Intisari-Online.com - Seperti pasukan Gurkha yang merupakan tentara bayaran Inggris, Foreign Legion (Legiun Asing) Prancis juga merupakan tentara bayaran dan sudah terbentuk sejak lama (1835).
Selama mengabdi kepada Prancis, pasukan yang anggotanya berasal dari berbagai negara itu sudah bertempur dalam sejumlah medan perang, seperti di Afrika Utara (1854-56), Italia (1859), dan Meksiko (1863-67).
Setiap bertempur Legiun Asing Prancis selalu menunjukkan loyalitas tinggi dan tidak takut mati.
Sebagai contoh, pada perang di Spanyol, sebanyak 5.000 Legiun Asing yang dikerahkan hanya tinggal 500 orang yang hidup dan semuanya umumnya cacat dan luka parah.
Reputasi Legiun Asing terus berkobar pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Kehebatan mereka selain ditunjukkan melalui keberhasilan bertempur juga oleh jumlah korban yang jatuh.
Baca juga: Kisah Para Tentara Bayaran di Irak: Gajinya Gede Tapi Jadi Sasaran Favorit Pembom Bunuh Diri
Selama PD I, Legiun Asing kehilangan 115 perwira dan 5.172 prajurit.
Sedangkan dalam PD II dan Perang Indo Cina (Vietnam) lebih banyak lagi anggota Foreign Legion yang gugur.
Perang Indo Cina bahkan memberikan pukulan telak bagi Legiun Asing karena mereka berhasil dikalahkan.
Sebanyak 14 ribu prajurit, khususnya dari pasukan payung (airbone ), tewas dan menyerah kepada pasukan Vietnam.
Mengalami kegagalan dan keberhasilan memang sudah hal biasa bagi anggota Legiun Asing.
Ada satu perintah atau doktrin ketika mereka dikirim ke medan perang, yakni sisakan satu peluru, bukan peluru untuk menembak musuh, tapi menembak kepalanya sendiri.
Bergabung dengan Legiun Asing memang penuh risiko, yang masuk tak pernah balik lagi atau kalau pun berhasil balik, mengalami cacat fisik.
Source | : | youtube,warhistoryonline.com |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR