"Kami saat ini tidak memiliki prosedur khusus untuk orang yang datang dari negara lain selain karantina 14 hari," kata Wang Xue, seorang pejabat di Biro Pemeriksaan dan Karantina Masuk dan Keluar Chengdu, mengatakan kepada Al Jazeera.
Tetapi, kata Wang, jika ada seseorang yang datang dari daerah berisiko tinggi, seperti Korea Selatan, Iran, atau Italia, China memiliki staf yang akan menindak lanjuti para penumpang selama masa karantina untuk memastikan tidak ada risiko penularan virus.
Di antara semua negara yang berjuang melawan corona, Iran dengan lebih dari 2.000 kasus terinfeksi dan lebih dari 70 kematian, memiliki potensi untuk mengekspor sejumlah besar kasus yang dikonfirmasi kembali ke China.
Hubungan antara kedua negara telah meluas saat sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS) atas Iran.
Baca Juga: Hampir Semuanya Kita Gunakan Sehari-hari, Inilah 9 Benda yang Jadi 'Media' Penyebaran Virus Corona
Lebih dari 700 mahasiswa Tiongkok sedang belajar di Qom, pusat penyebaran wabah corona di Iran, menurut seorang mahasiswa Cina di Universitas Qom.
Ibukota, Teheran, adalah tuan rumah bagi komunitas China, banyak yang bekerja di bidang konstruksi, katering, dan industri lainnya, termasuk banyak mahasiswa di Universitas Teheran.
Dengan pelepasan persyaratan visa pemerintah Iran pada bulan September 2019, semakin banyak wisatawan mengunjungi Iran.
Antara September dan Desember tahun lalu, jumlah wisatawan Tiongkok yang memasuki Iran naik 130.000 orang dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, menurut ke kantor berita resmi Iran, IRNA.
Untuk mencoba dan menghindari penyebaran virus lebih lanjut dan dengan meningkatnya kesulitan dalam melacak sejarah perjalanan penumpang yang ditimbulkan oleh penerbangan tidak langsung, semua warga negara Cina di Iran telah disarankan untuk terbang langsung kembali ke China daripada transit melalui lokasi lain.
Source | : | kontan |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR