Advertorial
Intisari-Online.com - Per Rabu (3/6/2020), jumlah kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia mencapai 28.233 kasus.
Ada 1.698 kasus kematian dan 8.406 di antaranya dinyatakan sembuh.
DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan jumlah kasus positif virus corona terbanyak di Indonesia dengan 7.623 kasus.
Namun Jawa Timur tiba-tiba mengalami lonjakan kasus dan berada di urutan kedua dengan 5.318 kasus.
Bahkan akhir-akhir ini, kota Surabaya disebut sebagai zona merah.
Dilansir darikompas.com pada Kamis (4/6/2020),Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur, Benny Sampirwanto menegaskan, Surabaya berstatus zona merah tua, bukan zona hitam.
"Per 2 Juni 2020, Kota Surabaya memasuki zona merah tua, bukan hitam," kata Benny saat dihubungi pada Rabu (3/6/2020) malam.
Pernyataan tersebut lantas menanggapi ramainya perbincangan di masyarakat yang menyangka bahwa Kota Surabaya sudah masuk zona hitam.
Benny menjelaskan, degradasi tampilan warna Covid-19 kabupaten/kota di Jatim di website infocovid19.jatimprov.go.id akan berubah setiap saat sesuai jumlah penambahan kasus yang terkonfirmasi.
Misalnya pada 2 Juni 2020 pukul 19.00 WIB, kasus Covid-19 di Kota Surabaya berjumlah 2.748 kasus.
Hal ini membuat perubahan warna peta sebaran Covid-19 Surabaya yang sebelumnya bewarna merah menjadi merah tua.
Secara teknis, degradasi antar warna di website tersebut memiliki kelipatan pangkat 2 kuadrat, misalnya, angka 2, 4, 8, dan seterusnya.
Penambahan angka terkonfirmasi menjadikan sistem secara otomatis mengubah warna sebuah daerah menjadi semakin menua dan menyesuaikan tabel gradasi warna.
Benny mengatakan, di laman itu, jika tidak ada kasus konfirmasi, tetapi ada ODP, maka warnanya biru kehijauan.
Apabila ada PDP maka warnanya oranye, dan jika terdapat kasus konfirmasi Covid-19 maka warnanya merah.
"Semakin banyak kasus konfirmasi, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna merah tua," ujar dia.
Tanggapan Risma
Wali KotaSurabayaTri Rismaharini menggapai salah satu alasan mengapa saat ini wilayah Surabaya menjadi zona merah tua.
Ia menyebut meningkatnya kasus positif Covid-19 itu terjadi karena saat ini pihaknya terus gencar melakukan rapid test massal dan swab di beberapa lokasi yang dinilai ada pandemi.
Risma mengaku, kemunculan Covid-19 di awal Maret lalu amat sulit dalam melakukan tes karena keterbatasan alat itu.
Keterbatasan alat tersebut menjadikanSurabayaterlambat pula dalam menangani virus corona.
Namun, saat ini, Risma telah menerima banyak bantuan alat kesehatan dari Kemenkes, BIN, dan BNPB untuk melakukan tes kepada masyarakat.
Tes massal ini dilakukan di sejumlah tempat, baik di jalan raya, di perkampungan, maupun tempat ibadah.
"Jadi, kami lakukan rapid test massal di beberapa tempat."
"Kadang lokasinya di sepanjang jalan, kadang pula di masjid dan sebagainya."
"Sampai hari ini rapid test kurang lebih sebanyak 27.000 orang," Risma.
Data menunjukkan, terdapat 2.748 kasus positif diSurabayahingga Selasa (2/6/2020) pukul 19.00 WIB.
Adapun tertinggi kedua diduduki Kabupaten Sidoarjo dengan 683 kasus positif.
Kabupaten Gresik berada di posisi ketiga dengan 183 kasus.
Sementara itu di Surabaya, kasus Covid-19 telah menyebar di 5 wilayah.
Surabaya Timur menjadi wilayah dengan kasus tertinggi dengan 932 kasus positif, sedangkan diSurabayaSelatan berjumlah 559 kasus.
Surabaya Utara mencatatkan 534 kasus. AdapunSurabayaPusat memiliki 419 kasus.
Kasus terendah berada di Surabaya Barat dengan 304 kasus.
Surabaya dapat sanjungan
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo memberi sanjungan terhadap penanganan Covid-19 oleh Pemerintah KotaSurabaya.
Hal itu disampaikannya saat berkunjung ke Balai KotaSurabayabersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Balai KotaSurabaya pada Selasa (2/6/2020).
DilansirKompas.com, menurut Doni, Pemkot Surabaya sudah melakukan langkah-langkah yang sangat baik.
Adapun peningkatan kasus terkonfirmasi yang dialamiSurabayamerupakan buah kerja keras dalam melakukan tracing dan pengambilan sampel di berbagai lingkungan masyarakat.
"Tentunya tak mudah untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya banyak yang positif."
"Ini langkah yang strategis dan sangat cerdas," kata Doni, di Balai KotaSurabaya, Selasa.
Doni berharap, pasien yang saat ini dirawat kemudian sembuh, agar mendonorkan plasmanya kepada pemerintah untuk pengobatan pasien yang sakit berat.
(kompas.com/Ghinan Salman)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdan Wartakotalivedengan judul "Pemprov Jatim: Surabaya Masuk Zona Merah Tua, Bukan Hitam" dan "Surabaya Zona Merah Tua Bukan Hitam, Kenapa Jakarta dengan Kasus Lebih Tinggi Tak Berwarna Hitam?")