Intisari-Online.com -Virus ebola yang dilaporkan kembali mewabah di Kongo pada Senin (1/6/2020), ternyata pernah membuat penyintasnya mengalami perubahan tak terduga pada matanya.
Penyintas dari ebola sendiri bisa dikatakan sangatlah sedikit karena tingkat kematian penyakit ini yang mencapai 90 persen.
Namun, apa yang terjadi pada seorang penyintas bernama Ian Crozier ini sungguh tak terduga.
Sebuah perubahan yang sangat besar dan sangat tidak biasa terjadi pada mata Crozier.
Perubahan apa yang dimaksud? Simak uraiannya berikut ini.
Virus ebola adalah parasit paling berbahaya dan bersifat menular. Jika tertular, maka 90 persen dipastikan akan membawa kematian.
Virus ini salah satu virus yang paling mematikan dan dapat membunuh korbannya dalam hitungan hari.
Ebola adalah salah satu dari beberapa virus penyebab demam berdarah. Gejala yang umum adalah ialah demam, diare, muntah, dan pendarahan.
Diberitakan Harian Kompas, 3 Juli 2014, virus ebola menyerang negara-negara di Afrika Barat. Mulai merebak sejak Januari 2014.
Namun WHO menyebutkan virus ebola pertama kali teridentifikasi pada 1976 di Republik Demokratik Kongo, kemudian Zaire.
Setelah 6 bulan berlalu dari Januari 2014, 500 orang dilaporkan tewas. Jumlah korban terus melonjak setelahnya.
Dikutip dari Harian Kompas, 15 Januari 2016, penyakit Ebola menewaskan lebih dari 11.000 orang di seluruh Afrika Barat setelah muncul di Guinea bagian selatan pada Desember 2013.
WHO pada 14 Januari 2016 mengumumkan wabah ebola yang melanda Afrika Barat selama dua tahun telah lewat.
Hal ini setelah Liberia, negara terakhir yang terkena, dinyatakan bersih.
Mengubah mata
Crozier menjadi satu dari segelintir orang-orang yang berhasil selamat dari infeksi virus ebola.
Kurang dari dua bulan sejak dipulangkan dari rumah sakit, mantan penderita ebola Crozier mengalami sakit yang amat sangat pada mata kirinya.
Rasa sakit ini dibarengi dengan pudarnya penglihatan Crozier. Setelah diperiksa lebih lanjut oleh dokter, ternyata bola mata Crozier masih terendam oleh virus ebola.
Kasus perubahan warna mata secara drastis tergolong cukup langka. Akan tetapi hal ini memang bisa terjadi ketika terjadi infeksi virus yang parah.
Infeksi virus bisa menyebabkan kerusakan sel pigmen permanen pada iris.
Anehnya, warna bola mata Crozier justru bisa kembali normal setelah melalui sejumlah perawatan.
Tim medis sendiri menduga perubahan warna mata Crozier disebabkan oleh infeksi virus yang mendorong transformasi metabolisme iris.
Apa yang disebut sebagai metabolisme iris sendiri sampai sekarang masih merupakan misteri di dunia kedokteran.
Kasus virus enola yang mengubah warna mata biru Ian Crozier menjadi hijau ini sekarang sudah dilaporkan ke harian The New York Times.
Tim medis berharap para mantan penderita ebola mengetahui informasi ini dan memahami bahwa kondisi serupa mungkin dapat terjadi pada mereka.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Selain Virus Corona, Berikut Wabah yang Pernah Gemparkan Dunia".
Baca Juga: Dari Ebola Sampai HIV, Inilah 9 Virus Paling Mematikan di Dunia, Pernah Bunuh Jutaan Orang!