Advertorial
Intisari-online.com - BEIJING. Shanghai mengetatkan pemeriksaaan di bandara pada hari Sabtu.
Hal itu dilakukan setelah infeksi coronavirus yang diimpor dari Italia dan Iran muncul sebagai sumber terbesar kasus baru di China di luar Hubei, provinsi tempat wabah itu bermula.
China mendata 99 kasus baru yang dikonfirmasi pada hari Jumat, menurut data resmi.
Dari 25 yang berada di luar Hubei, 24 di antaranya berasal dari luar China.
Shanghai, yang memiliki tiga kasus baru yang berasal dari luar negeri pada hari Jumat, mengatakan akan meningkatkan langkah-langkah pengendalian di perbatasan, yang telah menjadi "medan perang utama".
Pada konferensi pers, pejabat Bea Cukai Shanghai mengatakan kota mereka akan memeriksa semua penumpang dari negara-negara yang terkena dampak virus, selain langkah-langkah bandara lainnya.
Shanghai sudah mewajibkan penumpang yang terbang dari negara-negara tersebut, terlepas dari kebangsaannya, dikarantina selama 14 hari.
Mereka akan dipulangkan dengan kendaraan yang disediakan oleh pemerintah.
Pemeriksaan lebih ketat telah memperpanjang waktu tunggu di Bandara Internasional Pudong Shanghai.
Beberapa penumpang mengatakan mereka harus menunggu selama tujuh jam.
Pemerintah Shanghai bersumpah pada hari Sabtu untuk menjatuhkan sanksi terhadap penumpang yang menyembunyikan infeksinya.
Polisi Beijing akan bekerja dengan departemen lain untuk mencegah infeksi impor.
Update Virus Corona 8 Maret: 105.837 Terinfeksi, Angka Kesembuhan Meningkat
Berdasarkan situs real time Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE, angka terkait kasus ini terus meningkat.
Per Minggu pagi, tercatat 105.837 kasus virus corona merebak di lebih dari 90 negara di dunia.
Jumlah kasus tertinggi masih di China, dan diikuti oleh Korea Selatan, Italia, Iran, Perancis, dan Jerman.
Meski demikian, jumlah pasien yang sembuh dari virus tersebut juga mengalami peningkatan menjadi 58.367 dibandingkan sehari sebelumnya, sekitar 55.000 orang.
Angka tersebut lebih dari 50 persen kasus virus corona yang sembuh.
WHO Peringatkan Semua Negara Prioritaskan Penanganan Corona
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa semua negara harus memprioritaskan pemberantasan Covid-19.
Pada Jumat (6/3/2020), WHO melakukan konferensi pers untuk menjelaskan langkah menanggulagi wabah ini selanjutnya.
Memperlambat epidemi akan memungkinkan persiapan matang bagi rumah sakit.
Sementara itu, otoritas WHO juga mengatakan bahwa penyebaran wabah ini tidak akan berkurang kendati musim panas datang.
Belum ada bukti yang bisa menunjang hal ini.
"Kita saat ini ada di ambang kasus mencapai 100.000 yang terkonfirmasi," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada awak media di Jenewa dilansir Straits Times.
"(Epidemi) ini secara geografis meluas dan sangat memprihatinkan."
"Kami terus merekomendasikan semua negara agar menempatkan Covid-19 sebagai prioritas," tambahnya.
"Di dunia yang global ini, satu-satunya pilihan adalah berdiri bersama," jelasnya.
Sampai berita ini diturunkan, kasus Covid-19 di seluruh dunia sudah melampaui angka 100.000
Yaitu sejumlah 102.223 dengan 3.495 korban jiwa.
Sementara itu 57.661 orang mayoritas di China, dinyatakan telah pulih.
Bahkan, negara yang mengonfirmasi kasus sudah mencapai angka 100 yaitu 96 totalnya.
Korea Selatan, Iran, dan Italia mengantongi kasus terbanyak di luar China.
Sekaligus menjadi pusat penyebaran di Timur Tengah dan Eropa.
Bahkan, Iran dikatakan menjadi negara dengan infeksi yang tinggi.
Sebab pada Jumat lalu, kasusnya melonjak sebanyak 124 jiwa.
Dimana 17 orang dinyatakan meninggal dan lebih dari 1.000 kasus baru didiagnosis selama kurang lebih 24 jam jelas otoritas kesehatan setempat.
Sebagian artikel ini pernah tayang diKontan.co.id dengan judul asli "China giliran impor corona, 24 kasus baru terakhir terjangkit di luar negeri"