Advertorial

Berlumuran Darah, ABG ini Dengan Tenang Akui Jika Ia Mencoba Membunuh Temannya Sendiri, Mirip ABG yang Bunuh Balita di Sawah Besar, Penggeraknya pun Juga Sosok Internet Menakutkan ini

May N

Editor

Intisari-online.com -Kasus ABG bunuh balita 6 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat membuat banyak pihak kaget.

Masih dalam pengawasan polisi dan psikolog, gadis berinisial AF yang masih SMP tersebut awalnya dikira bercanda oleh polisi.

Ia datang ke kantor polisi lalu dengan tenang mengaku jika telah melakukan pembunuhan dan mayatnya masih ada di kamarnya.

Bahkan, status di Facebooknya sudah beredar.

Baca Juga: Kisah Turiyan, Hidup Mandiri Meski Alami Lumpuh 47 Tahun Bermula Saat Kelas 2 SD, Gunakan Mobil-mobilan Pengganti Kursi Roda: 'Ini Saya Buat Sendiri'

Diberitakan sebelumnya jika gadis tersebut mengidolakan sosok meme internet Slender Man.

Tahukah Anda, dunia pernah mencatat kasus upaya pembunuhan yang juga digerakkan oleh sosok yang sama.

Melansir Mirror dan The Sun, seorang gadis berumur 12 tahun mengaku kepada polisi jika ia mencoba membunuh temannya sendiri.

Hal tersebut dikatakan oleh seorang polisi, dengan gadis tersebut duduk berlumuran darah.

Baca Juga: Dibekuk Bak Penjahat Kriminal, Beginilah Polisi di China Mengamankan Pasien Virus Corona yang Menolak Menggunakan Masker

Anehnya, gadis itu tetap tenang saat akui kejahatannya.

Kasus yang terjadi pada 30/5/2014 tersebut melibatkan Morgan Geyser (12) dan Anissa Weier (12) di Wisconsin, Amerika Serikat.

Korban mereka adalah teman sekelas mereka, Payton Leutner.

Berawal dari Payton Leutner (12) yang diajak menginap di salah satu rumah keduanya.

Baca Juga: Pasca Pesta Pernikahannya dengan Wanita 7 Tahun Lebih Tua, Uang di ATM Aktor Ini Sisa Rp300 Ribu, Ini Alasan Pria Sukai Wanita yang Lebih Tua

Selanjutnya, mereka lakukan aktivitas bermain di luar rumah.

Tiba-tiba, Payton ditusuk sebanyak 19 kali oleh keduanya.

Lebih buruk lagi, keduanya segera meninggalkan Payton untuk meninggal di tempat.

Payton berhasil selamat, tetapi luka fisik dan kejiwaannya sudah tidak bisa diselamatkan.

Baca Juga: Jumlah Korban Virus Corona Capai 109.976 Orang, Ayo Kenali Gejala Infeksi Virus Corona dari Jenis Batuk

Pengusutan dari kasus serangan tersebut akhirnya memvonis Morgan dan Anissa dengan hukuman 40 tahun dan 25 tahun penjara.

Pada tahun 2019 silam, salah seorang petugas polisi ingat jika ia pernah menanyai para gadis tersebut saat pengusutan.

Detektif Tom Casey duduk dengan rekan-rekannya di kantor polisi Wisconsin setelah penusukan tersebut.

"Maksudku, dia berada di kantor polisi dan berlumuran darah dan....seakan-akan itu hari yang sangat normal baginya," ujarnya menceritakan Morgan di acara 20/20, salah satu acara di stasiun TV ABC.

Baca Juga: Di Indonesia Sudah Ada 6 Pasien Terinfeksi Virus Corona, Hati-hati! Inilah Alasan Mengapa Jangan Sampai Terinfeksi Virus Corona, Meski Bisa Disembuhkan Dampak Mengerikan Ini Tidak Akan Hilang

Saat detektif menanyai para gadis apakah Payton hidup atau meninggal, keduanya seperti tidak khawatir kondisinya.

"Aku sekalian saja mengatakannya. Kami berusaha membunuhnya," ujar Morgan seperti diingat oleh Detektif Casey.

"Aku sudah tahu jika aku akan mendapat masalah, karena ibuku selalu bilang apapun akan menangkap kesalahanku, dan ini terjadi."

Pengaruh Slender Man

Baca Juga: Tidak Hanya Pegawai Tidak Terlatih, ini Dia Kebobrokan Ekonomi China yang Buat Lambatnya Respon Negara itu Hadapi Mewabahnya Virus Corona

Sementara itu Anissa mengatakan kepada Detektif Michelle Trussoni saat ia takut dengan Slender Man, sosok karakter tinggi tanpa wajah yang hidup di situs-situs horor.

Anissa yakin jika figur tersebut benar-benar nyata setelah melihatnya, dengan yakin, saat berkendara dengan bus.

Anissa mengatakan "sangat menakutkan" untuk berpikir jika Slender Man dapat membunuhnya dan keluarganya dalam 3 detik.

Baca Juga: Ada 6 Pasien Positif Virus Corona, Begini Klaster Penyebaran Virus Corona di Indonesia

Sama-sama mengenyam pendidikan di tempat yang sama, Morgan dan Anissa memikirkan rencana pembunuhan yang sempurna.

Mereka mengundang Payton dan niatnya menusuknya malam itu juga, tetapi hal tersebut tidak berhasil.

Akhirnya, sehari setelahnya, mereka mengambil pisau dapur dan membawa Payton ke sebuah hutan dekat rumah.

Setelah bermain beberapa jam, mereka memulai bermain petak umpet dan saat Payton lengah, mereka jatuhkan Payton.

Baca Juga: Jadi Lokasi Rumah Sakit Khusus Corona, Ini 5 Fakta Eks Kamp Vietnam di Pulau Galang, Ada 50 Kamar Isolasi hingga Bisa Tampung 1.000 Pasien

Dia disekap dan ditusuk berulang kali, sementara Morgan berteriak: "Jangan takut, aku hanya kucing kecil."

Sebelum mereka melarikan diri, mereka bilang ke Payton jika mereka akan mencari bantuan.

Dalam wawancaranya dengan polisi Anissa mengatakan: "kami bilang padanya kami akan mencari bantuan. Namun kami lari dan biarkan dia."

Saat Payton ditemukan dan dibawa ke rumah sakit dengan ambulans, gadis tidak bersalah itu ceritakan kepada polisi tetang apa yang terjadi padanya.

Baca Juga: Ponsel Anaknya Disita Sekolah, Wali Murid Datang Bawa Pistol dan Aniaya Kepala Sekolah: Ini Hukuman Jika Warga Sipil Memiliki Senjata Api Tanpa Izin

Detektif segera mencari kedua gadis tersebut.

Morgan dan Anissa segera pergi ke Hutan Nasional Nicolet, tempat mereka percaya kastil Slender Man berada.

Keduanya ditemukan beberapa kilometer kemudian, mereka membawa stik buah semisal mereka lapar dan perlu energi.

Saat investigator menggeledah barang milik keduanya, mereka temukan gambar karakter mengerikan di loker sekolah Morgan dan kamarnya.

Baca Juga: Lagi, Kim Jong Un Luncurkan Misil Tidak Dikenal, Kini Wilayah ini Jadi Sasaran, Padahal Sebelumnya Kirim Surat 'Kenyamanan' Hadapi Wabah Virus Corona, 'Ini Semua Salah Trump'

Mirip dengan yang dimiliki oleh AF di kamarnya.

Tidak hanya itu, Morgan juga telah memutilasi boneka miliknya.

Psikiater kemudian mendiagnosanya dengan schizophrenia dini.

Kedua gadis ini sekarang sudah di usia menjelang 20 tahun.

Baca Juga: Rasakan Sakit di Punggung Bawah, Wanita ini Rupanya Idap Penyakit Langka

Mereka ditahan di Rumah Sakit Jiwa Winnebago di Wisconsin.

Alasan di balik serangan

Serangan mereka terhadap Payton adalah untuk buktikan keberadaan Slender Man.

Mereka katakan pada polisi mereka ingin buktikan loyalitas mereka dan menjadi pengikutnya.

Baca Juga: Keberadaannya Misterius, Suku Lingon yang Merupakan Suku Asli Indonesia Penduduknya Memiliki Mata Biru Bak 'Bule'

Serta, mereka katakan jika mereka lindungi keluarga mereka dari hal berbahaya dengan menikam Payton.

Mereka yakin satu-satunya caranya menjadi pengikut karakter tersebut adalah dengan membunuh seseorang.

Artikel Terkait