Sudah berulang kali diperingatkan agar jangan suka keluar rumah sendirian, sebab berbahaya bagi keselamatan dirinya.
“Tapi selalu saja kamu membandel. Sekarang rasain.” Malam itu ia kembali ke Medan dengan diantar oleh satu regu Brimob.
Peristiwa di atas terjadi ketika Pak Hoegeng – waktu itu masih AKBP – menjabat sebagai Kepala Reskrim Kantor Polisi Sumatra Utara di Medan dari permulaan 1956 – 1959.
Kehadirannya di daerah Sumatra Utara ketika itu memanaskan pantat para “gembong” di daerah-daerah itu karena tindakan yang pertama-tama dilakukan Kepala Reskrim ini adalah memberantas perjudian, pemerasan, dan penyelundupan.
Kota pantai Teluknibung masa itu adalah basis smokel yang sangat kukuh. Maka tak heran kalau selama tugasnya di sana Pak Hoegeng dibenci “orang”.
Tak hanya sekali itu Pak Hoegeng terancam jiwanya waktu di Medan.
Sekali akan diculik, bersama beberapa tokoh lain yang “tak disukai di daerah itu”.
Tapi setelah umpet-umpetan selama beberapa jam dengan para penculik itu ia berhasil selamat.
KOMENTAR