Advertorial

Vaksinnya Belum Sempurna, Masalah Baru Muncul, Virus Corona Bermutasi Menjadi Jenis Baru dan Bisa Bertahan 49 Hari Menginfeksi Manusia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Intisari-online.com - Masalah virus corona memang menjadi permasalahan global yang belum ditemukan solusinya hingga kini.

Sejumlah besar ilmuwan dari seluruh dunia berlomba-lomba untuk menemukan vaksinnya.

Menurut laporan terakhir, vaksin ini masih dalam tahap uji coba dan belum berhasil disempurnakan.

Namun, di tengah solusi yang belum kunjung ditemukan ini justru masalah baru soal virus corona dilaporkan muncul.

Baca Juga: Syekh Puji Dilaporkan Polisi Karena Nikahi Gadis 7 Tahun, KPAI: 'Bisa Mendapatkan Hukuman Tambahan Kebiri Lewat Suntik Kimia'

Melansir Daily Mirror pada Kamis (2/4/20), Peneliti China menemukan ada peningkatkan versi mutasi dari jenis virus corona.

Virus ini disebutkan bisa menginfeksi manusia selama hampir dua bulan.

Peneliti militer China ini menemukannya pada seorang pria paruh baya yang memiliki penyakit selama 49 hari.

Secara signifikan ini lebih lama dari durasi penyakit lainnya menurut sebuah laporan.

Baca Juga: 'Jangan Bebaskan Orang Keji yang Memotong Kedua Kaki Anakku,' Kebijakan Terkait Covid-19 Mendorong Seorang Ibu yang Mencintai Putra Angkatnya Memohon

Akibatnya, pasien tersebut perlu dirawat dengan transfusi plasma dari pasien Covid-19 lainnya yang telah sembuh.

Peneliti menunjukkan rata-rata pasien dengan positif virus corona, biasanya akan dites negatif dalam waktu 20 hari dan paling lama 37 hari.

Meskipun memiliki durasi yang cukup lama, pasien ini memiliki gejala yang lebih ringan.

Dia terifeksi lesi ke paru-parunya yang menghilang, tak lama setelah di bawa ke rumah sakit.

Para peneliti mengatakan mungkin sama dengan kasus kronis, karena dapat menunjukkan virus corona telah mati.

Meskipun kenyataanya tidak.

Baca Juga: Seorang Polisi Justru Gelar Resepsi saat Banyak Dilakukan Pembubaran Acara Serupa, Propam Polda Metro Jaya Turun Tangan, Begini Nasibnya Sekarang

Para peneliti, dari Universitas Kedokteran Angkatan Darat di Chongqing, Rumah Sakit no 967 PLA, Dalian dari Rumah Sakit Umum Komando Teater Pusat PLA Wuhan.

Mengatakan bahwa virus itu mungkin membentuk hubungan simbiolik dengan inangnya.

Laporan menyebut, bahwa satu kerabat pasien lanjut usia yang dites Covid-19 juga memiliki gejala sedang.

Meskipun memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya, dia dilaporkan pulih lebih cepat daripada usia orang di usianya.

Para peneliti mengatakan bahwa informasi ini dapat mengarah pada sub-jenis baru dari Covid-19 ringan.

Meskipun menular degan gejala yang ringan, namun lebih sulit dihilangkan daripada yang kronis.

Baca Juga: Dituduh Sebagai Biang Kerok Wabah Virus Corona, Pasar Hewan di Wuhan Sudah Resmi Buka Kembali, 'Wabah Telah Berakhir, Tak Ada yang Perlu Dikhawatirkan'

Hal ini memperingatkan, bahwa pasien yang kronis bisa memiliki gejala ringan.

Mereka yang tidak mau berobat karena merasa memiliki gejala ringan, tetap berbahaya karena bisa menularkan virus itu kepada lainnya.

Selain itu infeksi ini juga bisa menyebabkan wabah baru karena virusnya telah bermutasi.

Artikel Terkait