Advertorial

Dimandikan Seperti Jenazah Biasa, Setelah Tahlilan 7 Hari Selesai Baru Diketahui Jenazah Meninggal Karena Covid-19, Warga Geger

May N

Editor

Intisari-online.com -Begitu kagetnya warga Kampung Malang Nengah, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat setelah mengetahui almarhum tetangganya dinyatakan positif corona atau Covid-19.

Sebab pemulasaraan jenazah dilakukan sendiri oleh warga dan tidak menggunakan prosedur pasien Covid-19.

Saat itu hasil swab tenggorokan almarhum belum keluar.

Sempat diduga sakit jantung

Baca Juga: 26 Tahun Hidup dengan Bilah Pisau 10 cm yang Menancap dalam Kepalanya, Akhirnya Pisau itu Bisa Diambil, 'Para Dokter Telah Memberi Saya Kesempatan Kedua dalam Hidup'

Warga menduga pria berprofesi pengemudi ojek itu meninggal karena penyakit jantung.

Pria 48 tahun tersebut memang diketahui sering berobat ke dokter karena penyakit jantung yang dia derita.

Warga tak menaruh curiga karena pihak terkait saat itu belum memberikan informasi.

Proses pemulasaraan jenazah pada Jumat (3/4/2020) pun akhirnya tidak dilakukan sesuai prosedur pasien corona.

Baca Juga: 'Rekaman Horor' Ungkap Tawon Raksasa Asia Membunuh 30.000 Lebah Madu Sekaligus dengan Mengiris Kepalanya: 'Cukup Satu Tawon untuk Membunuh 300 Lebah'

Tahlilan diikuti 25 warga

Setelah proses pemakaman selesai, warga menggelar tahlilan mendoakan almarhum selama tujuh hari.

Ada sekitar 25 orang, termasuk perangkat desa yang mengikuti tahlilan tersebut.

Warga pun waswas ketika belakangan mengetahui kabar bahwa almarhum ternyata positif Covid-19.

Baca Juga: Hadiri Pemakaman Ibunya yang Meninggal Akibat Covid-19, Gadis Ini Mendadak Jatuh dan Meninggal Dunia di Tempat, Penyebabnya Mengejutkan

"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya, usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif.

"Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucap Sekretaris Kecamatan Ciseeng, Heri Isnandar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Peserta tahlilan berpotensi jadi ODP

Heri mengatakan hasil swab almarhum baru keluar sepekan kemudian, yakni pada Sabtu (11/4/2020).

Baca Juga: Abaikan 23.644 Kasus Kematian di AS, Trump Malah Puji Dirinya Sendiri, Bahkan Siap Buka Kembali Seluruh Akses di Negaranya

Hasil swab menunjukkan almarhum ternyata sudah terjangkit virus corona.

Atas kejadian tersebut seluruh peserta tahlilan berpotensi menjadi Orang dalam Pemantauan (ODP).

"Informasinya almarhum ini sakit jantung dan memang sejak awal tidak ada SOP Covid-19 pemakaman. Makanya warga tetap ikutan tahlilan karena menganggapnya (meninggal) sakit jantung," ungkapnya.

Adapun almarhum merupakan pengemudi ojek online.

Baca Juga: Selama Ini Diyakini Kasus Corona Pasien 1 dan 2 di Indonesia Terinfeksi dari WNA Jepang, Pakar Epidemologi UI Ragukan Hal Itu, Begini Penjelasannya

"Mobilitasnya tinggi entah ke Depok, Tangerang, Jakarta, bisa jadi penularannya dari penumpang begitu," imbuhnya.

Dinas Kesehatan akan segera melakukan tes swab kepada anggota keluarga almarhum.

Jika hasilnya positif, maka status warga lainnya bakal naik menjadi ODP.

"Ada tiga yang diperiksa, salah satunya pembantu beda kampung.

Baca Juga: Titik Puncak Virus Corona Belum Terjadi di Indonesia , Para Ahli Beri Peringatan Akan Terjadi Gelombang Kedua Pandemi Covid-19 di Tanah Air

"Jadi mudah-mudahan hasil semuanya negatif sehingga warga yang hadir di tahlilan itu tidak naik statusnya," ujar dia.

Petugas Dinkes dinilai lambat

Terkait kejadian itu, warga menilai petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) lambat dalam memberikan informasi.

Apabila kejadian tersebut diinformasikan sejak awal, maka warga akan mengikuti prosedur kesehatan yang sudah ditetapkan.

Baca Juga: Misterius, 3 'Pangkalan Militer Rahasia' Ini Sungguh Tertutup dan Tersembunyi, Tak Jarang Warga Hanya Bisa Menduga-duga Kegiatannya, Apa Isinya?

Warga pun mengaku kecewa dengan cara penanggulangan virus yang dilakukan dinas.

"Kami kecamatan dan desa melakukan tugas sesuai kewenangan.

"Jadi mungkin untuk jajaran Dinkes agar lebih bisa menginformasikan secepatnya apabila ada yang positif meninggal.

"Sehingga kami juga lebih cepat membantu bagaimana mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan sampai kecolongan begini. Masyarakat jadi parno, takut," katanya.

Baca Juga: Hadir Toilet Pintar yang Diklaim Dapat Memantau Kesehatan Penggunanya, Salah Satunya Melalui Waktu Menjatuhkan Tinja Pertama Kali, Bagaimana Cara Kerja Toilet Ini?

(Afdhalul Ikhsan)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dikira Meninggal Sakit Jantung, Ternyata Positif Corona, Jenazah Dimandikan dan Warga Kampung Tahlilan 7 Hari"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait