Permukiman Israeli juga tersebar di seluruh wilayah Palestina. Permukiman-permukiman ini dijaga oleh tentara Israel dan warga Palestina tak punya akses ke sana.
Secara efektif, ini memisahkan satu kota Palestina dengan lainnya, yang menyebabkan jalur transportasi dan pembangunan infrastuktur jadi sangat sulit dilakukan di wilayah Palestina.
Foto-foto satelit menunjukkan bagaimana permukiman tumbuh seiring waktu.
Tahun 2004, pemukiman Givat Zeev berpenduduk sekitar 10.000, dan kini 17.000.
Permukiman ini tumbuh ke barat, menambah rumah, sinagoga dan pusat perbelanjaan.
Permukiman ini beragam ukurannya.
Beberapa dihuni hanya oleh beberapa ratus orang.
Yang terbesar adalah Modi'in Illit yang dihuni 73.080 orang.
Dalam 15 tahun terakhir, penduduknya meningkat tiga kali lipat.
Sebuah organisasi penentang permukiman bernama Peace Now mengumpulkan data ini.
Bagian dari rencana yang diajukan oleh Donald Trump adalah, tidak boleh ada pembangunan lagi di permukiman-permukiman ini setidaknya dalam empat tahun ke depan.
Sekalipun tak ada pembangunan, jumlah penduduknya kemungkinan besar bertambah karena angka kelahiran di kalangan perempuan Israel di permukiman sangat tinggi.
Rata-rata seorang perempuan Israel di permukiman punya lebih dari tujuh anak.
Israel sendiri punya angka kelahiran tinggi yaitu 3,1 anak untuk setiap perempuan.
Di Uni Eropa, angka itu 1,58.
Di permukiman jauh lebih tinggi lagi.
Misalnya di Modi'in Illit angka kelahiran lebih tinggi daripada kota-kota lain di Israel atau di wilayah Palestina, yaitu 7,59 anak untuk setiap perempuan Israel.
Warga Palestina di Tepi Barat punya anak lebih sedikit, rata-rata 3,2 bayi untuk setiap perempuan.
Permukiman-permukiman ini dibangun di tanah Palestina yang akan dijadikan negara mereka di masa depan, berdampingan dengan Israel.
Bangsa Palestina menyatakan tak mungkin negara seperti itu dibangun kecuali jika permukiman-permukiman itu dipindahkan.
Mengapa warga Israel ingin menetap di Tepi Barat?
Beberapa karena ingin mendapat subsidi dari pemerintah Israel dalam bentuk rumah murah sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup.
Beberapa lagi karena alasan agama, yang meyakini bahwa Tuhan, melalui kitab Taurat, menugaskan mereka tinggal di sana.
Sepertiga pemukim adalah komunitas Yahudi ultraortodoks, yang umumnya berkeluarga besar dan miskin.
Maka peningkatan kualitas hidup berperan besar dalam mendorong mereka jadi pemukim.
Namun banyak yang menjadi pemukim karena alasan ideologi, yaitu mereka yang yakin punya hak hidup di wilayah yang mereka anggap wilayah warisan untuk Yahudi.
Berikut ini adalah peta yang merinci seperti apa permukiman Yahudi di Palestina sekarang.
Siapa yang menginginkan solusi dua negara? Yang mendukung solusi untuk membagi tanah Palestina untuk menjadi dua negara merdeka semakin sedikit belakangan ini.
Tahun 2006, 71 persen warga Palestina dan 68 persen warga Israel menyatakan mendukung ide ini.
Tahun 2018 dukungannya 44 persen warga Palestina dan 55 persen warga Israel.
Kebalikannya, di tahun 2018 dukungan untuk Israel dan Palestina bersatu jadi satu negara adalah 36 persen dari warga Palestina, 19 persen dari warga Yahudi Israel dan 56 persen dari orang Arab Israel.
Kabar buruk untuk solusi dua negara adalah jumlah orang muda yang ingin melihat hal itu terwujud semakin menurun.
Hanya 27 persen penduduk Israel berusia 18-24 tahun yang mendukung ide itu.
Sumber: Data populasi permukiman berasal dari Biro Pusat Statistik Israel dan Jerusalem Institute for Israel Studies, dikumpulkan oleh organisasi Peace Now. Data angka kelahiran dari Biro Pusat Statistik Israel dan Biro Pusat Statitik Palestina. Perkiraan angka kelahiran untuk penduduk di permukiman didapat dari Yinon Cohen, Yosef Hayim Yerushalmi Profesor bidang Israel and Jewish Studies di Columbia University. Data survei soal sikap terhadap solusi dua-negara berasal dari The Palestinian-Israeli Pulse, survey gabungan yang dilakukan oleh Palestinian Centre for Policy and Survey Research dan Israel Democracy Institute serta the Tami Steinmetz Center for Peace Research, Tel Aviv University.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Banyak Warga Yahudi Ingin Menetap di Tepi Barat?"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari.
Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR