Advertorial
Intisari-Online.com –Banyak peradaban zaman dulu meramalkan kiamat, tetapi belum pernah ada yang meramal seperti apa kejadiannya.
Mulai peradaban Maya sampai ramalan Jayabaya, manusia memprediksi akhir peradaban tanpa tahu bagaimana peradaban itu akan berakhir.
Melihat banyaknya peradaban kuat jatuh, seperti peradaban Maya, Kekaisaran Roma, Dinasti Han Cina, sampai pada Kerajaan Gupta di India.
Banyak peneliti yang bertanya, bagaimana kiamat peradaban itu bisa terjadi?
Peneliti memperkirakan jika peradaban manusia bisa runtuh karena manusia itu sendiri.
Kehilangan sumber daya dan konflik, seperti perang dan protes masyarakat, bisa menjadi awal runtuhnya sebuah peradaban.
Kehilangan sumber daya juga menjadi fokus penelitian.
Saat tingkat sumber daya tinggi, populasi manusia juga tinggi, tetapi sebaliknya, populasi manusia akan berkurang jika sumber daya mereka mulai habis.
Saat populasi manusia sedang tinggi-tingginya, mereka menguras sumber daya alam, sayangnya sumber daya alam bumi terbatas.
Hal inilah yang ditakutkan peneliti, kelaparan bisa menjadi skenario kiamat paling memungkinkan.
Kesenjangan ekonomi juga menjadi salah satu skenarionya.
Menurut jurnalPsychological Science2011, persentase kesenangan, rasa saling percaya, dan kepuasan bisa merosot akibat adanya kesenjangan pendapatan per-kapita.
Teknologi mutakhir juga tidak membantu peradaban untuk menghindar dari kehancuran.
Faktanya, peradaban maju, mutakhir, rumit dan kreatif bisa menjadi peradaban yang rapuh dan tidak kekal.
Hal tersebut masih bisa berubah, masyarakat masih bisa merubah perilaku buruk mereka dalam mengeksploitasi alam dan harus mendistribusikan kekayaan secara merata. (M.Fauzan Aziz/livescience.com)
Ade Sulaeman
Baca Juga: Ramai Disebutkan Pasta Kunyit dan Madu Bisa Sembuhkan Mata Ikan pada Kaki, Benarkah?