Advertorial
Intisari-online.com -Pakar kesehatan beberkan bisakah kita tertular Covid-19 dari makanan.
Tidak hanya itu, mereka juga tawarkan tips kesehatan makanan untuk meminimalisasi adanya risiko potensial.
Saat ini pasti banyak dari kita yang parno dan takut bisa terjangkit Covid-19.
Bayangkan skenario ini: petugas supermarket sedang meletakkan sarden kalengan di rak supermarket dan tiba-tiba bersin.
Jika beberapa droplet kebetulan mendarat di kaleng sarden tersebut dan petugas tersebut tidak tahu jika mengidap Covid-19, bisakah Anda tertular?
Bisakah Anda tertular Covid-19 hanya dari menyentuh atau membeli barang-barang itu?
Melansir dari thehealthy.com, jawaban singkatnya adalah mungkin.
Dalam skenario tersebut, selain kaleng sarden, makanan sekitarnya yang masih dalam jangkauan bersin orang tersebut dapat mengandung droplet tersebut.
Berdasarkan penelitian di tahun 2019 dipublikasikan di Journal of the Royal Society Interface, sebuah bersin dapat 'pergi' dengan kecepatan 100 mil per jam (160 km per jam).
Lalu bersin dapat membuat sebanyak 100 ribu droplet.
Perlu diketahui juga, batuk, gejala Covid-19 yang lain dapat berpindah dengan kecepatan 50 mil per jam (80 km per jam) dan mengeluarkan 3000 droplet.
Namun skenario tersebut tidaklah mungkin terjadi.
Sudah banyak informasi mengenai berapa lama virus Corona hidup di sebuah permukaan.
"Sementara virus itu dapat bertahan di kardus sehari dan di stainless steel sampai 2-3 hari, virus memerlukan berbagai langkah berantai untuk ciptakan infeksi," ujar Robert Glatter, MD seorang petugas gawat darurat di Lenox Hill Hospital di New York City.
Artinya walaupun ada droplet bertahan di kardus atau kaleng makanan tidak semudah itu virus Corona menyerang Anda.
"Diperlukan konsentrasi virus tertentu untuk bisa menginfeksi manusia, menginokulasi lewat mata, hidung atau mulut," ujar Dr. Glatter.
"Tubuh Anda masih memiliki sistem imunitas yang kuat, termasuk produksi mukus dan rambut halus di sistem pernapasan bernama cilia untuk mencegah masuknya virus tersebut," tambahnya lagi.
Sementara menurut Food and Drug Administration Amerika, tidak ada bukti jika makanan ataupun pengemasan makanan dapat menyebarkan virus Corona.
"Ini adalah virus pernapasan, bukan virus yang menyerang perut." ujar Aline M. Holmes, RN, profesor asosiat klinik di Division of Advanced Nursing Practice Rutgers School of Nursing di Newark, New Jersey.
"Droplet dengan virus di dalamnya (dari batuk atau bersin) akan menjangkit tubuh manusia jika dihirup lewat hidung atau mulut."
Namun, perlu juga dilakukan pengecekan kesehatan makanan daripada menyesal nantinya.
Ini adalah beberapa langkah yang Anda bisa lakukan untuk meminimalisasi risiko potensial.
Memasak Makanan Sampai Matang
Memasak bahan makanan sampai matang memang merupakan satu cara untuk membunuh virus apapun, termasuk Sars-CoV-2 penyebab Covid-19.
Hal tersebut dijelaskan oleh Diane Rigassio Radler, PhD, kepala Institute for Nutrition Interventions di Rutgers School of Health Professions di Newark, New Jersey.
Panaskan kembali bungkus makanan Anda di piring Anda sendiri sebagai langkah pelindung eksra.
Caranya dengan panaskan makanan di oven dengan suhu di atas 70 derajat Celcius, atau beberapa menit di microwave, tambah Dr. Glatter.
Ada lagi tips untuk makanan yang Anda beli: "hindari salad yang dijual di pasaran dan sushi sementara waktu karena tidak bisa dipanaskan dan Anda tidak tahu siapa yang menyiapkannya," ujar Radler.
Merawat Makanan Bungkusan dan Paket Kiriman Makanan dengan Baik
Buang kertas atau plastik atau kardus dari mana saja makanan Anda berasal, jelas Radler.
"Cuci tangan Anda sebelum dan setelah Anda menyentuh bahan-bahan tersebut dan juga gunakan tisu basah untuk bersihkan semua permukaan yang berkontak dengan barang-barang tersebut seperti meja makan Anda."
Mengelap kardus atau kemasan makanan juga bukan ide buruk.
Virus dapat bertahan di permukaan-permukaa tersebut dan hasilnya adalah infeksi jika Anda menyentuhnya lalu menyentuh wajah Anda.
Saran ini juga menjadi bagian dari standar keamanan yang selalu dijelaksan oleh CDC Amerika: cuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik sebelum, selama dan setelah siapkan makanan dan sebelum Anda makan.
Juga, bersihkan berbagai permukaan yang Anda gunakan selama siapkan makanan Anda.
Spesialis penyakit infeksi pediatri Susan Wootton, MD di Houston, mendesak orang-orang agar tenang dan tidak panik.
Baca Juga: Kembali Absen di Acara Penting Korut, Mungkinkah Kabar Kim Jong-un Kritis Memang Benar Adanya?
"Covid-19 mungkin ada di kemasan makanan, tetapi tidak akan hidup lama sehingga risiko infeksinya kecil," ujarnya.
"Hal ini berbeda ketika ada orang bersin di depan Anda saat sedang berbaris."
Jangan Berbagi Makanan
Berbagi makan, bahkan dengan "rekan karantina Anda" sangatlah tidak diperbolehkan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Menurut Felicia Wu PhD, profesor keamanan makanan, toksikologi dan pengelolaan risiko di John A. Hannah, departemen agrikultur, pangan dan sumber ekonomi di Michigan State University di East Lansing hal itu sangatlah berisiko.
Liur kita akan menempel pada apapun yang kita makan atau minum dan itu mungkin mengandung virus Sars-CoV-2, jika kita terinfeksi.
Mencuci Buah dan Sayur
Panduan CDC Amerika dalam mencuci produk segar belum berubah.
Namun pandemi membuat kita semua jadi lebih awas dengan apa yang kita lakukan.
Termasuk memotong bagian yang rusak di buah atau sayur dan bersihkan dengan air mengalir.
Namun Anda tidak perlu sabun, pemutih bahkan produk pembersih komersial untuk membersihkan buah dan sayur.
Melon, timun dan buah tekstur keras bisa disikat dengan sikat buah.
Selalu bersihkan buah dan sayur kering dengan handuk kertas atau kain bersih.
Daging, produk ternak seperti telur tidak perlu dicuci sebelumnya.
Tips lainnya yang bisa dilakukan yaitu memisahkan daging mentah, hasil ternak dan produk seafood dari makanan lain dan gunakan papan potong yang berbeda untuk makanan-makanan tersebut.
Penting juga untuk dinginkan makanan gampang rusak selama 2 jam.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini