Advertorial
Intisari-Online.com - Vaksin maupun obat Covid-19 yang terbukti bisa mengatasi penyakit tersebut kini terus dinanti-nanti kehadirannya.
Para ilmuwan pun terus melakukan penelitian terhadap obat untuk virus corona atau Covid-19.
Seperti yang dilakukan oleh para peneliti di Brazil.
Namun, kabar buruk justru datang dari penelitian yang dilakukan di sana.
Sebuah penelitian di Brazil yang menguji obat anti malaria klorokuin untuk Covid-19 terpaksa dihentikan lebih awal karena beberapa pasien mengalami komplikasi jantung.
Klorokuin telah menjadi sorotan setelah Presiden AS Donald Trump menyebut obat ini berpotensi menjadi obat untuk menghentikan Covid-19.
Masalah pada irama jantung
Dalam beberapa hari setelah pengobatan, banyak dari pasien dalam kategori dosis tinggi mengalami masalah irama jantung.
Itu lebih banyak jumlahnya daripada di kategori dosis rendah.
Sebanyak 2 pasien dari kelompok dosis tinggi mengalami detak jantung yang cepat dan abnormal, dikenal sebagai takikardia ventrikel, sebelum mereka meninggal.
Sebagai hasil dari temuan ini, para peneliti segera menghentikan kelompok studi dosis tinggi.
Mereka memperingatkan agar tidak menggunakan dosis tinggi untuk setiap pasien Covid-19.
"Studi kami menaikkan 'bendera merah' untuk menghentikan penggunaan dosis (tinggi) seperti itu di seluruh dunia untuk menghindari kematian yang tidak perlu," tulis peneliti dalam makalah mereka.
Penelitian tersebut diposting atau diterbitkan pada 11 April di medRxiv. Makalah belum diterbitkan dalam jurnal peer review.
Pengobatan untuk malaria
Sebuah rumah sakit di Prancis juga dilaporkan menghentikan pengobatan hydroxychloroquine (hidroklorokuin) untuk setidaknya satu pasien dengan Covid-19 setelah pasien mengalami masalah irama jantung.
Klorokuin dan hidroklorokuin telah digunakan selama beberapa dekade sebagai pengobatan untuk malaria dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Tapi ada komplikasi utama dari klorokuin, yaitu risiko masalah irama jantung yang serius, disebut sebagai "QT prolongation".
Kepala divisi farmakologi klinis di Universitas Toronto Dr. David Juurlink menanggapi penelitian tersebut.
Menurutnya penelitian itu menyampaikan satu informasi bermanfaat, yaitu klorokuin menyebabkan peningkatan abnormalitas bergantung pada penggunaan dosis, yang dapat menyebabkan kematian jantung mendadak.
Setelah para peneliti Brazil menghentikan penelitian pada kelompok dosis tinggi, semua pasien dijadikan kelompok dosis rendah.
Para peneliti masih melanjutkan penelitian ini ke depan.
Baca Juga: Andai Saja Hidung Cleopatra Lebih Mancung, Jalannya Sejarah Mungkin Berbeda
Selain menggunakan klorokuin, para peneliti juga memberikan azithromycin yang juga mempunyai risiko meningkatkan masalah irama jantung.
Para peneliti mencatat bahwa mereka tidak dapat menilai efek toksik dari antibiotik ini dengan sendirinya karena semua pasien sudah menggunakan obat sebelum memulai penelitian.
Kombinasi azithromycin dan hydroxychloroquine juga digunakan di rumah sakit di Amerika Serikat
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sebabkan Komplikasi Jantung, Penelitian Klorokuin di Brazil Dihentikan
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari