Advertorial
Intisari-Online.com - Ada sebuah video viral di aplikasiWhatsApp pada Senin (22/6/2020).
Dilansir dari kompas.com pada Rabu (24/6/2020), video tersebutmenampilkan seseorang tengah membuat ramuan dari air rebusan pare.
Di manan nantinyaramuan air itu akan dicampur dengan campuran air dan obat merah untuk membuktikan khasiat sebagai obat kolesterol.
Dalam video berdurasi 2 menit 27 detik itu, terlihat dua irisan pare dimasukkan dalam gelas dan ditambahkan air lalu kemudian direbus.
Selanjutnya, pada gelas lainnya, orang tersebut membuat larutan air dengan beberapa tetesan obat merah yang nantinya disebutkan sebagai racun dalam tubuh.
Setelah menyiapkan barang yang diperlukan, larutan air merah yang pekat warnanya dicampur dengan air rebusan pare.
Hasilnya, air pekat tersebut berubah warna menjadi bening.
Adapun orang dalam video menyebutkan bahwa dengan percobaan yang dilakukan, disimpulkan bahwa air rebusan pare dapat menetralisir racun dalam tubuh, dan juga dapat menurunkan kolesterol.
Tak hanya itu, percobaan serupa juga dilakukan dan diunggah oleh akun Facebook bernama Irana Putri Wati pada 1 Agustus 2018 lalu.
Irana juga menganjurkan kepada warganet untuk mengonsumsi air rebusan tersebut pada pagi dan malam hari.
Dari unggahan itu, salah satu pengguna Facebook berkomentar bahwa air rebusan pare dapat menjadi obat kolesterol tinggi.
Hingga kini, unggahan tersebut telah direspons sebanyak 194 kali dan telah dibagikan sebanyak 247 kali oleh pengguna Facebook lainnya.
Lantas, benarkah informasi tersebut?
Chairman Junior Doctor Network yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Sawah Besar, Jakarta Pusat, dr Andi Khomeini Takdir Haruni menyampaikan, informasi yang ada dalam video kurang tepat.
Sebab, belum ada penelitian yang mengungkapkan kebenaran dari khasiat air rebusan pare dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh.
"Kita tentu harus tahu kalau bicara tentang kolesterol itu bicaranya dengan bagaimana angkanya, apakah sudah ada penelitian atau belum," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (23/6/2020).
"Karena setahu saya, kalau saya belum pernah baca secara langsung efektivitas dari air rebusan pare, jadi kalau dilakukan hanya dalam batas-batas tertentu," lanjut dia.
Menurutnya, jika sudah ada penelitian terdahulu yang membuktikan dapat menjadi patokan untuk dikonsumsi masyarakat.
Namun, jika belum ada, jangan sampai orang-orang menjadi meninggalkan terapi pengobatan kolesterol yang sudah terstandar dan ramai-ramai mengonsumsi air rebusan pare dan tidak menerapkan pola hidup sehat.
Baca Juga: Mahathir Mohamad: Jika Trump Terpilih Lagi Jadi Presiden Amerika Serikat, Maka Itu Bisa Jadi Bencana
Penjelasan Ahli Gizi
Sementara itu, Andi menjelaskan, suatu tindakan untuk menurunkan kolesterol dapat dengan mengonsumsi sayur dan buah, mengurangi konsumsi gorengan, berolahraga, dan menghindari stres.
Alih-alih memberikan obat, dampak yang dimungkinkan akibat pencampuran sejumlah bahan di atas justru memasukkan racun dalam tubuh.
"Kita tidak bisa tiba-tiba menyimpulkan, minum air rebusan pare dapat menurunkan kolesterol, harus diteliti dahulu apakah sudah ada penelitian atau belum," kata dia.
Menilik obat merah termasuk antiseptik, ia menjelaskan, anjuran untuk mengonsumsi air rebusan pare jika diminum dengan larutan obat merah sama seperti diibaratkan orang minum cairan hand sanitizer atau alkohol untuk disinfektan.
"Obat merah itu harusnya digunakan untuk penggunaan luar saja, dan bukan untuk masuk dalam saluran pencernaan," imbuhnya.
(Retia Kartika Dewi)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Ramai soal Air Rebusan Pare dan Obat Merah untuk Obati Kolesterol, Ini Penjelasan Dokter")
Baca Juga: Mahathir Mohamad: Jika Trump Terpilih Lagi Jadi Presiden Amerika Serikat, Maka Itu Bisa Jadi Bencana