Advertorial

Kacau Balau, Ada 1 Juta Kasus Virus Corona di AS, Tapi Warga Unjuk Rasa Minta Lockdown Dicabut hingga Trump Malah Fokus Kampanye

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Amerika Serikat masih menjadi episentrum pandemi virus corona (Covid-19).

Bagaimana tidak, negara adidaya itu tidak hanya menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia, tapi juga menjadi negara dengan kasus kematian akibat virus corona terbanyak di dunia.

Dilansirdari Worldometers.info pada Minggu (3/5/2020) malam, saat ini Amerika Serikat melaporkan adanya 1.161.109 kasus infeksi virus corona dengan korban meninggal mencapai 67.448 orang.

Sementara itu, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 173.725 orang.

Baca Juga: Ditelantarkan Selama 3 Jam, Bayi 1 Bulan yang Diduga Pasien Covid-19 Meninggal, 'Perawat Kaget Lihat Anak Saya Sudah Membeku'

Berdasarkan pantauan dari sumber yang sama, tercatat ada tambahan kasus baru sebanyak 335 kasus dan ada empat kematian baru yang dilaporkan.

Meski angka peningkatan kasus masih cukup tinggi, namun meningkatnya suhu udara ditambah kebosanan karena telah menjalani lockdown selama berminggu-minggu rupanya membuat jutaan warga Amerika Serikat menghabiskan waktu di luar rumah pada Sabtu (3/5/2020).

Hal ini menambah tekanan pada pejabat kota dan negara bagian untuk menegakkan.

Atau akan melonggarkan aturan pembatasan yang diberlakukan untuk menekan laju penyebaran virus corona.

Baca Juga: Bayar Rp2 Juta, Pasutri Ini Sembunyikan Mobil di Dalam Truk Demi Mudik ke Lampung, Ketahuan di Pelabuhan Merak

Melansir New York Times pada Minggu (3/5/2020) di New York City yang suhu udaranya meningkat pada hari Sabtu, Walikota Bill de Blasio memohon warga untuk menahan keinginan berkumpul di luar rumah.

Di New Jersey, lapangan golf kembali dibuka pada Sabtu pagi, dan Gubernur Philip D. Murphy mengatakan bahwa ia menerima laporan dari polisi negara bagian dan petugas taman yang mengindikasikan bahwa masyarakat masih mematuhi pembatasan jarak aman.

Warga mendesak pelonggaran kebijakan

Sementara itu di negara bagian lain, pengunjuk rasa yang mendesak adanya pelonggaran pembatasan mengadakan unjuk rasa di ibukota Kentucky, Oregon dan bahkan Florida.

Lee Watts, koordinator aksi di Kentucky, mengatakan bahwa pengunjuk rasa memiliki kebebasan sendiri untuk mengatur jarak sosial mereka.

Beberapa pengunjuk rasa yang hadir terlihat mengenakan mengenakan masker, namun banyak juga yang tidak.

Di Lincoln Park di Jersey City, mobil patroli Departemen Sheriff County Hudson dan S.U.V. berada di lokasi taman sejak pukul 8 pagi untuk memantau ketertiban warga.

Tetapi warga yang datang di taman tersebut tampaknya mematuhi pembatasan jarak aman dengan baik.

Orang-orang mempertahankan jarak hampir dua meter di seluruh area taman, dan hampir semua orang memakai masker.

"Kami tidak memiliki halaman dan kami hanya perlu tempat untuk bermain bola bisbol dengan anak-anak," kata Lori Mannette, yang tinggal satu setengah kilometer dari taman tersebut.

Baca Juga: Bikin Geger, 36 Pedagang di Padang Positif Virus Corona, Diduga 1.000 Orang Telah Lakukan Kontak, Pasar Langsung Ditutup!

Pelonggaran aturan ketat di seluruh negara menandai fase baru yang signifikan dalam respons negara terhadap virus meskipun jumlah kasus virus yang dikonfirmasi secara nasional terus bertambah.

Walaupun tingkat pertumbuhan virus telah melambat di tempat-tempat seperti New York dan California, jumlah kasus baru semakin meningkat di Massachusetts, Nebraska dan Wisconsin, serta negara bagian lain.

Presiden Trump akan fokus kampanye Pemilu 2020

Sementara itu, diberitakan Kompas.com (3/5/2020) Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan meluncurkan lagi kampanye pemilu AS 2020.

Trump akan tampil di televisi pada Minggu (3/5/2020) malam waktu setempat, dengan lokasi pengambilan gambar di Lincoln Memorial.

Politisi Partai Republik itu menelan hasil buruk di sebagian besar survei jelang pemilu AS 2020 November mendatang.

Trump dihujani kritik karena gayanya yang kasar dan mengadu domba selama bencana nasional terjadi, dan dituduh beberapa pihak menghambat penanganan awal terhadap Covid-19 di AS.

Meroketnya perekonomian AS juga dipandang sebagai kartu as Trump untuk mencengkeram periode keduanya, kini justru anjlok karena lockdown virus corona.

Trump sendiri sangat bersemangat membuka kembali perekonomian - yang meningkatkan harapan dirinya terpilih lagi.

Sementara, para ahli medis memperingatkan pembukaan kembali secara prematur dapat mengakibatkan bencana besar.

Di sisi lain, Trump ditekan oleh banyak rakyat AS yang pekerjaan dan pendapatannya hilang atau menurun drastis.

(Jawahir Gustav Rizal)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Virus Corona di AS Lebih dari 1 Juta Kasus, Presiden Trump Fokus Kampanye Pemilu")

Baca Juga: Ramai Nonton Drama 'The World of the Married', Apa Alasan Warga Indonesia Tertarik dengan Isu Perselingkuhan?

Artikel Terkait