Advertorial

Orang yang Mengalaminya Berpotensi Jadi 'Agen Rahasia' Penyebar Covid-19, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui Soal Infeksi Virus Corona Tanpa Gejala

Khaerunisa

Penulis

Salah satu faktor yang memengaruhi kecepatan penyebaran virus ini adalah banyaknya pasien yang tak menunjukkan gejala
Salah satu faktor yang memengaruhi kecepatan penyebaran virus ini adalah banyaknya pasien yang tak menunjukkan gejala

Intisari-Online.com - Berbagai upaya dilakukan untuk membendung penyebaran virus corona.

Diantaranya imbauan untuk cuci tangan, pakai masker, dan social distancing.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa tetap ada celah untuk virus ini menular dari satu orang ke orang lainnya.

Selain kedisiplinan social distancing yang masih terbilang rendah di Indonesia, orang terinfeksi tanpa gejala juga menjadi pendukungnya.

Baca Juga: Tak akan Ada Mudik Lebaran Tahun Ini! Opsi Terburuk Jika Wabah Corona Masih Tak Terbendung, Ini Tiga Skenario yang Dibuat

Beragam penelitian telah dilakukan oleh para ilmuwan di dunia untuk menggali semua informasi tentang virus corona.

Objek kajiannya pun beragam, dari sumber, sifat, cara penyebaran, gejala, hingga vaksin virus corona jenis baru penyebab Covid-19.

Per Rabu (25/3/2020) malam, sebanyak 438.749 orang terinfeksi di lebih dari 180 negara dengan angka kematian sebesar 19.675 kasus.

Salah satu faktor yang memengaruhi kecepatan penyebaran virus ini adalah banyaknya pasien yang tak menunjukkan gejala, sehingga mereka tak sadar jika telah membawa virus corona.

Baca Juga: Sujiatmi Wafat, Ini 6 Gejala Dini Kanker Tenggorokan yang Sering Kita Abaikan, Salah Satunya Perubahan Suara

Berikut sejumlah hal yang perlu diketahui soal infeksi virus corona tanpa gejala:

Risiko transmisi

Sejauh ini, infeksi virus corona tanpa gejala telah ditemukan di banyak negara.

Terbaru, sejumlah atlet dunia yang dinyatakan positif Covid-19 mengakui hal itu.

Para ahli masih mencoba untuk mencari tahu sejauh mana orang-orang yang terinfeksi dalam kategori ini berkontribusi dalam penyebaran virus.

Pada Minggu (22/3/2020), SCMP melaporkan, sepertiga dari pasien positif virus corona di China baru menunjukkan gejala setelah dikonfirmasi positif.

Baca Juga: Resmi Positif Covid-19, Pangeran Charles Langsung Isolasi Dirinya di Daerah ini, Sementara Bagaimana Dengan Sang Ratu Inggris?

Sebelumnya, mereka tidak merasakan gejala sama sekali.

Kasus asimptomik atau tanpa gejala ditemukan di antara orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien positif, klaster, dan melalui pelacakan kontak.

Beberapa ahli memperingatkan bahwa pasien tanpa gejala dapat membuat rute transmisi baru setelah penguncian diredakan.

"Ini memprihatinkan, mengingat banyak negara belum menerapkan tingkat pengujian komunitas yang cukup luas," kata Adam Kamradt-Scott, seorang spesialis kesehatan masyarakat di University of Sydney, dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Meledak dalam Senyap, 'Bom Biologis' Covid-19 'Hantam' Puluhan Ribu Fans Atalanta yang Justru Sedang Menikmati Malam Indah Pertama Mereka

Tak menunjukkan gejala selama perawatan

Sementara itu, Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan Jung Eun-Kyeong mengatakan, sekitar 20 persen dari pasien positif virus corona di Korea Selatan tidak menunjukkan gejala sama sekali selama menjalani perawatan di rumah sakit.

Melansir Bloomberg, di Islandia, menurut Kepala Ahli Epidemiologi Thorolfur Gudnason, separuh dari jumlah pasien positif tidak memiliki gejala.

Satu analisis dari wabah kapal pesiar Diamond Princess menunjukkan, 33 dari 104 penumpang yang terinfeksi tetap tanpa gejala bahkan setelah rata-rata 10 hari pengamatan di rumah sakit.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Orang yang Menerima Vaksin Virus Corona dalam Uji Coba, Relawan Ini Beberkan Kondisi Tubuhnya Setelah Menerima Vaksin

Screening di bandara tak efektif

Yale Scool of Public Health menyebutkan, keberadaan pasien asimptomik mengindikasikan bahwa screening di bandara dan tempat masuk lainnya tak cukup efektif.

"Gambaran nyata hanya akan terungkap ketika kami memiliki tes serologis untuk mengetahui siapa yang telah terinfeksi," kata Ian Henderson, Direktur Institute for Molecular Bioscience di Queensland University.

Sejauh ini, screening di bandara masih menjadi andalan utama bagi banyak negara untuk mendeteksi penumpang yang mungkin telah terpapar virus corona.

Singapura kini mulai sadar akan hal itu dan memperketat tes masuk di bandaranya.

Baca Juga: Resmi, BLT Akan Diturunkan Lagi Oleh Pemerintah ke Masyarakat Sebagai Tameng Ekonomi Hadapi Corona, Golongan ini Yang Diprioritaskan Mendapatkan Bantuan Tersebut

Ada pasien dengan paru-paru normal

Seorang perempuan asal Wuhan, China, dengan riwayat perjalanan ke Anyang untuk mengunjungi keluarganya, sempat dinyatakan negatif pada tes awal.

Akan tetapi, pada tes lanjutan hasilnya berubah menjadi positif. Ia pun kemudian menjalani uji CT Scan untuk mengecek kondisi paru-parunya.

Dari uji scan itu, diketahui paru-parunya tetap normal, tak mengalami demam, dan gejala pernapasan.

Baca Juga: Sementara Kota Sedang Dikarantina Karena COVID-19, Seekor Puma Liar Tertangkap Kamera Berkeliaran di Jalanan Umum: Mereka Biasanya Hewan Pemalu

Metode pengujian tak efektif

Dilansir dari Health, Presiden ACCESS Health International William Haseltine mengatakan, metode pengujian virus corona secara umum yang ada saat ini dinilai tidak cukup efektif.

Hal itu didasari atas fakta bahwa penyebaran virus corona tak hanya disebarkan oleh orang bergejala.

Ia pun meminta agar banyak negara mengoptimalkan sistem pengujian yang dikenal sebagai contact tracing atau pelacakan kontak.

Menurut dia, penting untuk menemukan pasien tersebut lebih awal sebelum mereka sakit.

"Ini bukan tentang berapa banyak tes yang dilakukan di suatu negara, tetapi bagaimana tes itu digunakan," kata dia.

*****

Dengan temuan seperti ini, maka orang yang bergejala dan tanpa gejala memiliki potensi yang sama besarnya dalam penularan virus corona.

Oleh karena itu, Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di University of Minnesota, AS, Michael Osterholm, mengingatkan pemerintah dan pejabat publik untuk terbuka tentang cara penyebaran virus ini.

Masyarakat juga diminta jujur soal riwayat perjalanan dan kontak saat merasakan gejala virus corona.

Dengan demikian, bisa dilacak siapa saja yang berpotensi tertular, meskipun belum merasakan gejala terinfeksi.

Baca Juga: Viral Keluarga Bawa Pulang Jenazah PDP Corona dengan Mobil Pribadi, Ternyata Dokter Sudah Membungkus Plastik Tapi Keluarga Membuka Paksa Ingin Melihat Jenazah

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Infeksi Virus Corona Tanpa Gejal

Artikel Terkait