Intisari-Online.com - Berdasarkan data dari Worldometers.info pada Rabu (8/7/2020), kasus virus corona (Covid-19) di dunia hampir menembus 12 juta kasus.
Tepatnya ada11.956.877 kasus positif virus corona yang tersebar di lebih dari 200 negara.
Akibatnya ada 546.765 orang di dunia meninggal dunia.
Sementara mereka yang dinyatakan sembuh ada sebanyak6.903.468 orang.
Baca Juga: Semakin Kacau Balau, Presidennya Positif Covid-19, Kini Rumah Sakit di Brasil Kehabisan Tempat Tidur Untuk Pasien, 'ICU Penuh Sesak'
Salah satu alasan cepatnya penyebaran virus corona di seluruh dunia adalah belum adanya obat atau vaksin virus corona.
Saat ini, petugas medis berusaha sekuat tenaga untuk mengobati pasien yang sudah dinyatakan sembuh.
Dan seolah belum selesaiOrganisasi kesehatan dunia (WHO) memberi kabar buruk lainnya.
Di mana WHOakhirnya mengakui, virus corona bisa menyebar lewat udara.
Baca Juga: Tinggal di Pulau Terluar di Indonesia, Begini Perjuangan Perawat Tangani Pasien, Jalan Kaki Susuri Tebing Berbatu, Tak Ada Listrik, Apalagi Sinyal
Mengutip Reuters pada Selasa (7/7/2020), dalam surat terbuka kepada badan yang bermarkas di Jenewa, melaluijurnal Clinical Infectious Diseases,yang terbit pekan ini, 239 ilmuwan dari 32 negara memberikan bukti yang menunjukkan partikel virus ini bisa menular mereka yang menghirup udara di dekat mereka yang sudah mengidapvirus corona.
Adanya partikel kecil yang bisa mengambang di udara dan mengusung virus, para ilmuwan mendesak WHO agar memperbaiki panduan kesehatan.
"Inibukan serangan terhadap WHO."
"Ini adalah debat ilmiah, tetapi kami merasa kami umumkan harus karena mereka menolak untuk mendengar bukti," kata Jose Jimenez, seorang ilmuwan University of Colorado yang menandatangani surat tersebut.
Technical LeadPencegahan Infeksi dan Pengawasan WHO,Benedetta Allegranzi mengakui ada bukti mengenai penyebaran virus lewat udara, meski semua bukti belum benar-benar jelas.
"Kemungkinan penyebaran lewat udara di tempat umum."
"Khususnya di kondisi yang sangat spesifik, daerah yang padat orang, tertutup, dan memiliki, ventilasi ruangan yang buruk, tidak bisa dikesampingkan."
"Namun bukti masih harus dikumpulkan dan dikaji, kami terus melakukan hal tersebut."
Pengakuan oleh WHO tampaknya akan membuat mereka mengubah petunjuk bagaimana menghentikan penyebaran virus corona.
Jadi seperti apa?
Baca Juga: Ngeri, Jika Tak Izinkan Anaknya Kembali ke Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19, Orangtua Akan Terima Denda Sebesar Rp44 Juta dan Hukuman Penjara
Technical LeadCovid-19 WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan WHO akan mengeluarkan publikasi baru mengenai moda penyebaran virus dalam beberapa hari mendatang.
"Paket yang menyeluruh mengenai cara penanangan diperlukan untuk bisa menghentikan penyebaran."
"Ini tidak sajasocial distancing."
"Tapijuga menggunakan masker di tempat yang memerlukan hal tersebut dilakukan."
"Khususnya di mana Anda tidak bisa melakukan social distancing dan khususnya bagi pekerja kesehatan."
Jose Jimenez, mengatakan para pekerja kesehatan sejatinya khawatir menyampaikan penyebaran virus lewat udara tersebut, khawatirakan menimbulkan kepanikan.
"Bila orang mendengar kata "terbang di udara", pekerja kesehatan akan menolak untuk pergi ke rumah sakit," katanya.
Dia juga mengatakan ketakutan itu akan membuat banyak orang akan membeli masker canggih yang biasa digunakan oleh petugas di rumah sakit dan dikhawatirkan tidak akan lagi yang tersedia untuk negara berkembang.
Meski demikian, Jose Jimenez mengatakan penting sekali agar WHO melihat bukti-bukti secara lebih komprehensif apakah memang virus corona ini bisa menyebar lewat udara.
(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Virus corona bisa menyebar lewat udara, WHO harus mengubah pedoman kesehatan")
Artikel Terkait