Advertorial
Intisari-Online.com -Viral, area kuburan dijadikan tempat sekelompok orang dangdutan sampai pagi.
Kuburan atau Tempat Pemakaman sendiri merupakan tempat yang dianggap sakral oleh orang-orang.
Pasalnya, di sana lah tempat orang-orang meninggal disemayamkan.
Wajar saja jika orang-orang dibuat resah dengan kelakuan sekelompok orang tersebut, terlebih suara mereka pun dianggap mengganggu.
Sebuah video viral di media sosial menampilkan area kuburan di Jalan Swadaya, Pancoranmas, Depok, Jawa Barat dipakai sebagai tempat berdangdut.
Dalam video versi akun Instagram @depok24jam, video dangdutan di kuburan itu direkam pada hari Minggu (8/3/2020).
Pengirim video tersebut merasa terganggu, karena di perkuburan tersebut orangtuanya dimakamkan.
Ditemui wartawan pada Kamis (12/3/2020), Fuad, penjaga perkuburan tersebut tak menampik kabar itu.
Namun, ia meluruskan bahwa gelaran dangdut itu tidak di tengah area perkuburan, melainkan di pinggir.
"Dangdut seminggu sekali, ya, kalau enggak ya 2 minggu sekali lah," kata dia di tepi lokasi perkuburan, Kamis.
Fuad berujar, dangdutan yang menurut dia diadakan oleh warga RW 08 itu acapkali jalan terus hingga dini hari.
Padahal, mereka bernyanyi-nyanyi sejak sore hari.
"Dari sore sampai pukul 01.00 WIB. Siang mah enggak ada. Mulai setelah asar (petang), dah. Sepuasnya dia saja," kata Fuad.
Ia berujar bahwa orang-orang tersebut sudah kerap kali menerima teguran agar tak lagi dangdutan di tempat yang tak sepantasnya itu.
Tak gubris teguran
Namun, Fuad menyebutkan, teguran yang datang tak pernah digubris.
Mereka tetap dangdutan di sana sejak sore hingga dini hari sekali tiap akhir pekan.
"Kita anggap orang-orang gila saja semuanya, enggak usah ditanya-tanya. Jawabnya kadang juga yang tidak-tidak. Saya sudah beberapa kali menegur, tetap," kata Fuad.
Ia memastikan, orang-orang itu dangdutan bukan dalam rangka latihan atau sekadar check sound.
Mereka rutin melakukannya, menyewa gerobak dangdut keliling.
Bahkan, saking rutinnya kegiatan itu berlangsung, Fuad sampai tak ingat lagi kapan kebiasaan tersebut awalnya bermula.
"Sudah lama juga. Lupa dari tahun berapa," kata dia.
Baca Juga: Tak Seperti China atau Italia, Mengapa Indonesia Tak 'Lockdown' Wilayah Ditemukan Corona?
Menurut Fuad, warga pun lama-lama mengabaikan mereka dan pilih merelakan separuh malamnya diganggu oleh suara bising dangdut.
"Pokoknya dia mah seenaknya saja, 'seenak udel' kalau kata orang Betawi, mah. Tetep cuek saja," kata Fuad.
Ia tak tahu apakah orang-orang yang berdangdut ria di perkuburan tersebut juga menggunakan kesempatan itu untuk mabuk-mabukan atau tidak.
Yang jelas, Fuad agak sulit mengusir mereka karena mereka berdangdut ria di pinggir perkuburan.
"Di pinggir sih sebelah sana. Yang nyanyi ya pasti agak ke dalam, enggak mungkin di jalan, sempit," kata dia.
"Dari pihak RT sendiri sudah pernah negor, tapi tetap enggak digubris. Susah," tutup dia.
Harap aparat turun tangan Aparat Pemerintah Kota Depok dan kepolisian diminta turun menangani kasus ini.
Pasalnya, dangdutan yang kabarnya rutin diadakan oleh sekelompok orang tiap akhir pekan ini juga mengganggu warga sekitar lantaran dihelat dari sore sampai dini hari.
"Jelas kalau itu mah, terusik. Lah kencang, orang-orang pada nanya itu siapa, ngapain, saya bilang, lah orang gila kok ditanya," kata Fuad.
"Bukan saya doang yang terganggu, semua masyarakat," ia melanjutkan.
Ditambah lagi, dangdutan di perkuburan ini bukan hanya mengganggu warga sekitar.
Tindakan ini jelas dipandang tak layak dilakukan di perkuburan, area yang bagi sebagian kalangan dianggap sakral.
"Harusnya benar-benar kita hargai, orangtua, nenek, kakek kita di situ. Ya Allah, itu makam ya, almarhum di sana tapi anak-anaknya pada joget," tutur Fuad.
"Harapan saya sebagai pengurus makam di sini, ya, petugas atau kepolisian datang ke tempat ini. Satu, biar dia jera saja. Enggak bikin dangdutan mulu di sini," tambah Fuad.
Baca Juga: Ternyata Kaos Kaki dan Cuka Apel Bisa Dipakai untuk Menurunkan Panas saat Demam, Bagaimana Caranya?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ketika Kuburan di Depok Seenaknya Dijadikan Tempat Dangdutan, Protes Warga Pun Tak Mempan