"Kalau niat nyuri, seharusnya semua barang berharga di rumah dibawa. Tapi ini, kan, cuma ambil satu HP," katanya.
Menurut Ahmad, HP curian itu sempat habis baterai. Untuk mengisi baterai, bapak tersebut harus ikut ke tetangganya.
"Saya sama ayah sepakat enggak memperpanjang masalah ini. Semoga saja si bapak itu bisa punya rezeki untuk beli HP agar anaknya bisa belajar," ucapnya.
Gelap Mata
Ditemui di rumahnya di Kecamatan Tarogong Kaler, A (41) mengatakan ia mengambil HP karena terpaksa. Ia juga sangat menyesal.
"Saya sadar perbuatan saya sangat salah. Cuma kemarin memang anak saya merengek minta HP. Soalnya anak saya sudah 10 hari ketinggalan pelajaran," ujar A di rumahnya di Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler.
A sehari-hari bekerja sebagai buruh tani. Penghasilannya per hari hanya Rp 50 ribu.
Itu pun tak menentu di saat pandemi Covid-19.
Di rumahnya, hanya ada satu kamar dan terdapat sebuah ruangan yang dijadikan sebagai ruang tamu, ruang tidur, dan tempat berkumpul keluarga.
A mengaku kenal dengan orang yang HP-nya ia curi. Ia juga sering disuruh membantu di rumah korban.
"Saya jujur gelap mata. Makanya saat lihat ada HP di rumah itu, langsung saya ambil," katanya.
(Tribun Jabar/firman Wijaksana)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Pria Curi Ponsel Agar Anaknya Bisa Belajar Online: Kalau Niat Nyuri, Semua Barang Saya Ambil
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR