Advertorial
Intisari-Online.com -Pesawat tempur TNI AU jatuh di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Insiden tersebut terjadi pada Senin (15/6/2020) di pemukiman warga sekitar pukul 07.30 WIB.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Fajar Adriyanto mengungkapkan, titik lokasi kecelakaan sekitar 5 kilometer dari titik runway.
"Lokasi kira-kira 5 kilo dari runway. Sekitar Battery Q, Batalyon Arhanud TNI AD. Pesawat tempur jenis BAe Hawk 209 dengan nomor registrasi TT-0209.," ujar Fajar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (15/6/2020).
Fajar mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut.
"Untuk penyebab kecelakaan dan jumlah korban masih dalam investigasi," kata dia.
Adapun pilot yang menerbangkan pesawat itu diketahui selamat setelah menggunakan kursi pelontar.
"Saat ini berada di RSAU dr Soekirman Lanud Rsn Pekanbaru untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata Fajar, dalam keterangan tertulis yang disampaikan TNI AU pada Senin pagi.
Sebagai informasi, Hawk Mk 109 / 209 merupakan kode untuk Hawker-Siddeley Hawk yang diekspor ke Indonesia yang mulai melengkapi TNI-AU sejak tahun 1997 (pada tahun 1980-an, TNI-AU juga pernah membeli sejumlah Hawk Mk 53).
Hawk Mk 209 merupakan varian single seater dari keluarga Hawk.
Pesawat jet ini dikhususkan untuk mengemban misi air superiority dan ground attack.
Malaysia juga memiliki sejumlah Hawk Mk 108 / 208 yang merupakan varian Hawk pertama yang bisa melakukan in-flight refuelling.
Spesifikasi Hawk
Dikutip dari laman Wikipedia, Hawk 200 merupakan pesawat berkursi tunggal yang diproduksi perusahaan Inggris, BAE System Hawk.
Selama ini, Hawk 200 menetap di sejumlah pangkalan AU, salah satunya di Skuadron 12 Rusmin Nuryadin Pekanbaru.
Sebagai pesawat tempur, Hawk 200 memiliki spesialisasi untuk multi-peran dalan pertempuran ringan.
Selain jadi pertahanan tangguh di udara, Hawk 200 juga memiliki kemampuan untuk menghancurkan pertahanan darat yang dimiliki musuh.
Pesawat tempur ini didesain untuk bisa melakukan sejumlah manuver di udara. Kecepatan saat terbang tercatat bisa mencapai Mach 0,88 dan saat menukik mampu mencapai Mach 1,15.
Ini memungkinkan Hawk dijadikan pesawat latih bagi para pilot sebelum menjalani penerbangan supersonik.
Mesin yang digunakan adalah Adour 871 twin-spool dengan low bypass ratio turbofan buatan Rolls Royce. Di kokpit pesawat, sudah dilengkapi dengan sistem pengendali Hands on Throttle and Stick (HOTAS). Ini memudahkan pilot untuk mengendalikan pesawat sekaligus melepaskan persenjataan.
Hawk 200 menggunakan radar canggih jenis APG 66, yang juga digunakan pesawat seperti F 16.
Air refuelling probe juga digunakan Hawk 200, yang memungkinkannya untuk isi bahan bakar di udara untuk varian tertentu.
Sejumlah senjata canggih pun dilekatkan di Hawk 200. Misalnya saja rudal untuk menghantam pertahanan darat AGM 65 Maverivk, rudal anti-kapal Sea Eagle, serta Torpedo.
Tapi Hawk 200 disebut tidak bisa membawa senapan mesin internal, jadi harus memasang senapan mesin di luar tubuh untuk dicantelkan di bagian tengah.
Pesawat ini juga menggunakan kursi pelontar untuk mencegah keadaan darurat. Ini juga yang menyebabkan pilot pesawat yang jatuh di Pekanbaru berhasil selamat.
AU dikabarkan sudah menggunakan Hawk 100/200 sejak 1997 atau 1998. Adapun varian pesawat yang digunakan AU merupakan Hawk 209.
Berdasarkan catatan, kecelakaan pesawat Hawk TNI AU terjadi setidaknya empat kali yakni TT-0216 tanggal 16 Nobember 2001, TT-0207 pada 21 November 2006, TT-0203 tanggal 30 Oktober 2007 dan TT-0212 tanggal 16 Oktober 2012.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Spesifikasi Pesawat Tempur Hawk TNI AU Buatan Inggris yang Jatuh di Riau