Penderitanya seperti merasa dada ditekan atau diremas. Bahkan rasa nyeri ini bisa juga terjadi di bagian bahu, tangan, leher, rahang, atau punggung.
Berdasarkan penelitian di Universitas Airlangga Surabaya, saat orang-orang yang merasa masuk angin diperiksa, sesungguhnya sebanyak 30 persen dari mereka terkena serangan jantung koroner, melansir dari Warta Kota.
Terpisah, dr.Jetty Sedyawan, Sp.JP (K), dari Yayasan Jantung Indonesia menjelaskan, banyak yang masih salah kaprah tentang gejala angin duduk.
"Angin duduk itu adalah bahasa awam, yang dirasakan seperti masuk angin berat. Biasanya dikerik atau dipijat gejalanya tidak hilang. Sebetulnya itu kena serangan jantung," ujarnya.
Serangan jantung tersebut kemudian menyebabkan komplikasi pada 1 hingga 2 jam pertama berupa gangguan irama jantung.
"Sudah ada penyempitan di pembuluh darahnya lalu gangguan listrik jantung, akibatnya jantung tidak berdenyut tapi hanya bergetar saja sehingga tidak ada pasokan ke otak. Terjadilah kematian mendadak," ujar Jetty.
Melansir dari alodokter.com, angin duduk atau angina dibagi dalam tiga jenis.
Pertama, angin duduk stabil. Biasanya dipengaruhi oleh aktivitas fisik seperti olahraga.
Saat melakukan olahraga, jantung butuh lebih banyak asupan darah dan asupan tersebut tidak akan tercukupi jika pembuluh koroner mengalami penyumbatan.
Source | : | Tribun Jabar |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR