Advertorial
Intisari-online.com -Jika Anda penyuka film Marvel X-Men dan deretan franchisenya yang terkenal seperti Wolverine, pasti Anda mengerti tentang mutan yang dikembangkan oleh Profesor Xavier.
Ternyata mutan-mutan seperti itu memang ada.
Tidak persis seperti Wolverine yang diperankan oleh Hugh Jackman, tapi yang dikembangkan oleh militer Amerika ini jauh lebih mencengangkan daripada itu.
Korban-korban kecelakan ditembak dengan plutonium, lalu menguji gas saraf pada pelaut dan juga mencoba ESP.
Tujuan mereka melakukan itu semua sesungguhnya sederhana: militer ingin temukan teknik perang baru berdasarkan teknologi mutakhir.
Jika Anda masih belum mengerti apa yang akan Anda baca, pernyataan mantan pimpinan Kantor Pertahanan Ilmu Teknologi DARPA Michael Goldblatt ini dapat menjadi acuan Anda.
Ia menyebutkan, "ukuran suksesku adalah Komite Olimpiade Internasional melarang apa yang kami lakukan," kepada reporter.
DARPA sendiri adalah singkatan dari The Defense Advanced Research Projects Agency, atau Badan Proyek Riset Lanjut Pertahanan Amerika Serikat.
1. Tancapkan Baju Zirah di Dalam Tubuh Manusia
Tentara super pernah dibuat oleh DARPA, dalam sebuah proyek bernama "Inner Armor" yang sukses.
Proyek ini secara keseluruhan berniat untuk membuat manusia memiliki kemampuan ekstrim beberapa hewan.
Salah satunya yaitu pengkondisian ketinggian tinggi Goose yang telah diketahui menabrak pesawat jet pada ketinggian lebih dari 34 ribu kaki.
Ilmuwan juga mengamati singa laut Steller, yang mengalihkan aliran darah dari organ yang tidak penting selama penyelaman laut dalam.
Kemampuan singa laut tersebut juga termasuk mengurangi kebutuhan oksigennya.
"Saya tidak menerima bahwa tentara kita tidak dapat mengungguli secara fisik musuh di wilayah asalnya," ujar Dr. Michael Callahan, yang memimpin proyek di Kantor Ilmu Pertahanan DARPA saat presentasi 2007.
Tujuannya adalah menjadikan tentara "anti bunuh" terhadap segala kondisi, termasuk penyakit menular, bahan kimia, senjata biologis dan radioaktif, suhu dan ketinggian ekstrem, dan lingkungan alami yang keras.
2. Tentara 24/7
Tidak bisa dipungkiri, manusia memerlukan tidur untuk mengembalikan energinya.
Bagi tentara, tidur justru lebih sering merugikan, baik dalam pertempuran sepanjang hari atau misi berdurasi panjang yang diterbangkan dari belahan dunia.
Tetapi berbagai cabang militer telah mencoba untuk mengubah hal tersebut selama bertahun-tahun dengan mendistribusikan stimulan seperti amfetamin.
Baru-baru ini, militer telah menguji dan menggunakan obat modafinil, atau lebih dikenal dengan merek Provigil.
Obat itu diduga memungkinkan tentara untuk tetap terjaga selama 40 jam tanpa efek buruk.
DARPA mendanai penelitian anti-tidur yang tidak biasa, seperti stimulasi magnetik transkranial yang menyumbat otak dengan elektromagnetis.
3. Penglihatan Psikis
Ilmuwan mungkin tidak menghargai kerja paranormal, tetapi Anda mungkin terkejut mendengar jika Pentagon menghabiskan sekitar 20 juta dollar Amerika untuk pengembangan kekuatan ekstrasensor (ESP).
Kekuatan ekstrasensor bermanfaat untuk melihat jarak jauh, dan Pentagon mengembangkannya dari tahun 1972 sampai 1996.
Pemirsa jarak jauh akan mencoba membayangkan lokasi geografis yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, seperti fasilitas nuklir atau bunker di tanah asing.
Hasil campuran menyebabkan konflik dalam badan-badan intelijen, bahkan ketika proyek berlanjut dengan nama-nama seperti "Grill Flame" dan Star Gate".
Hingga akhirnya proyek tersebut resmi dihentikan.
CIA resmi mendeklasifikasi informasi tersebut dalam file yang dirilis pada tahun 2002.
4. Semprotan Gas Saraf
Ancaman perang kimia dan biologi membuat Departemen Pertahanan AS memulai "Proyek 112" dari tahun 1963 sampai awal 1970-an.
Bagian dari upaya tersebut melibatkan penyemprotan kapal yang berbeda dan ratusan pelaut Angkatan Laut dengan agen saraf seperti sarin dan VX untuk menguji efektivitas prosedur dekontaminasi dan tindakan keselamatan saat itu.
Pentagon mengungkapkan rincian Proyek Bahaya dan Pertahanan Kapal-Kapal Proyek pada tahun 2002.
Administrasi Veteran mulai mempelajari kemungkinan dampak kesehatan di antara para pelaut yang berpartisipasi dalam proyek tersebut.
Mengerikannya, ini hanyalah salah satu dari banyak eksperimen perang kimia yang dilakukan oleh militer Amerika, dimulai dengan tes sukarela yang melibatkan gas mustard dalam Perang Dunia II.
5. Perang Halusinogenis
Obat-obatan psikoaktif seperti ganja, LSD dan PCP tidak hanya memiliki nilai rendahan.
Rupanya, para peneliti pernah berharap obat-obatan tersebut dapat menjadi senjata kimia yang melumpuhkan tentara musuh.
Sukarelawan Angkatan Darat Amerika mengambil debu pot dan asam di sebuah fasilitas di Edgewood dari tahun 1955 sampai 1972.
Obat-obatan tersebut terbukti terlalu lunak untuk pengembangan senjata, sehingga Angkatan Darat akhirnya mengembangkan putaran artileri halusinogen yang dapat membubarkan bubuk quinuclidinyl benzilat.
Obat tersebut dapat menyebabkan banyak subjek uji dalam kondisi seperti tidur selama berhari-hari.
National Academy of Sciences melakukan penelitian pada tahun 1981 yang tidak menemukan efek buruk dari pengujian, dan Dr. James Ketchum menerbitkan akun orang dalam pertama dari penelitian tersebut pada bukunya tahun 2007 "Chemical Warfare: Secrets Almost Forgotten".
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini