Advertorial

Benarkah Daging Ikan Salmon Hasil Budi Daya Harus Dihindari karena Banyak Mengandung Racun?

Masrurroh Ummu Kulsum
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Ikan salmon yang dibudidaya dianggap sebagai salah satu makanan paling berbahaya di dunia, bahkan dapat menyebabkan kanker.
Ikan salmon yang dibudidaya dianggap sebagai salah satu makanan paling berbahaya di dunia, bahkan dapat menyebabkan kanker.

Intisari-Online.com - Seperti yang kita tahu, ikan salmon kaya akan kandungan gizinya seperti Omega 3, berbagai macam vitamin, hingga protein kualitas tinggi.

Tapi para ahli mengatakan hal berbeda pada ikan salmon yang dibudidayakan, melansir dari goodfullness.net.

Selama pembuatan film dokumenter berjudul Fillet-Oh-Fish, sutradara Nicolas Daniels melakukan kunjungan ke fjord Norwegia, daerah pembudidayaan ikan salmon.

Temuan mencengangkan didapatkan, terdapat lapisan limbah seringgi 15 meter yang terdiri dari bakteri, obat-obatan, dan pestisida.

BACA JUGA:Fantastis, Peternakan Kecoak Terbesar di Dunia ini Hasilkan 6 Miliar Kecoak dalam Setahun, Untuk Apa?

Padahal, pembudidayaan ikan salmon yang dilakukan di perairan terbuka, itu hampir tidak mungkin mengandung polusi.

Menurut Dr. Joseph Mercola, "Perikanan hari ini dihadapkan pada berbagai masalah berat, dari penangkapan ikan berlebihan hingga polusi kimia dan mutasi genetik dari paparan racun."

Salmon yang dibudidayakan telah terbukti lima kali lebih beracun daripada produk makanan lainnya yang diuji.

Bahkan aktivis lingkungan Norwegia Kurt Oddekalv mengklaim salmon yang dibudidayakan saat ini adalah salah satu makanan paling beracun di dunia.

Dia menambahkan, "Budidaya salmon berarti bencana baik untuk lingkungan dan untuk kesehatan manusia."

Dr Anne-Lise Birch Monsen, seorang ahli biologi University of Bergen Norwegia mengatakan, "Saya tidak menganjurkan wanita hamil, anak-anak atau remaja makan salmon yang dibudidayakan."

"Tidak pasti baik karena kandungan racun di dalamnya dam bagaimana bagaimana obat-obatan ini mempengaruhi anak-anak, remaja, dan wanita hamil," tambahnya.

Dia juga menambahkan kontaminan yang terdeteksi dalam salmon yang dibudidayakan memiliki efek negatif pada perkembangan otak, berhubungan dengan autisme, bahkan sistem kekebalan dan metabolisme tubuh.

Selain itu, menurut Living Traditionaly, makan lebih dari satu kali salmon yang dibudidayakan dalam sebulan dapat meningkatkan risiko kanker di masa depan karena kandungan dioks di dalamnya.

BACA JUGA:Terlilit Hutang, Ibu Hamil Ini Justru yang Disandera Majikan Suaminya

Meskipun begitu, pendapat berbeda dikemukakan dalam straitstimes.com.

Beberapa fakta mengejutkan tentang salmon yang dibudidayakan diungkap oleh Mr Jon Erik Steenslid, direktur regional Dewan Makanan Laut Norwegia dari Asia Tenggara.

Ia membandingkan antara salmon yang dibudidayakan dengan salmon liar.

1. Salmon yang dibudidayakan megandung lebih sedikit parasit dibandingkan salmon liar.

Ini karena makanan yang diberikan pada salmon yang dibudidayakan dikendalikan dan dijaga oleh peternak.

Sedangkan salmon liar dapat dengan mudah terkontaminasi parasit dari mangsanya.

2. Salmon yang dibudidayakan lebih segar daripada salmon liar.

Salmon yang dibudidayakan lebih segar karena tersedia sepanjang tahun, kualitasnya dapat dikontrol.

Sedangkan salmon liar ketersediannya bersifat musiman, sehingga sering dijual di pasaran dalam produk beku.

BACA JUGA:(Foto) 11 Deretan Foto Kendaraan Dengan Muatan Terbanyak Salah Satunya Dari Indonesia

3. Salmon yang dibudidayakan tidak selalu mengandung GMO.

Salmon yang dibudidayakan tidak selalu memgandung parasit dan organisme hasil rekayasa genetika (GMO).

Contohnya salmon Norwegia, transgenik tidak diperbolehkan di Norwegia, bahkan makanan untuk salmon tidak dimodifikasi secara genetik.

4. Salmon yang dibudidayakan biasanya dikembangbiakkan dalam kondisi bersih dan terkontrol.

Menurut Mr Steenslid , salmon yang dibudidayakan diberi pakan dengan bahan-bahan bersih.

Berbeda dengan salmon liar yang tidak mendapat kontrol seperti itu.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Research, tingkat kontaminan dioksin, merkuri dan zat lainnya lebih tinggi pada ikan salmon liar daripada salmon yang dibudidayakan.

5. Salmon yang dibudidayakan kebanyakan dibesarkan di lingkungan yang luas.

Tidak semua salmon yang dibudidayakan dibesarkan di lingkungan yang penuh sesak.

Peraturan Norwegia menyatakan air untuk budiaya salmon harus mengambil 97,5 persen, ruang 200m x 50m pena ikan, sehingga salmon memiliki banyak ruang untuk berenang.

Menurut Steenslid , baik salmon yang dibudidayakan atau liar umumnya adalah pilihan yang sehat.

Itu tergantung bagaimana Anda memakannya.

Misalnya jika ingin mengonsumsi secara mentah, Steenslid merekomendasikan untuk memilih salmon yan dibudidayakan.

BACA JUGA:Ketika Para Pilot AU Irak Harus Bertaruh Nyawa di Udara Melawan Keroyokan Pilot Sekutu Pada Perang Teluk I

Artikel Terkait