Advertorial

Sudah Ditawari Rp10 Juta untuk Sekali Donasi, Bank Sperma Masih Kekurangan Pasokan, hingga Mohon-mohon pada Sukarelawan, Ini Pemicunya

Mentari DP

Penulis

Pandemi Covid-19 telah membuat salah satu bank sperma di bagian barat daya China mengalami kekurangan persediaan sperma.
Pandemi Covid-19 telah membuat salah satu bank sperma di bagian barat daya China mengalami kekurangan persediaan sperma.

Intisari-Online.com - Seperti yang kita tahu, pandemi virus corona (Covid-19) pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir Desember 2019.

Lalu pada awal tahun menyebar ke seluruh dunia hingga kini.

Akibatnya sejumlah pihak terkena dampak.

Salah satunya sebuah bank sperma di bagian barat daya China mendesak warga berjenis kelamin laki-laki di negara itu untuk 'mendonasikan' sperma mereka setelah kekurangan besar yang terjadi akibatpandemi virus corona.

Baca Juga: Pemiliknya Jadi TersangkaPenjualan BarangIlegal dan Sita 190 Ponsel, Toko PS Store Tetap Beroperasi, Bahkan Masih Bagi-bagi Giveaway Ponsel

Melansir Daily Mail pada Jumat (24/7/2020), pandemi Covid-19 telah membuat salah satu bank sperma di bagian barat daya China mengalami kekurangan persediaan akan sperma.

Bank sperma itu berada di sebuah klinik kesuburan di Provinsi Yunan.

Mereka mengaku sangat berjuang untuk mendapatkan donasi sperma untuk menolong banyak pasangan yang ingin mendapatkan keturunan.

Baca Juga: Ngeri, Begini Detik-detik Seorang Pria Diterkam Buaya, Diseret ke Sungai, hingga Menghilang, Terjadi di Depan Mata Istri dan Anaknya

Banyak relawan yang biasanya mendonasikan sperma kini berkurang drastis akibat pandemi.

Selain jumlah relawan yang menyusut, menurut dokter di klinik tersebut, permasalahan terbesar lainnya adalah hanya sekitar 20 persen dari sperma yang didonasikan, yang sesuai dengan kualifikasi.

Donasi sperma digunakan untuk membantu orang-orang membangun keluarga baru ketika mereka tidak bisa memiliki anak kandung.

Misalnya terjadi pada beberapa kasus seperti, jika seorang pria dinyatakan mandul, jika kedua orangtua adalah pasangan sejenis (wanita) atau jika ada seorang wanita yang ingin memiliki anak tanpa menikah.

Fasilitas kesehatan itu mengatakan bahwa mereka hanya bisa membantu 30 pasang orangtua dengan jumlah sperma yang mereka miliki.

Sejauh ini hanya 170 orang yang mendaftar sebagai relawan, hampir 60 persen lebih sedikit dari tahun lalu sekitar 400 relawan.

Dr Li Wenfu mengatakan sebagaimana dikutip Daily Mail, "Sperma dari golongan darah O dan A mengalami kekurangan serius."

"Kami mendesak para pria yang tinggal di lingkungan sekitar untuk berpartisipasi aktif dan memberikan donasi."

Baca Juga: Ahli Sabotase dan Keberadaannya Sulit Terendus, Inilah Pasukan Rahasia Israel yang Diklam Terbaik di Dunia, Jadi Kunci Keberhasilan Israel di Medan Perang

Pria yang boleh mendonasikan spermanya harus berusia antara 22 sampai 45 dan memenuhi syarat sebagai relawan.

Ada pun pria yang menderita rambut rontok dan memiliki rabun dekat tidak diperkenankan mendonasikan spermanya.

Sekalinya seorang relawan terpilih menjadi donor yang memenuhi syarat, maka relawan tersebut perlu menahan diri dari aktivitas kegiatan seksual selama 3 sampai 7 hari sebelum memberikan kontribusinya.

Seluruh proses donasi akan memakan waktu sekitar 8 bulan, berdasarkan keterangan Dr Li.

Relawan juga akan diberi uang tunai hingga 5.000 yuan (Rp10 juta) setelah selesai melewati semua rangkaian proses donasi.

(Miranti Kencana Wirawan)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Bank Sperma di China Kekurangan 'Donasi' akibat Wabah Virus Corona")

Baca Juga: Mau Naik Pesawat di Tengah Pandemi Covid-19? Pramugari Ini Bocorkan Kursi Paling Aman dari Infeksi dan Kuman Selama di Pesawat

Artikel Terkait