Advertorial
Kentang Goreng, Tepung Terigu dan Daging Bakar Memang Enak tapi Siapa Sangka Jenis Makanan Ini Tingkatkan Risiko Kanker Paru, Seperti yang Tewaskan Sutopo Purwo Nugroho
Intisari-online.com -Hari ini 7/7/2020 tepat mengenang kematian salah satu putra terbaik bangsa.
Ialah Sutopo Purwo Nugroho, yang dulunya merupakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ia dikenal publik karena kegigihan serta sikapnya yang menghibur.
Minggu (7/7/2019), Sutopo Purwo Nugroho dikabarkan meninggal dunia pada dini hari di Guangzhou, China.
Sejak Juni 2019 ia berangkat ke Guangzhou untuk menjalani pengobatan.
Sutopo bercerita jika kanker paru yang dideritanya telah menyebar ke tulang serta organ lainnya.
Kanker paru stadium 4B yang diderita Sutopo itu akhirnya merenggut nyawa pria asal Boyolali, Jawa Tengah tersebut.
Sutopo yang bukan perokok ternyata bisa terserang kanker paru, melansir Health, ternyata ada makanan yang kerap kita konsumsi bisa jadi salah satu pemicunya.
Apa saja makanan itu? Mari kita kupas semuanya.
1. Makanan berlemak jenuh
Rokok kerap dikaitkan dengan masalah paru-paru, tetapi berhenti merokok juga tak menghilangkan risiko kanker paru jika Anda mengonsumsi makanan yang termasuk kelompok ini.
Baca Juga: Manfaat Teh Daun Salam Bikin Perut Bernyanyi dan Tenangkan Tubuh
Siapa yang tak menyukai kentang goreng, olahan daging, atau makanan cepat saji?
Selain praktis, makanan-makanan ini memang banyak disukai.
Namun Anda perlu mengetahui jika mereka masuk kategori makanan dengan lemak jenuh.
Sebuah studi yang diterbitkan pada Juli 2017 di Journal of Clinical Oncology mengaitkan asupan lemak jenuh dengan peningkatan risiko kanker paru-paru pada perokok dan mereka yang baru saja berhenti merokok.
Penulis studi ini menggabungkan data dari 10 studi sebelumnya termasuk total 1,4 juta orang dan lebih dari 18.000 pasien kanker paru-paru.
Mereka menemukan jika orang-orang yang mengonsumsi makan lemak jenuh paling banyak memiliki risiko kanker paru-paru yang lebih tinggi.
2. Karbohidrat olahan
Roti, makanan dari tepung terigu, jajanan-jajanan yang kerap kita konsumsi, sebaiknya mulai kita perhatikan konsumsinya.
Bahkan nasi putih yang jadi bahan makanan utama orang Indonesia ternyata masuk dalam kategori karbohidrat olahan.
Karbohidrat olahan punya kemungkinan untuk tingkatkan kanker paru.
Gula sederhana dalam karbohidrat olahan dapat meningkatkan kadar gula darah tubuh dan dapat menyebabkan perubahan hormon yang dapat memicu peradangan kronis.
Seiring waktu, peradangan kronis dalam bentuk apa pun dapat meningkatkan risiko kanker.
Faktanya, sebuah penelitian di Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention pada bulan Maret 2016 menemukan mereka yang mengkonsumsi banyak gula memiliki risiko kanker paru-paru lebih tinggi.
Namun, tidak semua gula dan karbohidrat buruk.
Ketika memilih karbohidrat, pilihlah karbohidrat kompleks seperti roti gandum, beras merah, dan buah-buahan dan sayuran.
Jenis karbohidrat ini mengandung serat yang dapat membantu menurunkan kolesterol dan mengandung sedikit atau tanpa tambahan gula.
3. Daging bakar
Tak bisa dipungkiri beberapa jenis makanan terasa lebih lezat jika dimasak dengan cara dibakar.
Sate, ayam bakar, kambing guling, semua terdengar lezat bahkan membayangkannya saja sudah membuat kita lapar.
Walau konsumsi makanan yang dibakar cenderung meningkatkan kanker pankreas dan payudara, tetapi kita sebaiknya tetap waspada mengonsumsi makanan jenis ini jika tak mau meningkatkan risiko kanker paru.
Proses memanggang atau membakar makanan menghasilkan karsinogen yang dilepaskan ketika lemak daging dibakar.
Saat membakar makanan, hidrokarbon polisiklik bisa masuk ke dalam makanan dan mungkin dapat meningkatkan risiko kanker paru.
(Anisa Annan)
Artikel ini telah tayang di Nakita dengan judul "Enak dan Sering Dikonsumsi, Ternyata 3 Makanan Ini Tingkatkan Risiko Kanker Paru yang Renggut Nyawa Sutopo Purwo Nugroho"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini