Advertorial
Intisari-Online.com - Potongan bagian paha dari sapi yang dijadikan hewan kurban bergerak dan berdenyut sendiri.
Daging kurban tersebut merupakan merupakan daging dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sumedang yang akan dibagikan ke sejumlah warga.
Peristiwa daging kurban bergerak sendiri itu terjadi saat daging hendak dipotong-potong di Halaman Kantor Baznas, Jalan Kutamaya, Minggu (2/8/2020).
Daging sapi yang nambak segar tersebut terlihat bergerak di tempat.
Gerakan tersebut berbentuk denyut yang menyebabkan daging seolah-olah bergerak dengan sendirinya.
Tampak sebagian daging bergerak dari dalam selama beberapa menit.
Saat mengetahui peristiwa tersebut, sontak warga pun kaget.
Dilansir dari TribunJabar.id, Ketua Baznas Kabupaten Sumedang, Ayi Subhan Hafas membenarkan adanya pergerakan daging kurban yang sudah dipotong itu, tetapi tidak semua petugas menyadari kejadian langka itu.
Dari keterangannya, daging yang bergerak tersebut terjadi setelah disembelih.
Daging yang akan dipotong-potong menjadi beberapa bagian tersebut tiba-tiba berdenyut.
"Kejadiannya setelah proses penyembelihan, tepatnya saat daging akan dipotong untuk dibagikan dan ternyata sebagian bergerak sendiri," ujarnya melalui sambungan telepon.
Daging sapi yang bergerak itu, kata dia, merupakan bagian paha dengan berat sekitar 5 kilogram yang nantinya akan dibagikan ke sejumlah warga Kabupaten Sumedang.
Namun, pihaknya tidak mengetahui secara pasti penyebab bergeraknya daging tersebut, tetapi yang jelas kejadian itu memang benar-benar terjadi dan sudah diabadikan melalui rekaman video dari ponsel.
"Sebagian warga tidak menyadari itu, tapi kalau yang melihat sempat kaget karena kejadiannya langka," kata Ayi Subhan.
Untuk tahun ini, kata Ayi, Baznas Kabupaten Sumedang kurban satu ekor sapi dan 34 ekor kambing yang disebar ke sejumlah wilayah yang ada di Kabupaten Sumedang.
"Tapi kalau untuk daging yang ketahuan bergerak-gerak itu, hanya daging sapi saja," ucapnya.
Kondisi hewan dan keahlian jagal pengaruhi kualitas daging kurban
Kondisi kejiwaan hewan kurban ikut mempengaruhi kualitas daging yang dibagikan ke para mustahik (penerima daging kurban).
Kasi Peternakan dan Kesehatan Hewan Sudin KPKP Jakarta Timur, Irma Budiany mengatakan stres atau tidaknya hewan terlihat saat pemeriksaan postmortem.
Yakni pemeriksaan setelah kematian yang dilakukan terhadap organ hati, paru, limpa, dan jantung hewan kurban guna memastikan daging layak konsumsi.
"Kalau sebelum hewannya dipotong stres bagian jantung dan parunya itu terdapat banyak darah. Terlihat ada bercak-bercak merahnya," kata Irma di Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (1/8/2020).
Sisa darah pada organ paru dan jantung ini memang tak lantas membuat daging menjadi tidak layak konsumsi karena bisa dibersihkan.
Namun bila sisa darah tak dikeluarkan lebih dulu sebelum diamasak maka warga tak ubahnya mengkonsumsi marus (darah binatang).
"Persoalannya belum banyak yang tahu kalau sisa darah harus dikeluarkan. Kalau dokter hewan pasti tahu, makannya kita lakukan pemeriksaan postmortem," ujarnya.
Selain kejiwaan hewan, Irma menuturkan kelihaian tukang jagal saat menyembelih hewan kurban ikut memengaruhi kualitas daging hewan.
Seperti stres, penyembelihan hewan kurban yang kurang tepat membuat organ jantung dan paru hewan kurban dipenuhi darah.
"Kalau tukang jagalnya sudah berpengalaman pasti paru dan jantungnya enggak banyak sisa darah. Kalau banyak darah nanti pas dimakan seperti marus," tuturnya.
(TribunnewsWiki.com/Restu, TribunJabar.id/Himan Kamaludin)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Saat Mau Dipotong-potong, Daging Kurban Itu Malah Bergerak Sendiri, Warga Pun Kaget