CMATS disambut secara terbuka sebagai kemenangan oleh kedua negara, namun diyakini bahwa sebenarnya merupakan kemenangan besar bagi Australia, mengingat hukum internasional.
Operasi penyadapan Dili dilaporkan dimulai pada Oktober 2004, putaran kedua negosiasi batas antara Australia dan Timor-Leste.
Namun baru kemudian pada 2012, Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao menyadari penyadapan dan memulai proses rahasia di Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag.
Dengan itu, Timor Leste berusaha agar CMATS dinyatakan batal karena Australia telah bertindak dengan itikad buruk dengan memata-matai selama negosiasi. Saksi K menjadi saksi utama Timor-Leste.
Sementara Australia menampik tuduhan tersebut.
Pada tanggal 3 Mei 2013, menteri luar negeri Australia, Bob Carr, dan jaksa agung Mark Dreyfus mengeluarkan pernyataan yang menasihati bahwa Timor-Leste telah memulai arbitrasi.
“Timor-Leste berpendapat bahwa Australia tidak melakukan negosiasi CMATS pada tahun 2004 dengan itikad baik oleh terlibat dalam spionase.
"(padahal) Australia selalu bersikap profesional dalam negosiasi diplomatik dan melakukan negosiasi perjanjian CMATS dengan itikad baik," katana.
Terkait batas maritim antara Australia dan Timor Leste, hasil akhirnya adalah batas Laut Timor yang pada dasarnya mengikuti garis median dan memberi Timor-Leste bagian yang lebih besar dari 'Greater Sunrise'.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR