Advertorial
Intisari-online.com -Ketegangan India dan China sepertinya jauh dari kata usai.
Dari yang awalnya baku hantam dan serangan lemparan batu, kini keduanya tidak tanggung tunjukkan senjata-senjata canggih ini.
Dikutip dari South China Morning Post, militer kedua negara yang sama-sama perebutkan klaim perbatasan mulai tingkatkan pertempuran mereka.
Tentara Kebebasan Rakyat atau PLA China mulai latihan berkala dan uji senjata-senjata mereka di tempat dengan ketinggian tinggi.
Baca Juga: Obat Penurun Panas pada Anak, Jangan Berikan Aspirin, Ini Alasannya!
Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi jumlah tentara yang dikirim masing-masing negara.
Namun laporan tunjukkan jika PLA sudah kirimkan sistem senjata canggih dan uji penerbang jet tempur.
Tujuannya adalah demi operasi di tempat ketinggian tinggi yaitu area dataran tinggi Tibet, Nepal.
Sementara itu tentara India juga telah pindahkan beberapa batalyon dari divisi infanteri yang biasanya berpangkal di kota Leh, Ladakh, dekat perbatasan "panas" tersebut.
Tentara bala bantuan juga sudah dibawa masuk.
Ahli pangkalan militer di Hong Kong, Liang Guoliang mengatakan Beijing telah kirimkan setidaknya 9 brigade tentara gabungan.
Tentara gabungan itu terdiri dari infanteri pegunungan, penguasaan alat tembak, pertahanan udara, alat terbang, senjata kimia dan nulir dan perang elektronik ke Zona Militer Tibet.
Zona Militer Tibet adalah distrik PLA yang ditujukan untuk perselesaikan masalah perbatasan dengan India.
Konflik perbatasan antara China dan India meningkat pertama kali pada 2017.
Saat itu tentara India dan PLA lakukan konfrontasi paling serius terkait pembangunan jalan oleh China di area Doklam.
Daerah pertigaan strategis tersebut disebut juga Donglang di China, dan menjadi teritori yang diklaim oleh China dan Bhutan, sekutu India.
Sejak itu, PLA telah luaskan gudang senjata mereka, dan mengirim senjata ke wilayah tersebut.
Senjata yang dikirim antara lain tank tipe 15, helikopter Z-20, drone penyerang GJ-2 dan howitzer canggih PCL-181 yang dipasang kendaraan ke dataran tinggi Tibet.
Seperti disampaikan tabloid China yang berhubungan dengan People's Daily, media propaganda China.
Senin kemarin, penyampai pengumuman nasional China CCTV laporkan jika tentara PLA beberapa hari ini berpindah-pindah ikuti target di Pegunungan Tanggula, 4700 mdpl.
Mereka gunakan alat dengan penglihatan malam di kendaraan mereka untuk hindari serangan drone.
Sementara pada tahun 2017 ketika konfrontasi Doklam meningkat, ada pengumuman dari CCTV yaitu video mengenai brigade senjata PLA uji howitzer PCL-03.
Menurut citra satelit, tentara China telah mulai perluas pangkalan udara China di Ngari Gunsa di Tibet, 200 km dari Ladakh.
Gambar juga tunjukkan jika PLA telah luncurkan jet tempur multifungsi J-16S ke bandara sipil dan militer.
Baca Juga: Hadapi Corona; Ini 10 Makanan Terbaik untuk Rambut, Termasuk Pisang
"J-16S awalnya harusnya dikirim ke Ngari Gunsa untuk latihan berkala, tetapi akhirnya tetap di sana seperti J-11S dan jet tempur lain semata-mata karena ketegangan itu," ujar orang dalam militer China.
"Angkatan Udara India telah kirim lebih banyak pesawat militer ke perbatasan, sehingga PLA perlu terbangkan J-16S.
"J-16S lebih canggih jika dibandingkan jet tempur Su-30 MKI milik India."
Ahli militer Beijing Zhou Chenming mengatakan video klip tahun 2017 dan yang dirilis minggu ini ditujukan untuk memperingatkan militer India.
Atau, dengan kata lain, PLA mengancam militer India dan tunjukkan kebolehannya bahwa mereka sedang tingkatkan kemampuan mereka.
"China kirimkan semua senjata baru itu hanyalah untuk tunjukkan kemampuan PLA, hanya pamer saja.
"Mereka tidak benar-benar bertujuan untuk kobarkan perang dengan tentara India.
"Pasalnya, Beijing sadar India bukanlah musuh China sebenarnya, walaupun India diajak Amerika dalam strategi Indo-Pasifik untuk lawan China."
Zhou mengatakan PLA tetap jatahi jumlah tetnara di perbatasan tersebut sejumlah 70 ribu saja.
Sementara India sampai ada 400 ribu tentara.
Namun, berbeda dari angka yang disebutkan Zhou, Rajeswari Rajagopalan, analisis pertahaa dari Observer Research Foundation think tank di New Delhi menyebut tentara India kurang dari 225 ribu di perbatasan tersebut.
Justru ia sebutkan jika tentara China di perbatasan tersebut antara 230-250 ribu di pangkalan militer Western Theatre Command.
Western Theatre Command adalah pangkalan militer PLA yang juga gabungan dari Tibet dan Xinjiang.
"Harus diingat jika banyak tentara India tidak hadapi China, dan sejumlah signifikan dari mereka hanya bergerak untuk tujuan melawan pemberontakan.
"Tentara Indai justru tidak benar-benar di perbatasan, dan India hadapi kesulitan signifikan dalam memasukkan tentara ke perbatasan itu karena kondisi pegunungannya."
Sementara Liang mengatakan biasanya kurang dari 40 ribu tentara China ada di perbatasan, tetapi bala bantuan biasanya dikirimkan jika diperlukan.
Baca Juga: Catat! Syarat Pendaftaran Sekolah dan Tahapan PPDB DKI Jakarta 2020
Bala bantuan yang ada berasal dari provinsi tetangga Qinghai dan Gansu, atau bahkan Xinjiang dan Sichuan.
Ahli pertahanan Delhi Rajeev Ranjan Chaturvedy mengatakan ketegangan antara keduanya berasal dari kecurigaan India kepada China.
Pasalnya, China terus-terusan lakukan pembangunan infrastruktur di dekat perbatasan.
"Infrastruktur China sudah lebih besar dan lebih baik.
Baca Juga: Catat! Syarat Pendaftaran Sekolah dan Tahapan PPDB DKI Jakarta 2020
"Sembari kembangkan terus akses strategi mereka, mereka ingin yang lain tidak lakukan hal yang sama," ujarnya.
"Namun, India juga berniat perbaiki akses perbatasan dan tidak perlu izin Beijing untuk membangun infrastruktur perbatasan mereka."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini