Advertorial

Sedang Siaga 1 Perang Dunia 3, Prancis Tiba-tiba Bangun Fusi Nuklir Terbesar di Dunia, Kerja Sama dengan 8 Militer Terkuat di Dunia

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Sejak awal tahun 2020, sejumlah negara terlibat konflik militer yang sempat membuat dunia khawatir.

Bahkan kata 'world war 3' atau 'perang dunia 3' sempat menjadi trending topic worldowide di media sosial Twitter.

Negara yang terlibat antara lain Amerika Serikat (AS), Iran, China, India, Australia, Vietnam, Korea Utara, Rusia, dan Korea Selatan.

Namun di tengah itu, tiba-tiba Prancis melakukan hal tak terduga.

Baca Juga: Covid Hari Ini 29 Juli 2020: Ada 102.051 Kasus di Indonesia, di Global Capai 16,8 Juta Kasus, hingga WHO Adakan Pertemuan Darurat

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada hari Selasa (27/7/2020), meresmikan fase perakitan proyek fusi nuklir terbesar di dunia.

Bagi Macron, proyek raksasa ini merupakan upaya menuju perdamaian dunia.

"ITER adalah perjanjian perdamaian."

"Ada saat-saat di mana bangsa-bangsa memilih untuk mengatasi perbedaan demi mencapai momen (baik) tertentu."

"ITER ada untuk mencapai itu," ungkap Macron pada acara pembukaan proyek ini seperti dikutip dariEuronews.

Baca Juga: Termasuk Diperkosa dan Jika Hamil akan Dipukuli Agar Janinnya Gugur, Terkuak Cara-cara Keji Korea Utara Hukum para Pembelot Wanita

Proyek ini digagas oleh International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) dengan tujuan untuk membangun mesin eksperimental yang dirancang untuk memanfaatkan energi fusi.

Mesin ini biasa disebut dengan Takomak.

Takomak yang akan dibangun di Prancis ini akan memiliki berat hingga 23.000 ton dan memiliki volume 830 meter kubik.

Ukuran ini jauh lebih besar dari Takomak terbesar saat ini yang hanya 100 meter kubik.

Tujuan utama dari pembangunan Takomak raksasa ini adalah untuk menjamin ketersediaan energi di masa depan.

Lebih utamanya lagi, diharapkan mampu menyediakan energi nuklir yang aman dan mampu didistribusikan ke banyak negara di dunia.

Mesin nuklir raksasa ini nantinya akan ditempatkan di selatan Prancis dengan sokongan dana dari delapan anggota ITER, di antaranya adalah China, Uni Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Inggris, dan AS.

Anggota dari Eropa menyumbang 45% dari perkiraan dana sebesar €13 miliar. Sedangkan anggota lain masing-masing menyumbang 9,1%.

Proyek ini diharapkan bisa selesai pada tahun 2025 mendatang.

Dalam sebuah pernyataannya, Presiden China, Xi Jinping, mengatakan bahwa proyek ITER merupakan salah satu kolaborasi ilmiah internasional paling penting yang pernah ada.

Baca Juga: Sudah Ditawari Rp10 Juta untuk Sekali Donasi, Bank Sperma Masih Kekurangan Pasokan, hingga Mohon-mohon pada Sukarelawan, Ini Pemicunya

Ia menilai bahwa ITER akan mampu mewujudkan keinginan manusia untuk bisa memanfaatkan energi fusi secara damai.

Sejalan dengan itu, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, juga percaya bahwa proyek ini akan memainkan peran kunci dalam mengatasi tantangan global, seperti perubahan iklim serta mewujudkan lingkungan sosial yang bebas dari polusi karbon.

Berdirinya ITER digagas oleh Uni Eropa, Jepang, Uni Soviet, dan AS pada KTT Superpower di Jenewa pada tahun 1985 silam.

Selama berpuluh-puluh tahun para anggota ITER terus berusaha mengembangkan rencana pembangunan sumber daya energi masa depan dengan nuklir sebagai bahan utama.

Baru pada tahun 2001 rencana final dari proyek super besar ini akhirnya mendapat persetujuan oleh semua anggota.

Setelahnya, pada tahun 2003, Korea Selatan, China, dan India bergabung dalam program ini sebagai perwakilan dari negara industri besar yang ada di Asia.

(Prihastomo Wahyu Widodo)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Proyek fusi nuklir terbesar di dunia segera berdiri di Perancis")

Baca Juga: Pemiliknya Jadi TersangkaPenjualan BarangIlegal dan Sita 190 Ponsel, Toko PS Store Tetap Beroperasi, Bahkan Masih Bagi-bagi Giveaway Ponsel

Artikel Terkait