Advertorial

Lihat Gambar Ini? Temui Drone Starliner Baru Asal Israel, 'Negara Yahudi' Pelopor Bersejarah dalam Drone yang Pernah Dominasi Pasar Global

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Elbit Systems, salah satu perusahaan pertahanan dan produsen drone terbesar Israel, telah membangun Hermes 900 StarLiner.
Elbit Systems, salah satu perusahaan pertahanan dan produsen drone terbesar Israel, telah membangun Hermes 900 StarLiner.

Intisari-Online.com - Tipe baru drone besar, yang mampu melakukan pengawasan atau keamanan perbatasan dan misi lainnya, mungkin terbang di atas wilayah udara sipil negara-negara dalam waktu dekat.

Elbit Systems, salah satu perusahaan pertahanan dan produsen drone terbesar Israel, telah membangun Hermes 900 StarLiner — UAV yang sepenuhnya sesuai dengan Perjanjian Standardisasi NATO yang dikenal sebagai STANAG 4671.

Ia dapat diintegrasikan ke dalam wilayah udara anggota NATO dan disertifikasi untuk wilayah udara sipil.

StarLiner diumumkan pada tahun 2018 dan, seperti drone besar berteknologi tinggi yang kompleks, ia harus melalui langkah yang ketat untuk memenuhi kebutuhan militer.

Baca Juga: Detik-detik Satu Keluarga Selamat dari Ledakan Bom, Kematian Hanya Berjarak Beberapa Meter, Selamat Berkat Bermain Bersama Anak-anaknya

Drone ini telah melakukan penerbangan bersertifikat Otoritas Penerbangan Sipil atas Masada, benteng gurun Yahudi bersejarah yang berasal dari era Romawi yang menghadap ke Laut Mati.

StarLiner dan konsep di baliknya adalah bagian dari tantangan yang dihadapi produsen drone.

Israel adalah pelopor bersejarah dalam drone, pernah mendominasi pasar global.

Namun, persaingan baru dari Tiongkok dan negara-negara lain mulai menjadi hambatan.

Baca Juga: Videonya saat 'Sekenanya' Melempar Bayinya ke Dalam Air Viral, Wanita Ini Terima Ancaman Pembunuhan, Ini Pembelaan Dirinya

Salah satu masalah adalah bahwa drone dengan daya tahan lama dengan ketinggian menengah, yang dikenal dengan akronim MALE, banyak dipertanyakan.

Pertanyaannya yakni bagaimana mereka dapat digunakan baik di luar negeri untuk memantau kelompok-kelompok teror, tetapi juga di rumah.

Ini kontroversial karena UAV mendapat reputasi negatif selama Perang Melawan Teror karena mereka dituduh melakukan serangan udara yang mematikan dan tidak diatur di tempat-tempat seperti Pakistan.

Baca Juga: Bikin Geger Tembak Mati Komandannya dan Tewaskan Puluhan Orang di Pusat Perbelanjaan, Ternyata Tentara Thailand Ini Simpan Dendam Kesumat, Perkara Ini yang Membuatnya Nekat Habisi Nyawa Atasan

Saat ini, drone melakukan lebih banyak misi yang melampaui peran militer populer.

Ini mencakup lebih banyak misi maritim atau keamanan perbatasan dan penyelundupan obat terlarang.

Rencananya, drone juga akan terus diupgrade dengan menambahkan lebih banyak sensor, lebih banyak kecerdasan buatan, atau bahkan kemampuan untuk melakukan misi pencarian dan penyelamatan.

Baca Juga: Berkedok Diplomatik yang Berperang di 'Zona Kelabu', Pasukan Elit Pembunuh Unit 29155 Rusia Lakukan Misi Mengerikan untuk Bunuh Musuh hingga Hancurkan Politik Suatu Negara

Pada bulan Mei, Elbit's Hermes 900 UAV dikirim ke negara Asia Tenggara yang tidak disebutkan namanya dengan kemampuan baru untuk membantu menyelamatkan orang di laut.

Ini berarti alih-alih mengirim banyak pesawat pilot untuk mencari pelaut yang hilang di laut, drone dapat dikirim untuk menjatuhkan rakit penyelamat.

Ini brarti menghemat waktu beberapa jam bagi pilot.

Baca Juga: Awalnya Tunjukkan Kegarangan sampai Susun Rencana Luluh Lantakan Seluruh Pangkalan MIliter TNI, Begini Akhirnya saat Inggris Lewati Selat Sunda Tanpa Izin dan Membuat Menlu RI Naik Pitam

Dengan kebutuhan untuk mengintegrasikan pesawat tanpa awak untuk lebih banyak misi yang mungkin terjadi di wilayah udara sipil, Elbit membangun StarLiner, berdasarkan keberhasilan Hermes 900.

Hermes 900 adalah pesawat tanpa awak dengan berat 1.180 kg yang dapat terbang hingga tiga puluh -sekarang jam hingga 30.000 kaki dengan muatan 350kg.

Baca Juga: Indonesia Patut Waspada, Pangkalan MIliter Modern China yang Bisa Didarati Pesawat Pembom dan Dijaga Ratusan Tentara Ini Hanya Berjarak 651 Km dari Wilayah Kedaulatan RI

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait