Advertorial
Intisari-Online.com -Dilansir dariCNNpada Sabtu (20/6/2020), Kementerian Kesehatan Brasil pada hari Jumat (19/6/2020) melaporkan 54.771 kasus baru.
Laporan itumenjadi rekor tertinggi dalam kasus harian.
Selain itu, total kasus virus corona di Brasil tembus menjadi 1.032.913 kasus.
Tertinggi kedua setelah Amerika Serikat.
Bahkan pandemi Covid-19 di negaraAmerika Latin inidengan cepat menyebar tanpa tanda-tanda melambat.
Walaukota-kota besar menerapkan langkah-langkah jarak sosial, tapi mereka membuka kembali toko, mal, hingga bisnis.
Dan alih-alih menegakkan langkah-langkah menjaga jarak sosial, menteri kesehatan Brasil Jenderal Pazuello menganjurkan untuk mendirikan lebih banyak pusat triase kesehatan di seluruh negeri.
Triase maksudnya proses penentuan atau seleksi pasien yang diprioritaskan untuk mendapat penanganan terlebih dahulu.
Bahkan baru-baru ini dia mengatakan kepada CNN Brasil, tidak ada yang namanya "isolasi 100%".
Kota-kota di seluruh Brasil juga sudah mulai dibuka kembali secara bertahap pada minggu lalu.
Di daerah metropolitan utama, seperti Sao Paulo, mal dan bazaar luar ruangan dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.
Kerumunan besar dan lalu lintas dilaporkan di pusat kota yang ramai selama akhir pekan oleh outlet media lokal.
Pejabat bersikeras keputusan itu didasarkan pada peningkatan kondisi
Seperti meningkatkan ketersediaan tempat perawatan intensif dan kurva infeksi yang merata di beberapa tempat.
Tetapi para ahli membantah. Bahwa kondisi ini malah dapat menyebabkan lebih banyak transmisi dan menunda pemulihan nyata.
"Anda perlu mengatasi masalah transportasi."
"Jika semua orang terusmenggunakan bus dan metro yang ramai, itulah yang terjadi, itu tidak akan berhasil," kata Paulo Lotufo, seorang ahli epidemiologi di Universitas São Paulo.
Contoh lain, tak lama setelah Sao Paulo mulai dibuka kembali, Walikota Bruno Covas didiagnosis dengan virus corona pada Sabtu lalu.
Petugas medis kewalahan
Studi terbaru yang dilakukan oleh Lembaga nirlaba untuk Studi Kebijakan Kesehatan menemukan bahwaBrasilakan segera kehabisan tempat tidur di rumah sakit dan di unit perawatan intensif (ICU).
Lebih dari 60% populasi Brasil bergantung pada sistem perawatan kesehatan publik negara itu.
Dan setidaknya 10% orang Brasil tinggal di daerah di mana tidak ada tempat tidur ICU tersedia.
Tim CNN baru-baru ini mengunjungi rumah sakit di kota Sao Paulo, Rio de Janeiro, dan Manaus.
Di sana parapetugas medis berbagi cerita-cerita horor tentang unit ICU yang penuh sesak.
Serta dokterdan perawat yang merawat pasien berisiko tinggiterinfeksi virus corona juga dan mungkin bisa meninggal.
"Ini bukan flu."
"Itu hal terburuk yang pernah kita hadapi dalam kehidupan profesional kita," kata Dr. Jacques Sztajnbok dari Institut Penyakit Menular Emilio Ribas di Sao Paulo kepada CNN.
Menujuangka kematian virus tertinggi
Jika kondisi ini terus terjadi, makaBrasil dapat menyusul Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kematian tertinggi karena virus korona.
Menurut model pelacakan oleh University of Washington, Brasil mungkin memilikijumlah kematian tertinggipada 1 Agustus mendatang.
Model pelacakan ini juga memperkirakan kematian akan lebih dari dua kali lipat menjadi 100.000 dalam waktu kurang dari sebulan.
"Saya pikir Brasil akan melewati Amerika Serikat,"kata Lago kepada CNN.
Kasus virus corona Brasil telah meningkat sekitar 30.000 kasus per hari dan kematian sekitar 1.200 per hari.
Awal bulan ini, pelacak Covid-19 resmi dari Kementerian Kesehatan Brasil mulai menunjukkan hanya data tentang kasus baru dan kematian yang dicatat dalam 24 jam terakhir, menghilangkan jumlah kumulatif total kematian virus dan kasus yang sebelumnya muncul di halaman yang sama.
ParaMenteri Kesehatan Brasil sebelumnya memperkirakanpuncak pandemi virus corona di Brasil adalah Mei hingga Juli.
Dengan kondisi saat ini,tidak adayang tahu kapan puncak akan terjadi atau kapan akan naik.