Namun, setelah kami bertambah akrab, Subadio bercerita bahwa ia dipesan oleh ibunya agar jangan tidur sebelum pukul 24.00.
Andaikata ia tertidur, setelah pukul 24.00 ia bangun sebentar dan pergi ke halaman di luar kamar tidur untuk memohon kepada Tuhan agar dosa Soekarno dimaafkan.
Subadio menceritakannya sambil lalu saja, tetapi saya mengingatnya dan sering merenungkannya. Saya tidak pernah berkomentar karena merasa tidak pantas.
Saya saksikan betapa tertibnya Subadio melaksanakan pesan ibundanya itu.
Saya merasa Subadio orang yang berbahagia karena ia sudah matang, tetapi masih mempunyai seorang ibu yang bisa memberi pegangan hidup yang berharga.
Ibunda Subadio, Ibu Sastrosatomo, pernah datang menjenguk putranya di penjara dan saya merasa sangat terkesan oleh kepribadiannya.
Kalimat yang diucapkan setiap hari oleh Subadio sesudah tengah malam itu mengganggu nurani saya. Berkat pesan ibunya, Subadio bisa menentukan sikap.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR