Advertorial
'Jika Tidak Dipindahkan Itu Akan Meledakkan Seluruh Beirut', Peringatan Datang Enam Bulan Lalu, Mengapa Tetap Terjadi Bencana di Beirut Lebanon?
Intisari-Online.com - Selasa (4/8/2020), terjadi ledakan dahsyat yang mengguncang Beirut, Lebanon.
Ledakan yang terjadi pukul 18.07 waktu setempat itu menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai hampir 4.000 orang lainnya.
Penyelidikan segera dilakukan atas insiden mengerikan itu.
Dugaan awal, sumber ledakan berasal dari ribuan ton amonium nitrat yang tersimpan di sebuah gudang.
Melansir The Sun (6/8/2002), Kini pihak berwenang Lebanon menempatkan pejabat pelabuhan sebagai tahanan rumah dan laporan telah muncul bahwa simpanan bahan peledak itu disita dari seorang pengusaha Rusia misterius.
Namun, di sisi lain pejabat pelabuhan memiliki argumennya sendiri, mereka menuding pemerintah karena mereka mengklaim telah berulang kali memperingatkan pihak berwenang tentang kargo berbahaya di Gudang 12.
Sumber yang dekat dengan investigasi menyalahkan insiden itu pada 'kelambanan dan kelalaian'.
"tidak ada yang dilakukan oleh komite dan hakim yang terlibat dalam mengeluarkan bahan peledak," katanya.
Sebuah foto mengejutkan tampaknya menunjukkan fasilitas penyimpanan yang dikemas dengan buruk dengan satu ton tas bahan peledak, yang diketahui digunakan oleh teroris dalam bom rakitan.
Situs web investigasi Bellingcat menganalisis foto itu dan mengatakan itu tampaknya cocok dengan gudang dermaga yang meledak kemarin.
Wartawan BBC Riam Dalati juga men-tweet salinan foto tersebut, mengatakan bahwa foto tersebut tampaknya menunjukkan para pekerja yang menumpuk amonium nitrat yang diselamatkan di Gudang 12.
'Kargo pembunuh' itu disita pada 2014 dari kapal berbendera Moldova, Rhosus, saat dalam perjalanan dari Batumi di bekas republik Soviet di Georgia ke Mozambik.
Baca Juga: Harus Diketahui oleh Wanita dan Pria, Puncak Kenikmatan Hubungan Intim
Kapal itu berhenti karena 'kerusakan' di Beirut di mana para pelaut terpaksa tetap di kapal untuk memastikan keamanannya.
Para pelaut memprotes Grechushkin, pengusaha Rusia yang mengklaim bahwa dia telah bangkrut dan telah 'meninggalkan kapal'.
Mereka melakukan mogok makan sebelum akhirnya diizinkan pergi ke darat.
Grechushkin dikatakan telah membayar 'hukuman besar' untuk mengangkut kargo tanpa otoritas yang menyebabkan dia bangkrut, kemudian pindah ke Siprus bersama istrinya Irina.
Baik pengusaha maupun keluarganya belum mengomentari ledakan tersebut.
Kapten kapal Rusia Boris Prokoshev, sekarang 70, memperingatkan pada saat itu sifat kargo yang mematikan.
Dia berkata: “Pemilik kapal meninggalkannya dan kami juga ditinggalkan.
"Kami hidup di tong mesiu selama sepuluh bulan tanpa dibayar."
Baca Juga: Kemenkes Kritik Tajam 'Obat' Covid-19 Buatan Hadi Pranoto: Cuma Jamu, Hanya untuk Penyakit Komorbid
Kemarahan memuncak ketika pemerintah Lebanon dan pejabat bea cukai saling menunjuk siapa yang disalahkan atas ledakan dahsyat itu.
Dilaporkan ledakan itu terjadi ketika tukang las yang sembrono menyebabkan kebakaran di Gudang 9 terdekat, yang kemudian menyebar ke Gudang 12 bahan peledak.
Presiden Michel Aoun mengatakan pemerintah bertekad untuk menyelidiki dan mengungkap apa yang terjadi secepat mungkin, untuk meminta pertanggungjawaban dan pihak yang lalai bertanggung jawab.
Sementara kabinet memerintahkan pejabat pelabuhan yang terlibat dalam penyimpanan atau penjagaan material sejak 2014 untuk dijadikan tahanan rumah.
Baca Juga: Akhirnya China Punya Sistem Satelit Navigasi Sendiri untuk Saingi GPS Amerika
Namun, Badri Daher, Direktur Jenderal Bea Cukai Lebanon, mengatakan kepada penyiar LBCI bahwa bea cukai telah mengirimkan enam dokumen ke pengadilan yang memperingatkan bahwa materi tersebut berbahaya.
"Kami meminta agar diekspor kembali tetapi itu tidak terjadi. Kami serahkan kepada para ahli dan mereka yang terkait untuk menentukan alasannya," katanya.
Sumber lain yang dekat dengan seorang karyawan pelabuhan mengatakan sebuah tim yang memeriksa amonium nitrat enam bulan lalu telah memperingatkan tentang potensi ledakan.
"jika tidak dipindahkan itu akan meledakkan seluruh Beirut," katanya.
Baca Juga: Harus Diketahui oleh Wanita dan Pria, Puncak Kenikmatan Hubungan Intim
Dua dokumen mengungkapkan bahwa Bea Cukai Lebanon telah meminta pengadilan pada 2016 dan 2017 untuk meminta 'badan maritim terkait' untuk mengekspor kembali atau menyetujui penjualan amonium nitrat.
Salah satu dokumen mengutip permintaan serupa pada 2014 dan 2015, yang menunjukkan peringatan berulang tentang bahaya diabaikan oleh pihak berwenang.
Namun sayangnya tidak ada tindakan hingga ledakan itu terjadi.
Kini, bantuan internasional sedang dikerahkan di seluruh dunia untuk membantu mendukung para korban dan mencari mereka yang berpotensi masih terjebak di bawah reruntuhan.
Baca Juga: 8 Manfaat Luar Biasa dan Penggunaan Daun Salam yang Perlu Diketahui
(*)