Ahli virologi dari Universitas Udayana, Prof. Gusti Ngurah Mahardika juga percaya bahwa demografi pendududuk di pulau Bali berperan penting.
"Jika Anda melihat struktur usia di Bali, usia rata-rata 30 tahun."
"Tetapi jika Anda membandingkannya dengan Amerika di mana 16 persen populasi berusia lebih dari 70 tahun dan di Italia 20 persen, itu memberikan penjelasan yang masuk akal tentang rendahnya jumlah kasus yang dilaporkan dan tingkat kematian yang rendah di Bali," jelas Mahardika.
Teori cuaca panas
Di sisi lain, Mahardika menyebut virus tidak menular secara efektif di iklim tropis seperti Bali.
"Saya telah membuat makalah yang menyebut Covid-19 mungkin sensitif terhadap panas dan kelembaban seperti yang telah dilaporkan terjadi pada virus corona penyebab MERS dan SARS," ungkapnya.
Presiden Jokowi juga pernah menyebutkan peran teori ini kepada para wartawan, pekan lalu.
"Semakin tinggi suhunya, semakin tinggi kelembaban dan paparan langsung sinar matahari akan semakin memperpendek masa hidup Covid-19 di udara dan pada permukaan yang tidak berpori. Ini adalah berita baik bagi Indonesia," kata Jokowi.
Namun semua itu merupakan dugaan, karena keterbatasan pengujian yang dilakukan.
(Luthfia Ayu Azanella)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dikunjungi 900.000 Turis Asing Sampai Februari, Apa Alasan Bali Minim Kasus Covid-19?")
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR