Panjangnya Capai 120 Cm, Tentara Jerman Pilih 'Menumbuhkan Gigi Naga' Saat Perang Dunia II, Ternyata Ini Alasan Dibaliknya

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Benteng piramidal penghambat tank atau biasa disebut Gigi Naga
Benteng piramidal penghambat tank atau biasa disebut Gigi Naga

Intisari-Online.com- Berkembangnya teknologi tank dengan pergerakan yang semakin cepat sekaligus memunculkan ide untuk melemahkannya.

Salah satu ide yang muncul yakni dengan menumbuhkan penghalang-penghalang dari bawah tanah.

Penghalang ini pertama kali digunakan selama Perang Dunia II, terutama di Eropa, dan disebut sebagai Gigi Naga.

Mereka adalah benteng piramida yang terbuat dari beton dan disusun dalam baris yang tidak teratur.

Baca Juga: Kabar Gembira! 4 Negara di Asia Tenggara Ini Laporkan 0 Kematian Kasus Virus Corona, Selain Itu Tingkat Kesembuhan Capai 80 Persen

Tujuannya adalah untuk memperlambat pergerakan tank atau menggirin tank ke zone di mana tank dapat dihancurkan.

Jerman memanfaatkan Gigi Naga secara luas dengan jarak ratusan kilometer serta pembangunan rintangan lainnya di Jalur Siegfried dan Tembok Atlantik.

Blok beton berbentuk besar diperkuat dengan inti baja
Blok beton berbentuk besar diperkuat dengan inti baja

Baca Juga: Trik Kesehatan, Coba Letakkan Bawang Putih di Bawah Bantal Sebelum Tidur, Manfaat Luar Biasanya Akan Didapat Tubuh Anda, Penasaran?

Gigi Naga juga dikembangkan di negara-negara lain seperti misalnya Prancis dalam pembangunan Jalur Maginot.

Atau juga Inggris yang membuat Gigi Naga dalam persiapan menyambut invasi Jerman.

Baca Juga: Kabar Baik! Dokter Paling Top di Italia Sebut Virus Corona Telah Kehilangan Potensinya dan Melemah Karena Beberapa Bukti Ini

Pembangunan Gigi Naga biasanya mencapai 4 atau 5 baris dengan jarak di antaranya sekitar 2 meter.

Untuk satu 'gigi' sendiri terkadang dibuat setinggi 90 hingga 120 cm, tergantung pada model yang tepat.

Tentara Amerika memandang rendah Garis Siegfried.
Tentara Amerika memandang rendah Garis Siegfried.

Baca Juga: Dikhawatirkan Populasinya Bisa Musnah Gara-gara Virus Corona, 400 Orangutan Batal Dilepas ke Habitat Asli, Fakta Ini Jadi Pertimbangan

Guna lebih mempersulit musuh, di antara gigi-gigi itu juga terkadang dipasang ranjau darat.

Namun, dalam pertempuran, Gigi Naga terbukti jauh kurang efektif dan dengan mudah dapat dihancurkan dengan kendaraan khusus.

Gigi naga dari Dinding Alpine
Gigi naga dari Dinding Alpine

Namun, jika dikerahkan dalam jumlah yang tepat, (ribuan misalnya) mereka nampaknya dapat mengulur pasukan musuh untuk beberapa waktu.

Karena dibangun dalam jumlah besar, ribuan Gigi Naga bahkan masih bisa dilihat hari ini.

Baca Juga:Sering Dianggap Mitos, 'Naga' Ini Ditemukan di China dalam Bentuk Fosil

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait