dengan lantang.
Mereka seringnya akan seperti lebah yang berdengung, berputar-putar mencari siapa yang siap disengat.
"China terlalu bergerak sangat cepat sekarang," ujar seorang veteran Partai. Juli kemarin Partai telah memutuskan apa yang akan didiskusikan untuk pertemuan Oktober, paparnya.
Masa depan Era Xi Jinping
Melihat kalender Partai Komunis, musim panas ini akan menjadi waktu penting yang berdampak pada masa depan era Xi Jinping.
Pasalnya, tahun ini juga akan membahas Kongres Nasional partai yang akan diadakan pada tahun 2022 mendatang.
Kongres Nasional akan membahas nama pejabat yang akan dicopot dari jabatannya, dan dari sudut pandang Xi, kemenangan akan muncul bagi yang membuat gerakan pertama.
Sehingga baginya saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mempertahankan diri, terutama dengan ekonomi domestik dipertaruhkan dan hubungan dengan AS sedang genting, Xi tidak akan mampu berargumen jika ia membela dirinya di depan para 'sesepuh' partai.
Jika Xi bisa membuat orang-orang yakin statusnya akan aman, maka ia akan lolos Kongres Nasional tahun 2022, selanjutnya 2027 dan bahkan 2032 mendatang sebagai pemimpin de fakto China.
Semua anggota partai, bahkan walaupun yang bukan berasal dari kelompok Xi, akan menjunjungnya juga.
Namun rencananya sangat berisiko tinggi dan bisa memunculkan musuh baru. Jika sesepuh partai atau musuhnya melihat musim panas ini sebagai kesempatan terakhir mereka untuk menggulingkan Xi Jinping, tentunya mereka akan benar-benar melakukannya.
Dalam sejarah Xi Jinping memimpin, ia sendiri tidak begitu bersih, begitu juga kehidupannya dalam partai.
Xi dulunya adalah pihak offensif di Kongres Nasional terakhir partai tahun 2017 lalu.
Setelah itu, bakal calon pemimpin China, Sun Zhengcai, berhasil dijegal Xi dengan kampanye anti-korupsi Xi Jinping.
Kemudian 5 tahun sejak ia memimpin, pada Kongres Nasional 2017, Xi berhasil menanamkan ideologi epinominya di konstitusi partai.
Selanjutnya beberapa bulan kemudian ia sendiri yang menghapuskan pembatasan jabatan presiden yang hanya boleh menjabat 2 kali masa jabatan 5 tahun.
Apakah manifestonya akan diterima dalam kondisi saat ini? Jawabannya masih tentatif dana akan jelas setelah rapat pleno Oktober mendatang.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini