Para hibakusha juga menerima subsidi negara yang mencakup perawatan kesehatan, pengobatan dan pemakaman.
Pada 2019, pemerintah pusat Jepang telah menyisihkan sekitar 125,3 miliar Yen Jepang (setara dengan Rp 17 triliun ) sebagai dukungan kepada hibakusha.
Sebagian dari biaya tersebut juga diberikan secara bulanan kepada mereka yang menderita penyakit akibat paparan radiasi bom atom.
Mengutip Kompas.com, Terumi Tanaka (88), salah satu korban selamat dalam pengeboman Nagasaki, mengatakan bahwa hibakusha menyerukan tidak mau lagi kejadian itu terulang lagi di mana pun.
Sementara itu, penyintas lainnya Jiro Hamasumi (74) mengungkapkan kerinduan terhadap sang ayah.
Ia masih di dalam kandungan ibunya ketika peristiwa itu terjadi.
"Tak ada hari berlalu tanpa saya memikirkan ayah saya," kata Hamasumi, yang kehilangan ayahnya saat serangan itu.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR