Advertorial
Intisari-online.com -Kasus ABG bunuh balita 6 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat membuat banyak pihak kaget.
Masih dalam pengawasan polisi dan psikolog, gadis berinisial AF yang masih SMP tersebut awalnya dikira bercanda oleh polisi.
Ia datang ke kantor polisi lalu dengan tenang mengaku jika telah melakukan pembunuhan dan mayatnya masih ada di kamarnya.
Bahkan, status di Facebooknya sudah beredar.
Diberitakan sebelumnya jika gadis tersebut mengidolakan sosok meme internet Slender Man.
Tahukah Anda, dunia pernah mencatat kasus upaya pembunuhan yang juga digerakkan oleh sosok yang sama.
Melansir Mirror dan The Sun, seorang gadis berumur 12 tahun mengaku kepada polisi jika ia mencoba membunuh temannya sendiri.
Hal tersebut dikatakan oleh seorang polisi, dengan gadis tersebut duduk berlumuran darah.
Anehnya, gadis itu tetap tenang saat akui kejahatannya.
Kasus yang terjadi pada 30/5/2014 tersebut melibatkan Morgan Geyser (12) dan Anissa Weier (12) di Wisconsin, Amerika Serikat.
Korban mereka adalah teman sekelas mereka, Payton Leutner.
Berawal dari Payton Leutner (12) yang diajak menginap di salah satu rumah keduanya.
Selanjutnya, mereka lakukan aktivitas bermain di luar rumah.
Tiba-tiba, Payton ditusuk sebanyak 19 kali oleh keduanya.
Lebih buruk lagi, keduanya segera meninggalkan Payton untuk meninggal di tempat.
Payton berhasil selamat, tetapi luka fisik dan kejiwaannya sudah tidak bisa diselamatkan.
Pengusutan dari kasus serangan tersebut akhirnya memvonis Morgan dan Anissa dengan hukuman 40 tahun dan 25 tahun penjara.
Pada tahun 2019 silam, salah seorang petugas polisi ingat jika ia pernah menanyai para gadis tersebut saat pengusutan.
Detektif Tom Casey duduk dengan rekan-rekannya di kantor polisi Wisconsin setelah penusukan tersebut.
"Maksudku, dia berada di kantor polisi dan berlumuran darah dan....seakan-akan itu hari yang sangat normal baginya," ujarnya menceritakan Morgan di acara 20/20, salah satu acara di stasiun TV ABC.
Saat detektif menanyai para gadis apakah Payton hidup atau meninggal, keduanya seperti tidak khawatir kondisinya.
"Aku sekalian saja mengatakannya. Kami berusaha membunuhnya," ujar Morgan seperti diingat oleh Detektif Casey.
"Aku sudah tahu jika aku akan mendapat masalah, karena ibuku selalu bilang apapun akan menangkap kesalahanku, dan ini terjadi."
Pengaruh Slender Man
Sementara itu Anissa mengatakan kepada Detektif Michelle Trussoni saat ia takut dengan Slender Man, sosok karakter tinggi tanpa wajah yang hidup di situs-situs horor.
Anissa yakin jika figur tersebut benar-benar nyata setelah melihatnya, dengan yakin, saat berkendara dengan bus.
Anissa mengatakan "sangat menakutkan" untuk berpikir jika Slender Man dapat membunuhnya dan keluarganya dalam 3 detik.
Baca Juga: Ada 6 Pasien Positif Virus Corona, Begini Klaster Penyebaran Virus Corona di Indonesia
Sama-sama mengenyam pendidikan di tempat yang sama, Morgan dan Anissa memikirkan rencana pembunuhan yang sempurna.
Mereka mengundang Payton dan niatnya menusuknya malam itu juga, tetapi hal tersebut tidak berhasil.
Akhirnya, sehari setelahnya, mereka mengambil pisau dapur dan membawa Payton ke sebuah hutan dekat rumah.
Setelah bermain beberapa jam, mereka memulai bermain petak umpet dan saat Payton lengah, mereka jatuhkan Payton.
Dia disekap dan ditusuk berulang kali, sementara Morgan berteriak: "Jangan takut, aku hanya kucing kecil."
Sebelum mereka melarikan diri, mereka bilang ke Payton jika mereka akan mencari bantuan.
Dalam wawancaranya dengan polisi Anissa mengatakan: "kami bilang padanya kami akan mencari bantuan. Namun kami lari dan biarkan dia."
Saat Payton ditemukan dan dibawa ke rumah sakit dengan ambulans, gadis tidak bersalah itu ceritakan kepada polisi tetang apa yang terjadi padanya.
Detektif segera mencari kedua gadis tersebut.
Morgan dan Anissa segera pergi ke Hutan Nasional Nicolet, tempat mereka percaya kastil Slender Man berada.
Keduanya ditemukan beberapa kilometer kemudian, mereka membawa stik buah semisal mereka lapar dan perlu energi.
Saat investigator menggeledah barang milik keduanya, mereka temukan gambar karakter mengerikan di loker sekolah Morgan dan kamarnya.
Mirip dengan yang dimiliki oleh AF di kamarnya.
Tidak hanya itu, Morgan juga telah memutilasi boneka miliknya.
Psikiater kemudian mendiagnosanya dengan schizophrenia dini.
Kedua gadis ini sekarang sudah di usia menjelang 20 tahun.
Baca Juga: Rasakan Sakit di Punggung Bawah, Wanita ini Rupanya Idap Penyakit Langka
Mereka ditahan di Rumah Sakit Jiwa Winnebago di Wisconsin.
Alasan di balik serangan
Serangan mereka terhadap Payton adalah untuk buktikan keberadaan Slender Man.
Mereka katakan pada polisi mereka ingin buktikan loyalitas mereka dan menjadi pengikutnya.
Serta, mereka katakan jika mereka lindungi keluarga mereka dari hal berbahaya dengan menikam Payton.
Mereka yakin satu-satunya caranya menjadi pengikut karakter tersebut adalah dengan membunuh seseorang.