Advertorial

Yahudi, Kristen, dan Muslim Panjatkan Doa Bersama-sama di Yerusalem, Memohon Wabah Covid-19 Cepat Selesai: 'Kita Semua Berasal dari Akar yang Sama'

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Para pemuka agama Kristen, Yahudi, dan Islam berdoa bersama di Yerusalem pada Kamis (26/3/2020) di tengah pandemi global Covid-19.

Inisiatif ini digalakkan oleh Wali Kota Yerusalem, dan berlangsung pukul 12.30 waktu setempat di Balai Kota Yerusalem.

Perwakilan dari agama lain juga hadir, termasuk Druze dan Baha'i.

Saat berbicara pada Radio Vatikan sebelum doa bersama, Kustodian Fransiskan dari Tanah Suci, Pastor Francesco Patton, mengatakan kegiatan ini sangat penting.

Baca Juga: Cerita Pengemudi Ojek Online, Tunjukkan Video Jokowi tapi Tetap Ditagih Debt Collector: Selama SK Belum Turun Konsumen Harus Bayar Tepat Waktu

Setiap agama kemudian dipersilakan mengucapkan doa sesuai tradisinya masing-masing.

"Kita akan berdoa bersama-sama kepada Tuhan yang Mahakuasa agar pandemi ini bisa berhenti," kata Patton dikutip dari Vatican News.

"Ini penting karena kita semua berasal dari akar yang sama."

Baca Juga: Ini 19 Manfaat Tanaman Obat Daun Seledri dari Melembabkan Kulit Hingga Perangi Kanker

"Dan dengan akar yang sama ini kita dapat mengekspresikan iman serta keyakinan untuk berdoa kepada Tuhan," imbuhnya.

Doa bersama ini dilakukan setelah Joint Communique, yang dikeluarkan pada 21 Maret.

Joint Communique adalah pernyataan bersama yang disetujui oleh para pemuka agama.

Para pemimpin di Gereja Makam Suci (Latin, Ortodoks Yunani, dan Armenia) menyatakan harapan mereka bahwa "dalam situasi berbahaya ini semua anak-anak Abraham bisa berdoa bersama kepada Yang Maha Kuasa untuk meminta perlindungan dan belas kasihan".

Baca Juga: Dianggap Bisa Bunuh Virus Corona, Ternyata Sabun Antiseptik Tidak Dianjurkan Dokter: 'Musuh Kita Saat Ini Virus, Bukan Bakteri'

Sementara itu Francesco Patton mengatakan perayaan Paskah di Yerusalem mungkin tidak akan seperti biasanya.

Baca Juga: Kisah Seorang Nelayan Temukan 'Kotoran Termahal di Dunia' yang Harganya Mencapai Rp 4,5 Miliar, Konon Kotoran Ini Pernah Digunakan Eropa saat Mengalami Wabah Pencemaran Udara

"Akan ada sedikit perayaan, tanpa peziarah, dan dengan komunitas lokal kecil," kata Patton.

Namun dia juga menekankan kalau Paskah ini tetap sama esensinya dengan Paskah-paskah sebelumnya.

Kata-katanya bergema di Gereja Makam Suci Yerusalem, yang dipercaya umat Kristen sebagai tempat penyaliban dan penguburan Yesus.

Tempat ini telah ditutup untuk umum sebagai langkah pencegahan penyebaran virus corona, yang berarti bahwa perayaan Paskah di Makam tidak akan dihadiri banyak orang.

Baca Juga: Jika Tak Segera Ambil Tindakan Drastis, Separuh Penduduk Indonesia Berpotensi Terinfeksi Covid-19 Sebelum Lebaran, Simak Selengkapnya

"Di Paskah kita tidak merayakan jumlah umat."

"Kita merayakan Kebangkitan Yesus Kristus dan dalam Kebangkitanlah kita menemukan harapan, bukan dari jumlah yang merayakan!" tegas Francesco Patton.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Yerusalem Pemuka Agama Kristen, Yahudi, dan Islam Doa Bersama, Memohon Wabah Covid-19 Cepat Selesai"

Artikel Terkait