Hal berbeda disampaikan Budi Waryanto, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, mengatakan kepada Reuters: "Rumah sakit tidak siap untuk mendukung kasus-kasus potensial. Perawatan akan terbatas."
Meskipun hanya ratusan orang yang dirawat di rumah sakit karena coronavirus, dokter mengatakan kepada Reuters bahwa sistem kesehatan sudah mulai tegang. Banyak staf kesehatan tidak memiliki peralatan pelindung.
Sebagai tanda kontrol infeksi yang buruk di rumah sakit dan klinik, delapan dokter dan satu perawat telah meninggal karena virus korona, menurut Asosiasi Dokter Indonesia.
Di Italia, di mana ada 6.077 kematian akibat virus korona, 23 dokter telah meninggal.
Dokter di Indonesia membawa alat pelindung sendiri
Seperti diketahui, kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) menjadi salah satu masalah yang saat ini ramai dikeluhkan, terutama oleh para dokter di Indonesia.
Tenaga medis di Indonesia bahkan harus melakukan pekerjaannya dengan APD seadanya, seperti menggunakan jas hujan.
Sementara itu, dokter-dokter mulai mengecam buruknya hal tersebut.
"Kami membawa masker kami sendiri, pakaian kami sendiri yang mungkin tidak berkualitas standar," kata seorang dokter kepada Reuters.
"Teman-temanku, satu per satu, terserang virus," katanya, menahan air mata.
Source | : | asiaone |
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR