Allan Pacey, seorang profesor andrologi di Universitas Sheffield di Inggris, mengatakan studi tersebut tidak boleh dilihat sebagai konklusif, karena ada beberapa kesulitan teknis dalam pengujian semen untuk virus.
Dia mengatakan kehadiran SARS-CoV-2 dalam sperma tidak menunjukkan apakah itu aktif dan mampu menyebabkan infeksi.
"Namun, kita tidak perlu heran jika virus yang menyebabkan Covid-19 ditemukan dalam semen beberapa pria, karena ini telah ditunjukkan dengan banyak virus lain seperti Ebola dan Zika," katanya.
Sheena Lewis, seorang profesor kedokteran reproduksi di Queen's University Belfast, menekankan bahwa ini adalah "studi yang sangat kecil" dan mengatakan temuannya sesuai dengan penelitian kecil lainnya yang menunjukkan rendah atau tidak ada SARS-CoV-2 dalam tes sampel semen.
"Namun, efek jangka panjang dari SARS-CoV-2 pada reproduksi pria belum diketahui," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Ilmuwan: Kecil kemungkinan Covid-19 ditularkan melalui seks
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR