Advertorial

Ketika Mahathir Mohamad Kritik Pedas Suku Melayu, 'Suku Melayu Akan Tetap Miskin Jika Tidak Mau Bekerja Keras'

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - NamaMahathir Mohamad begitu besar di Malaysia.

Diketahui pria berusia 94 tahun itu merupakanPerdana Menteri Malaysia ke-4 dan ke-7 setelah pemilihan umum 2018.

Walau sudah tak lagi menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia, namun namanya masih patut diperhitungkan sebagai politikus Malaysia.

BahkanMahathir Mohamad tak segan-seganmengeluarkan pernyataan kontroversial.

Baca Juga: Tak Hanya Tembus 1 Juta Kasus, Brasil Juga Menuju Negara Dengan Kasus Kematian Tertinggi Akibat Covid-19, ICU Penuh Sesak, dan Tempat Tidur Pasien Mulai Habis

Salah satu pernyataan kontroversial yang pernah diucapkanMahathir Mohamad adalah terkait etos kerja suku Melayu.

Kejadian itu terjadi pada September tahun 2019 di mana Mahathirmenulis di blog pribadinya dan meminta suku Melayu bekerja lebih keras untuk mencapai kesuksesan dan berhenti melayangkan kemarahan.

"Suku Melayu perlu menyadari apa yang terjadi kepada mereka," tulis Mahathir seperti dikutipSouth China Morning Post padaSabtu (7/9/2019),

"Sangat disayangkan, sejauh ini mereka belum sadar."

Baca Juga: Presiden Brasil Klaim Warganya Kebal Virus Corona, Tak Pernah Pakai Masker, dan Anggap Flu Biasa, Kini Kasus Covid-19 di Brasil Tembus 1 Juta!

"Suku Melayu masih enggan bekerja dan membiarkan warga asing mengerjakannya, sehingga warga asing membludak mendatangi Malaysia."

"Tujuh juta jumlah mereka bekerja di negara kita."

"Apa yang akan terjadi dengan suku Melayu jika mereka tidak kunjung sadar," kritik Mahathir.

"Nasib kita ada di tangan kita sendiri."

"Marah-marah kepada yang lain tidak akan menyelesaikan persoalan."

"Suku Melayu tetap miskin karena tidak mau bekerja keras dan serius berbisnis," kata Mahathir mengakhiri kritikannya.

Tulisan Mahathir ini muncul menjelang rencana demonstrasi akbar yang digelar kubu oposisi partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) pada14 September 2019 silam.

Di mana kedua partai yang sering menggaungkan isu ras dan agama ini berencana menggelar aksi pada 14 September mendatang.

Aksi itu disebut akan fokus pada kesulitan yang dihadapi suku Melayui negara mereka sendiri dalam mencari pekerjaan.

Baca Juga: Mahathir Mohamad: Jika Trump Terpilih Lagi Jadi Presiden Amerika Serikat, Maka Itu Bisa Jadi Bencana

Ini bukan kali pertamaMahathir mengkritik sukunya sendiri.

Saat berkuasa dari 1981 hingga 2003,Mahathir rutin mengingatkan suku Melayu agar tidak bermalas-malasan.

Di periode pertama kekuasaannya, dia melancarkan program afirmasi bumiputera yang mengistimewakan suku Melayu di bidang ekonomi dan pendidikan untuk membantu menutupi ketertinggalan mereka dari suku lain, terutama suku Tionghoa Malaysia.

Ketika menjabat lagi sebagai Perdana Menteri,Suku Melayu memang kerap mempertanyakan Mahathir.

Seperti apakah Mahathir dengan koalisinya akan tetap menjamin dan mempertahankan keistimewaan suku Melayu di berbagai sendi kehidupan.

Sebab, saat itu pemerintahan Mahathir memang sedang giat meluncurkan kebijakan yang diharapkan bisa meningkatkan dukungan mereka di kalangan suku Melayu.

(Kontributor Singapura, Ericssen)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Mahathir: Suku Melayu Tetap Miskin karena Tak Mau Bekerja Keras")

Baca Juga: Sering Klaim Kebudayaan Indonesia, Kini Giliran Kebudayaan Malaysia yang Diklaim Negara Tetangganya, Bahkan Amarah Warga Malaysia Tak Digubris, Kena Karma?

Artikel Terkait