Advertorial

Meledak dalam Senyap, 'Bom Biologis' Covid-19 'Hantam' Puluhan Ribu Fans Atalanta yang Justru Sedang Menikmati Malam Indah Pertama Mereka

Ade S

Editor

Intisari-Online.com -Italia mejadi negara dengan penyumbang koban jiwa karena corona tertinggi di dunia.

Data pada Minggu (25/3/2020) menunjukkan bahwa 7.503 orang di Italia meninggal dunia karena corona.

Sementara jumlah kasus positif corona di Italia sendiri mencapai74.386 kasus.

Untungnya saat ini ada kabar baik yaitu 9.362 jiwa sudah berhasil sembuh dari virus corona.

Besarnya jumlah kasus di Italia sendiri menimbulkan banyak pertanyaan mengenai asal muasal penyebaran.

Namun belakangan, sebuah pertandingan sepakbola yang kelak dicatat sebagai sebuah prestasi luar biasa bagi sebuah klub italia, sebagai salah satu sumber utama penyebaran.

Klub yang dimaksud adalahAtalanta, berhasil mencuri perhatian dalam ajang Liga Champions musim 2019-2020.

La Dea, julukan Atalanta, bukanlah tim yang diunggulkan. Mereka berstatus debutan dalam pentas paling bergengsi di Benua Eropa tersebut.

Baca Juga: Di Tengah Ketegangan China-Taiwan dan Merebahnya Corona, Apa Tujuan Kapal Perang AS Kembali Sambangi Selat Taiwan?

Kendati berstatus tim debut, Atalanta mampu mengukir sejarah baru. Mereka berhasil lolos ke babak 16 besar Liga Champions dan bertemu dengan wakil Spanyol, Valencia.

Tepat pada 19 Februari 2020 waktu setempat, malam di Kota Bergamo dan Milan terasa indah.

Kota Bergamo yang notabene menjadi basis tempat Atalanta berasal dan Milan, khususnya Stadion San Siro, menjadi saksi kemenangan besar 4-1 La Dea atas Valencia di antara 45.000 penonton yang datang.

Langkah skuad asuhan Gian Piero Gasperini menuju delapan besar Liga Champions terbuka lebar. Tinta emas Atalanta mulai tertulis.

Malam indah itu kembali berlanjut pada 10 Maret 2020. La Dea kembali mengalahkan Valencia di leg kedua babak 16 besar Liga Champions meski berstatus tim tamu.

Gelandang andalan Atalanta, Josip Ilicic, memborong empat gol sekaligus dalam kemenangan timnya 4-3 atas Valencia.

Agregat 8-4 untuk kemenangan Atalanta membuat Josip Ilicic cs berhak melaju ke perempat final Liga Champions.

Kota Bergamo benar-benar indah saat itu. Gegap gempita hampir terasa di tiap sudut wilayah yang berjarak 60 km dari Milan ini.

Baca Juga: Nekat Gelar Resepsi, Pernikahan yang Hanya Berlangsung Beberapa Jam ini Langsung Jadi Pusat Penyebaran Virus Corona Sampai 37 Tamu Undangan Kena Petaka Positif Covid-19

Rasa bangga mereka mengalahkan kabar makhluk kecil berukuran 125 nanometer asal Wuhan, China, bernama virus corona atau Covid-19.

Pada malam indah pertama (19 Februari 2020), Kota Bergamo bahkan Italia belum mengenal jelas virus corona.

Kasus Covid-19 di Italia pertama kali dikonfirmasi pada 20 Februari 2020, ketika seorang pria 38 tahun memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit di kota Codogno, Lombardy, yang berjarak sekitar satu setengah jam menggunakan mobil dari kota Bergamo.

Namun, banyak ahli kesehatan di Italia memprediksi bahwa Covid-19 sudah tiba di Italia jauh sebelum kasus pertama ditemukan.

Selang tiga hari setelah laga Atalanta vs Valencia di San Siro, satu nyawa terenggut akibat virus corona.

Wali Kota Bergamo, Giorgio Gori, menyebut secara gamblang bahwa malam indah pertama bagi penduduk di wilayahnya adalah penyebab utama penyebaran virus corona di Italia.

Gori tak segan menyebut pertandingan Atalanta vs Valencia sebagai bom biologis Covid-19 dari Milan ke Bergamo, Provinsi Lombardy, dan kemudian menyebar ke seantero Negeri Pizza.

"Pertandingan itu merupakan bom biologis. Saat itu, kami sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Jika virus itu mulai merebak, sekitar 40 ribu fans yang datang ke San Siro (Milan), sudah pasti terinfeksi," ungkap Gori dikutip Marca.

Baca Juga: Berhasil Sembuh dari Corona, Pria Ini Ceritakan Sedihnya Menyaksikan Dua Orang yang Bersamanya Perlahan Meninggal Karena Virus Tersebut

"Tak ada yang tahu bahwa virus itu 'bergentayangan' di sekitar kita.

"Banyak sekali yang menyaksikan pertandingan itu secara bergerombol dan banyak sekali kontak fisik malam itu. Virus itu menyebar dari satu orang ke orang-orang lain," tandas dia.

Senada dengannya, kapten Atalanta, Alejandro Gomez, juga mengakui bahwa laga Atalanta vs Valencia di San Siro adalah biang kerok Covid-19 di Italia.

"Pada awalnya, banyak sekali misinformasi, kami menganggapnya remeh," ujar Gomez dikutip dari Football Italia.

"Kami pikir itu adalah flu biasa dan kami bisa melanjutkan pertandingan secara normal."

"Ketika kematian muncul, kami mulai khawatir. Seseorang di San Siro sudah terjangkit. Kami semua menunggu apakah semua dari kita memperlihatkan gejala." tambahnya.

"Mengizinkan memainkan laga tersebut sangat ngeri. Tidak ada pengecekan dari Valencia, semuanya sangat santai."

"Saya pikir situasi di Bergamo saat ini ada hubungannya dengan laga Liga Champions tersebut."

"Ada 12 ribu penduduk di sini dan 45 ribu penonton di Stadion San Siro saat itu," tambahnya.

Baca Juga: 'Tak Ada yang Pantas Dapatkan Kematian Semengerikan Ini', Kisah Sebuah Desa Indah yang Diselimuti 'Awan Hitam Corona' dengan Pemakaman yang Bisu

Meski tidak digelar di Bergamo, rakyat Bergamo berbondong-bondong menuju Milan untuk menyaksikan tim kesayangan mereka, Atalanta, melawan Valencia walau harus menempuh jarak sejauh 60 km.

Setidaknya pada laga tersebut ada lebih dari 45.000 orang yang memadati Stadion San Siro, termasuk juga suporter Valencia yang bertandang.

Laga tersebut terpaksa digelar di Stadion Giuseppe Meazza karena markas Atalanta di Atleti Azzurri d’Italia, Bergamo, tidak lolos standar UEFA untuk menggelar laga Liga Champions.

(Mochamad Sadheli)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tinta Emas Atalanta di Liga Champions "Dibayar" Ribuan Nyawa".

Artikel Terkait