Advertorial
Intisari-Online.com - Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia mendapat tambahan 1.051 kasus baru per Selasa (23/6/2020).
Sehingga, kini jumlah kasus virus corona di Indonesia mencapai 47.896 kasus.
Dari47.896 kasus, ada dua provinsi yang memiliki lebih dari 10.000 kasus.
Yakni DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Untuk di Jawa Timur, angka kasus Covid-19 tembus 10.092 kasus.
Dilaporkan olehGugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, ada penambahankasus baru sebanyak 274 kasus.
Ia mengatakan, penyebab pertama karena Pemprov Jatim bersama Pemkab-Pemkot di daerah tengah menggencarkan testing dan tracing.
Per pekan ini, total sudah ada sebanyak 213.211 warga Jawa Timur yang sudah dites. Jumlah ini menjadi yang terbanyak di Pulau Jawa.
Yang otomatis, dengan semakin banyak yang dites, maka potensi untuk ditemukan kasus baru juga akan meningkat.
Terlebih alat tes PCR juga mulai disebar di daerah sehingga kapasitas uji spesimen juga meningkat sehingga penambahan kasus baru juga meningkat.
"Tentunya peningkatan testing yang masih di Jawa Timur menjadi alasan kasus baru terus ditemukan."
"Karena kalau ditemukan kasus baru juga dilakukan tracing."
"Ini dilakukan untuk menjaring masyarakat yang dimungkinkan OTG yang masih ada di masyarakat," kata Jibril.
Sedangkan alasan yang kedua adalah penyebaran virus masih belum berhenti. Terutama di Kota Surabaya, di Kabupaten Sidoarjo, dan di Kabupaten Gresik.
Ia kemudian menyinggung transmission rate.
Untuk Jawa Timur saat ini secara provinsi, transmission rate-nya adalah 1,0. Sedangkan untuk Kota Surabaya angkanya saat ini hampur menyentuk 1,4.
Transmission Rate ini artinya adalah laju atau kecepatan penambahan infeksi virus.
Misalnya untuk transmission ratenya adalah 1,4.
Maka dalam masa reproduksi virus 5-7 hari, maka dari 10 orang posittif maka akan menginfeksi 14 orang.
"Semakin angka transmission ratenya di atas 1 maka potensi terbentuknya kasus baru akan semakin tinggi," kata Jibril.
"Karena ini masih naik terus maka pertumbuhan kasus baru nya ya akan masih jalan," imbuhnya.
Tidak hanya itu, Jibril juga secara khusus kembali mengingatkan Kota Surabaya bahwa attack rate Covid-19 kembali naik.
Per hari ini, Selasa (23/6/2020), attack rate Kota Surabaya menyentuh angka 189,3.
Artinya dalam 100.000 penduduk Kota Surabaya ada sebanyak 190 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Angka ini terus naik seiring dengan dilonggarkannya masa restriksi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Makhyan Jibril Al Farabi mengatakan angka ini naik secara signifikan.
Tepat pekan lalu pada tanggal 16 Juni 2020, angka attack rate Kota Surabaya ada di angka 139,7.
"Yang harus kita sama-sama waspada adalah Kota Surabaya masih belum aman."
"Meski sudah tidak PSBB, masyarakat tidak bisa kemudian euforia dan sebebas-bebasnya tidak memperhatikan protokol kesehatan," tegas Jibril.
"Dalam sepekan naiknya dari 139,7 menuju 189,3 untuk attack rate ini sangat menghawatirkan," imbuhnya.
Sementara itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa dari seluruh kasus Covid-19 di Jawa Timur, 51 persennya ada di Kota Surabaya.
Jika mengintervensi penanganan Covid-19 di Kota Surabaya sama halnya dengan membantu separo lebih untuk penanganan Covid-19 di Jawa Timur.
"Surabaya raya rata-rata 68 persen dari seluruh kasus di Jatim."
"Lalau kita mengintervensi kasus Surabaya Raya maka kita mengintervensi 68 persen Jawa Timur."
"Bahasa sederhananya marilah berlomba dalam kebaikan, marilah menurunkan angka kematian."
"Karena angka kematian masih di atas rerata kematian nasional itu menjadi PR bersama," kata Khofifah.
(Fatimatuz Zahro)
(Artikel ini telah tayang disurya.co.iddengan judul "Kasus Positif Covid-19 Jatim Tembus 10.092, Attack Rate Kota Surabaya Melonjak")