Per pekan ini, total sudah ada sebanyak 213.211 warga Jawa Timur yang sudah dites. Jumlah ini menjadi yang terbanyak di Pulau Jawa.
Yang otomatis, dengan semakin banyak yang dites, maka potensi untuk ditemukan kasus baru juga akan meningkat.
Terlebih alat tes PCR juga mulai disebar di daerah sehingga kapasitas uji spesimen juga meningkat sehingga penambahan kasus baru juga meningkat.
"Tentunya peningkatan testing yang masih di Jawa Timur menjadi alasan kasus baru terus ditemukan."
"Karena kalau ditemukan kasus baru juga dilakukan tracing."
"Ini dilakukan untuk menjaring masyarakat yang dimungkinkan OTG yang masih ada di masyarakat," kata Jibril.
Sedangkan alasan yang kedua adalah penyebaran virus masih belum berhenti. Terutama di Kota Surabaya, di Kabupaten Sidoarjo, dan di Kabupaten Gresik.
Ia kemudian menyinggung transmission rate.
Untuk Jawa Timur saat ini secara provinsi, transmission rate-nya adalah 1,0. Sedangkan untuk Kota Surabaya angkanya saat ini hampur menyentuk 1,4.
Transmission Rate ini artinya adalah laju atau kecepatan penambahan infeksi virus.
Misalnya untuk transmission ratenya adalah 1,4.
Maka dalam masa reproduksi virus 5-7 hari, maka dari 10 orang posittif maka akan menginfeksi 14 orang.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR