Advertorial
Intisari-Online.com - Penelitian terus dilakukan oleh para ahli di berbagai negara untuk lebih mengetahui tentang virus corona baru yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini.
Segala sisi diulik seperti bagaimana gejalanya, cara penularan, hingga pengobatan yang mungkin dilakukan.
Salah satu penelitian berasal dari Cornel University, New York.
Sebuah studi baru dari Cornell University telah membuat penemuan tentang virus corona baru atau SARS-CoV-2 dapat membantu para peneliti mengembangkan pengobatan yang tepat.
Dilansir Medical News Today (12/4/2020), sebanyak 5 peneliti dari Cornell University di Ithaca, New York, pernah meneliti tentang struktur dan mekanisme yang berkaitan dengan 2 jenis virus corona terdahulu.
Itu adalah SARS-CoV, virus yang dapat menyebabkan sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) dan MERS-CoV, yang dapat memicu sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).
Lalu kini mereka meneliti tentang SARS-CoV-2.
Dalam penelitian awal mereka hingga sekarang, fokus penelitiannya yaitu pada spike protein atau protein lonjakan.
Ini adalah protein yang digunakan virus untuk mentransfer informasi genetik mereka ke dalam sel dan menyebabkan infeksi.
Dalam penelitian mereka, secara khusus melihat fusion peptides, asam amino rantai pendek dalam protein lonjakan dari virus corona yang mereka pelajari.
Untuk menginfeksi sel, virus melalui proses multistep yang disebut "fusi membran".
Pada akhirnya memungkinkan virus menyuntikkan informasi genetik mereka ke dalam sel yang diinfeksi.
Fusi membran terjadi setelah virus menemukan sel yang rentan terhadap infeksi.
Virus melakukan ini dengan mengambil isyarat kimia dari lingkungannya.
Akhirnya, virus menempel pada reseptor sel target melalui protein lonjakan.
Pada titik ini, fusion peptides (yang merupakan bagian dari protein lonjakan) menyatu dengan membran sel. Ini akan memastikan bahwa virus dapat bereplikasi.
Para peneliti menemukan bahwa ion kalsium membantu fusion peptides untuk melakukan tugasnya dan memungkinkan coronavirus menginfeksi sel.
Temuan penting
Peneliti menemukan, urutan biologis dari fusion peptides yang ada di SARS-CoV dan SARS-CoV-2 adalah 93% sama.
Ini bisa berarti bahwa mekanisme yang memengaruhi fusion peptides virus-virus itu juga sangat mirip.
"Hal yang menarik tentang ketiga virus tersebut adalah bagian khusus dari protein ini, yaitu fusion peptide, hampir sama persis," kata salah satu peneliti Prof. Susan Daniel.
Para peneliti berharap temuan mereka saat ini akan membantu para ilmuwan memahami lebih banyak tentang bagaimana SARS-CoV-2 dapat menginfeksi manusia.
Selain itu juga membantu peneliti lain mengetahui mengapa saluran pernapasan manusia tampaknya menjadi lingkungan yang sesuai untuk ditiru oleh virus ini.
Artikel ini talah tayang di Kompas.com dengan judul Temuan Baru, Diyakini Dapat Memecahkan Misteri Pengobatan Covid-19
ngin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari