Ebola Bisa Menular Melalui Hubungan Seks Tanpa Kondom?

Moh Habib Asyhad

Editor

Ebola Bisa Menular Melalui Hubungan Seks Tanpa Kondom?
Ebola Bisa Menular Melalui Hubungan Seks Tanpa Kondom?

Intisari-Online.com -Beberapa dokter telah menemukan bahwa virus Ebola bisa bertahan di cairan sperma hingga sembilan bulan. Waktu yang cukup lama. Meski demikian, mereka belum yakin apakah Ebola yang tinggal di cairan sperma itu bisa menular melalui hubungan seks tanpa kondom?

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 93 laki-laki asal Sierra Leone, ilmuwan menemukan virus Ebola dalam sampel cairan semen dari sekitar setengah dari mereka. Risiko tampaknya menurun dari waktu ke waktu. Tes itu juga menunjukkan bahwa ada sembilan pasien di mana Ebola tinggal di cairan spermanya sampai tiga bulan sejak virus itu ada, ada juga Ebola yang tinggal di cairan sperma selama tujuh hingga sembilan bulan.

Soal kenapa Ebola memilih cairan sperma aliha-alih cairan tubuh yang lainnya, para dokter masih belum mendapatkan jawabannya.

“Kami pikir ada risiko potensial untuk paparan, tapi kami tidak bisa memastikan 100%,” ujar Dr. Nathalie Broutet, seoarang ahli penyakit menular seksual di WHO, yang juta menjadi salah satu penulis pada penelitian tersebut. Makalah ini sendiri diterbitkan pada Rabu (14/10) di New England Journal of Medicine.

WHO mengatakan studi sebelumnya menunjukkan virus bisa bertahan dalam air sperma selama sekitar tiga bulan, meskipun pada beberapa kasus ada yang bertahan hingga enam bulan. Badan kesehatan PBB itu telah mengatakan, penularan Ebola melalui hubungan seksual dari laki-laki ke perempuan memiliki “kemungkinan kuat” meskipun penyakit ini umumnya menyebar melalui kontak langsung melalui cairah tubuh lainnya, seperti darah.

Harus menggunakan kondom atau tidak berhubungan seks sama sekali?

Sampai saat ini, Ebola telah menewaskan lebih dari 11 ribu orang di Afrika Barat dalam wabah yang pertama kali dideteksi akhir tahun lalu—meskipun sekarang sudah mulai mereda—dari sekitar 17 ribu korban Ebola yang sebagian besar adalah laki-laki. Jurnal tersebut juga menerbitkan rincian kasus Ebola pada Maret di Liberia, di mana seorang penyintas laki-laki menularkan Ebola kepada seorang perempuan melalui hubungan seks tanpa kondom lima bulan setelah terinfeksi.

Dalam komentar yang menyertainya, Dr. Armand Sprecher dari Doctors Without Broders mengakan jika hubungan seks adalah sarana yang signifikan untuk penularan virus tersebut. “Kita akan melihat sejumlah kasus sekarang,” tulis Sprecher. Perlu diingat, sebagian besar penderita Ebola di Afrika Barat adalah laki-laki.

Oleh sebab itu, WHO—dan beberapa organisasi lainnya—menyarankan agar laki-laki dengan Ebola yang selamat pantang berhubungan seksual atau (jika ingin tetap berhubungan seks) menggunakan kondom untuk setidaknya tiga bulan setelah pemulihan. Tak hanya itu, mereka juga harus diuji setiap bulan sampai hasilnya negatif, dua kali berturut-turut.

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya, berapa lama Ebola bertahan di Vagina? Juga, apakah perempuan dengan Ebola memiliki kemungkinan menularkannya kepada orang lain—melalui hubungan seksual?

Sementara itu, Dr Francis Musa, petugas medis distrik di utara Sierra Leone, mengatakan, sulit untuk meyakinkan laki-laki dengan Ebola menggunakan kondom, telebih menyuruhnya meninggalkan berhubungan seks. Musa berharap hepotesa bahwa Ebola bisa menular melalui hubungan seks segera dipastikan, semata-mata sebagai langkah pencegahan. “Jika kita tidak menemukan cara mengatasi ini, selamanya kita tidak akan bisa menghentikan Ebola,” katanya tegas. (Mashable)