Advertorial

Cari Masker yang Bisa Lindungi dari Virus Corona, Ini Masker Wajah Terbaik dan Terburuk

K. Tatik Wardayati

Editor

Masker wajah bagaimana yang bisa digunakan untuk melindungi diri dari virus corona? Ini masker terbaik dan terburuk.
Masker wajah bagaimana yang bisa digunakan untuk melindungi diri dari virus corona? Ini masker terbaik dan terburuk.

Intisari-Online.com – Selama masa wabah pandemi ini, untuk menjaga agar terhindar dari paparan virus corona, maka kita diharapkan mengikuti protokol kesehatan.

Protokol kesehatan yang diberlakukan salah satunya adalah penggunaan masker penutup hidung dan mulut.

Masker wajah ini telah dikuatkan oleh para ilmuwan dapat mencegah penularan virus dan menyelamatkan nyawa.

Namun, masker yang bagaimana yang sebaiknya digunakan dan dapat mencegah penularan virus corona tersebut?

Baca Juga: Orang yang Positif Covid-19 Bisa Menyebarkan Virus Lewat Hembusan Napas, Berbicara, dan Batuk, Ini 3 Cara yang Mampu Mencegahnya

Dalam suatu analisis, seperti dilansir dari Science Alert, Kamis (16/7/2020), menemukan peningkatan kematian akibat infeksi virus corona di 194 negara yang tidak menerapkan penggunaan masker wajah.

Tercatat peningkatan kematian akibat virus corona baru ini mencapai 55 persen per minggu, setelah kasus pertama dilaporkan setiap negara.

Dibandingkan negara-negara dengan budaya penggunaan masker, peningkatan kematian hanya sekitar 7 persen.

Para peneliti di University of Washington menggunakan sebuah model dan meramalkan Amerika Serikat dapat mencegah setidaknya 45.000 kematian Covid-19 di bulan November.

Baca Juga: Jangan Buang Sisa Putih Telur! Coba Campur dengan Masker Lemon untuk Kecilkan Pori-pori

Apabila 95 persen populasi di negara ini selalu mengenakan masker wajah di ruang publik.

Akan tetapi, para ahli mengakui tidak semua masker memberikan tingkat perlindungan yang sama.

Kendati demikian, mereka meyakini masker wajah yang ideal adalah yang dapat memblokir tetesan atau droplet yang dihasilkan saluran pernapasan, saat batuk atau bersin.

Masker juga dapat menahan partikel udara yang lebih kecil, yang disebut aerosol, yang diproduksi ketika orang berbicara atau menghembuskan napas.

Sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masker medis sangat dianjurkan bagi petugas kesehatan, orang lanjut usia, orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu, serta orang positif terinfeksi virus corona atau menunjukkan gejala.

Orang sehat atau masyarakat umum, dianjurkan WHO dan CDC agar mengenakan masker kain.

Selama beberapa bulan terakhir, para ilmuwan telah mengevaluasi bahan masker yang paling efektif untuk memblokir virus corona.

Berikut masker yang dari yang paling protektif.

1. N99 dan N95

N99 dan N95 adalah dua masker yang paling efektif dalam menyaring partikel virus, dan terbuat dari serat khusus untuk menyaring patogen di udara.

Baca Juga: Covid Hari ini 15 Juli 2020: Kasus di Indonesia Capai 78.572, Tak Pakai Masker Jadi Alasan Meningkatnya Penyebaran Virus

Kedua masker ini lebih diutamakan untuk digunakan petugas kesehatan, sebab, masker ini sangat rapat menutup hidung dan mulut saat dikenakan, sehingga sangat sedikit partikel virus yang bisa masuk atau keluar.

Studi yang diterbitkan di Journal of Hospital Infection, seperti dikutip dari Business Insider, para peneliti menemukan masker N99 mengurangi risiko infeksi seseorang sebesar 94-99 persen setelah 20 menit paparan di lingkungan yang sangat terkontaminasi.

Perlindungan yang sama juga ditunjukkan masker N95 dengan efisiensi minimum 95 persen dalam menyaring aerosol, studi baru juga menunjukkan N95 memberikan perlindungan yang lebih baik daripada masker bedah.

2. Masker bedah

Masker bedah terbuat dari kain bukan tenunan, jadi umumnya merupakan pilihan paling aman bagi petugas kesehatan yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan masker N99 maupun N95.

Dalam sebuah studi pada April lalu menemukan masker bedah dapat mengurangi penularan beberapa jenis virus corona pada manusia, melalui droplet pernapasan dan aerosol yang lebih kecil.

Sebuah studi pada 2013 menemukan, secara umum, masker bedah sekitar tiga kali lebih efektif untuk memblokir aerosol yang mengandung virus daripada masker wajah buatan sendiri.

Akan tetapi, dalam penggunaannya di masa pandemi Covid-19 ini, petugas layanan kesehatan harus tetap lebih diutamakan.

3. Masker hybird buatan sendiri

Dalam sebuah makalah baru-baru ini, para peneliti di Inggris menetapkan bahwa masker hybird dapat menyaring lebih dari 80 persen partikel kecil berukuran kurang dari 300 nanometer dan lebih dari 90 persen partikel yang lebih besar berukuran lebih dari 300 nanometer.

Baca Juga: Masker Lemon untuk Kulit Kusam, Kombinasikan dengan Bahan Ini!

Masker hybird dibuat dengan menggabungkan dua lapis kain berlapis 600 benang dengan bahan lain seperti sutra, sifon atau flanel.

Kombinasi katun dan sifon, diklaim dapat memberikan perlindungan yang paling besar, diikuti oleh kapas dan kain flanel, katun dan sutra, dan empat lapis sutera alam.

Para peneliti menyarankan opsi ini, bahkan mungkin lebih baik dalam menyaring partikel kecil daripada masker N95.

4. Masker tiga lapis kain katun atau sutera

WHO juga merekomendasikan masker kain memiliki tiga lapisan, yakni lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah sebagai penyaring dan lapisan luar yang terbuat dari bahan nonabsorben seperti poliester.

Sebuah penelitian di University of Ilinois yang masih menunggu peer-review menemukan tiga lapis kemeja sutra atau 100 persen katun kaus mungkin sama protektifnya dengan masker tingkat medis.

Sutra khususnya, memiliki sifat elektrostatik yang dapat membantu menjebak partikel virus yang lebih kecil.

5. Kantong penghisap debu alternatif bahan masker bedah

Studi menemukan kantong penghisap debu atau penyaring penghisap debu yang dimasukkan ke dalam masker kain dapat mengurangi risiko infeksi sebesar 83 persen setelah terpapar virus corona selama 30 detik dan sebesar 58 persen setelah 20 menit paparan dalam tingkat lingkungan yang terkontaminasi.

Baca Juga: Baru Mau Direvisi Setelah Diserang Bertubi-tubi oleh Para Ahli, Ini Dua Protokol Covid-19 Keliru dari WHO, Mencoreng Habis-habisan Wajah Badan Kesehatan Dunia

Peneliti menemukan bahan penyaring tersebut hampir sama baiknya dalam menyaring aerosol seperti masker bedah.

6. Kain sarung bantal antimikroba

Studi yang sama menemukan sarung bantal antimikroba adalah alternatif terbaik berikutnya untuk kantong atau filter penyedot debu.

Sarung bantal antimikroba, biasanya terbuat dari satin, sutra, atau bambu lebih disukai daripada sarung bantal katun standar.

7. Syal dan kaus katun tidak efektif tapi lebih baik

Membalut hidung dan mulut dengan syal atau kaus katun tidak terlalu efektif dalam menyaring virus corona, tetapi masih lebih baik daripada tidak sama sekali.

Peneliti Inggris menemukan satu lapisan katun memiliki 80 benang, dan merupakan bahan yang paling tidak efektif untuk memblokir partikel virus, baik besar maupun kecil.

Temuan peneliti di Journal of Hospital Infection menunjukkan selendang dan kaus katun mengurangi risiko infeksi sekitar 44 persen setelah terpapar dengan virus corona penyebab Covid-19 selama 30 detik. (Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lindungi dari Virus Corona, Ini Masker Wajah Terbaik dan Terburuk"

Baca Juga: Sering Disepelekan, Nyatanya Masker Bisa Jauhi Risiko Terinfeksi Virus Corona hingga 65% Loh, Ditambah Jarak Sosial Jadi 90%!

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait