"Penahanan rumah akan berlaku untuk semua pejabat pelabuhan yang telah menangani urusan penyimpanan amonium nitrat, menjaga dan mengurus dokumennya sejak Juni 2014," katanya.
Sementara, Menteri Ekonomi, Raoul Nehme, mengatakan terjadinya ledakan di pelabuhan yang diduga berasal dari amonium nitrat menunjukkan buruknya manajemen di pelabuhan.
Seperti diberitakan sebelumnya, ledakan besar yang kini menewaskan setidaknya 135 orang dan lebih dari 4.000 orang terluka diduga disebabkan oleh amonium nitrat sebanyak 2.750 ton yang disimpan di gudang pelabuhan sejak 2013.
Kepala Bea Cukai, Badri Daher, mengatakan pihaknya pernah meminta agar bahan itu dimusnahkan, tetapi permintaan itu tidak pernah terealisasi.
"Kami serahkan kepada ahli untuk menentukan alasannya," kata dia.
Kepala Pelabuhan Beirut dan Kepala otoritas Bea Cukai mengatakan kepada media setempat mereka telah menulis surat kepada pengadilan beberapa kali meminta agar bahan kimia itu diekspor atau dijual untuk memastikan keamanan pelabuhan.
Manajer Umum Pelabuhan, Hassan Koraytem, mengatakan kepada OTV mereka telah mengetahui jika bahan itu berbahaya ketika pengadilan pertama kali memerintahkannya disimpan di gudang.
Sementara, Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon telah berjanji mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi tuntutan hukuman maksimal di pengadilan.
Baca Juga: Kemenkes Kritik Tajam 'Obat' Covid-19 Buatan Hadi Pranoto: Cuma Jamu, Hanya untuk Penyakit Komorbid
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR