Advertorial
Intisari-online.com -Nyaris Mati Digigit Ular Berbisa, Ilmuwan Ini Malah Ketagihan dan Sengaja Digigit Ular Sampai 173 Kali, Endingnya Mengejutkan Darahnya Berubah Menjadi Seperti Ini.
William E. Haast atau Bill Hast lahir pada 30 Desember 1910, di Paterson, NJ, Amerika Serikat. Ia mendapatkan gigitan ular untuk pertama kali pada usia 7 tahun.
Kemudian pada usia 12 tahun, ia kembali menerima gigitan ular yang jauh lebih parah. Hal itu membuatnya terbaring di rumah sakit selama seminggu.
Ketika muda, Bill membawa ular berbisa pertama ke rumah keluarga, hal itu bahkan membuat ibunya pergi dari rumah selama 3 hari karena ketakutan.
Meski demikian, baginya ular selalu memiliki daya tarik tersendiri.
"Ular akan menggigit tikus," katanya dalam sebuah wawancara dengan The Miami Herald pada tahun 1984.
"Tikus akan mati. Saya menemukan itu menarik." imbuhnya.
Kemudian ia membeli ular eksotis pertamanya, yaitu ular derik yang berasal dari Florida, ketika berusia 16 tahun.
Tahun 1920 Bill pernah putus sekolah dan bergabung dengan akrobat ular jalanan di Florida meski hal itu tak berlangsung lama.
Pada tahun yang sama, Bill bekerja sebagai tukang boot Everglades di mana ia bisa menemukan banyak ular.
Namun karena sang tukang boot ditangkap. Bill Hast memutuskan untuk kembali ke sekolah dan memilih sebagai mekanik di sebuah maskapai penerbangan.
Bekerja sebagai insinyur penerbangan dengan Pan American World Airways, ia mulai berkeliling dunia.
Hal itu memberinya kesempatan untuk bertemu dengan banyak ular.
Bill menyelundupkan banyak ular, termasuk ular kobra pertamanya, dan berusaha mewujudkan mimpinya menjadi peternak ular.
Ia membuka serpentarium di Miami pada tahun 1947, kemudian menerima gigitan ular yang membuatnya hampir berakhir fatal.
Obsesinya yang besar terhadap ular membuat Bill ditinggalkan istri pertamanya, Ann, namun istri kedua Clarita dan ketiganya Nancy masih mendukungnya.
Sepanjang waktu Bill menghabiskan hidupnya dengan ular-ular berbisa. Ia mulai melakukan eksperimen gila untuk menyuntikan racun ular ke dalam tubuhnya.
Selama lebih dari 60 tahun, campuran racun dari 32 spesies ular menggigitnya. Itu dilakukan selama setiap hari.
Namun, karena kebiasaan ini darahnya menjadi kaya antibodi. Ia menyumbangkan kepada 21 korban gigitan ular yang berbeda di selluruh dunia dan menyelamatkan hidup mereka.
MenurutNew York Times, Bill Haast adalah seorang dokter dari Miami yang merawat lebih dari 6.000 orang dengan serum ular berbisa yang diyakini efektif mengobati sclerosis dan radang sendi.
Pada 1979, minat terhadap serum ini meningkat. Tetapi tahun 1980 lembaga Administrasi Makanan dan Obat-obatan di Amerika melarang produk tersebut.
Meski demikian, para peneliti mengembangkan obat dengan racun tersebut. Berharap bisa digunakan untuk mengobati kanker, alzheimer dan penyakit lainnya.
Bill Haast juga pernah menyelamatkan kehidupan banyak orang ketika ia terbang ke seluruh dunia untuk menyumbangkan darahnya yang kaya akan antibodi.
Ia memberikan pada 21 korban gigitan ular berbeda. Bahkan Venezuela menjadikannya sebagai warga kehormatan setelah tindakannya pergi ke hutan untuk menyumbangkan 1 liter darah pada anak-anak.
Selain itu hal menarik dari kisah Bill Haast adalah ketika Amerika pernah menggunakan koneksi rahasia untuk menadapatkan serum langka dari Iran untuk mengobati Bill Haast.
Pada saat itu, Haast sedang berjuang untuk pulih dari gigitan ular beludak Pakistan, (racun berbeda membutuhkan penangkal berbeda), menurut laporanAssociated Press.
Selama hidup Bill telah digigit setidaknya 173 kali oleh ular berbisa dan 20 di antaranya hampir berakhir dengan kematian dan telah menangani 3 juta ular beracun.
Ia dikenal sebagai ilmuwan sekaligus pemain akrobat. Haast meninggal pada tahun 2011 pada usia 100 tahun.