Advertorial
Intisari-online.com - Hingga kini obat untuk mentasi pandemi virus corona belum juga ditemukan oleh ilmuwan.
Sementara vaksin yang diyakini bisa menghentikan pandemi tampaknya juga belum juga berhasil disempurnakan.
Namun sejumlah upaya dilakukan untuk mengobati virus corona, salah satunya mencari obat alternatif untuk atasi Covid-19.
Mengutip Daily Star, salah satu obat yang dipromosikan oleh dokter China adalah menggunakan obat-obatan yang dibuat dari hewan buas.
Baca Juga: Sekjen PBB Sebut Hanya Vaksin yang Bisa Membuat Dunia Kembali Normal, Lalu Kapan Itu Bisa Tercapai?
Hal itu diyakini bisa mengobati penderita virus corona.
Seperti diketahui, China memang memiliki tradisi kuat mengonsumsi satwa liar untuk berbagai macam obat tradisional.
Kali, ini lagi-lagi satwa liar dilibatkan untuk mengobati Covid-19, meskipun diyakini virus ini juga berasal dari mengonsumsi hewan liar.
Komisi Kesehatan Nasional China merekomendasikan daftar panjang perawatan untuk pasien Covid-19.
Salah satunya adalah dengan mengonsumsi empedu beruang.
Mereka meyakini empedu beruang adalah obat tradisional yang bisa menyembuhkan Covid-19 klaim laporan tersebut.
Namun, saran itu dengan cepat ditentang oleh aktivis hewan dengan menyebut saran itu tragis,
Pada bulan lalu Komisi Kesehatan Nasional China menerbitkan suntikan Tan Re Qing, obat tradisional yang mengandung cairan yang diproduksi dari hati beruang.
Empedu dari berbagai spesies beruang telah digunakan dalam pengobatan tradisional sejak abad ke-8.
Hal itu karena tingginya kadar ursodeoksikolat yang mampu melarutkan batu empedu dan mengobati banyak penyakit hati.
Organisasi seperti Badan Perlindungan Hewan sedunia mengutuk pemerintah China karena rekomendasi mengonsumsi hewan liar, untuk mengobati penyakit dari hewan liar.
Sama halnya dengan China di Vietnam yang kini telah membaik dari wabah virus corona, juga khawatir.
Aktivis hak hewan khawatir Vietnam juga menggunakan empedu beruang untuk pengobatan.
Huong Ngo dari kelompok penyelamat beruang Four Paws Vietnam Foundation, mengatakan tentang ketakutan itu.
"Jika ada permintaan untuk ini, akan ada pasokan," katanya pada South China Morning Post.
Dia mengatakan tindakan itu sangat kejam dan menyiksa beruang.
Selama proses ektraksi empedu, beruang menderita rasa sakit luar biasa, dan manfaat kesehatan dari cara itu juga masih dipertanyakan.
Pengekstrak akan mengunci beruang di kandang kecil, sehingga mereka tidak bisa bergerak.
Kemudian, mereka membuat lubang di perut beruang langsung mengarah ke kantong empedu, dan mengumpulkan cairan empedu yang mengalir keluar dari luka itu.
Menurut Survei oleh World Wide Fund for Nature (WWF) menemukan mayoritas besar orang Vietnam, Myanmar, Thailand, Jepang dan Hong Kong mendukung penutupan perdagangan satwa liar.
Semenjak virus corona merajalela, kelompok kesejahteraan hewan terus melakukan upaya untuk menekan jumlah pergadangan satwa liar.